Wednesday, April 23, 2008

7 Am

Suara gaduh kian lama kian menguat. Satu per satu penghuni kendaraan ini datang. Menyimak beberapa detik, lalu segera pendatang baru ini pun bergabung dalam pembicaraan.

Jika diperhatikan, suara ini sangat mirip dengan suara di sebuah pasar di Jakarta, Pasar Tanah Abang. Selain jumlahnya yang kian banyak, bahasa yang digunakanpun semakin beragam, tidak hanya satu atau dua, bisa sampai enam atau lebih jenis bahasa. Ada bahasa jawa, sunda, Indonesia, tagalog, arab, hindi, tamil, urdu dan Inggris.

Tema pembicaraan pun beragam, ada yang bicara tentang Cricket, sepakbola, ada yang membahas harga saham yang di milikinya merosot perlahan namun pasti, atau harga minyak yang melesat tinggi bagai tak terkendali. Dan ada pula yang bisik-bisik dan malu-malu bicara tentang polygami.

Berbicara semakin kencang, jelas bukan untuk memetakan dominasi satu diantara lainnya. Tapi sekedar agar yang dibicarakannya terdengar, agar maksudnya tersampaikan.

Cuaca yang kian terik, karena musim mendekati musim panas. Temperatur pagi hari di sini seperti tengah hari lebih sedikit, di negeri lain. Padahal waktu masih menunjukan pukul tujuh lebih 15 menit. Menghadapi kondisi seperti ini, aksesoris standard semisal sunglasses sudah harus dikenakan, sejak keluar dari pintu gedung tempat berkarya. Namun hal ini tidak sedikitpun menyurutkan semangat mereka. Pembicaraan mereka tidak merendah sedikitpun, padahal mereka baru saja pulang bekerja pada waktu orang umumnya tertidur.

Suara radio dari kendaraan ikut menambah semarak, sebuah lagu berbahasa arab mengalun, entah tentang apa, entah siapa yang menyanyi. Jangankan mengerti terdengar jelaspun tidak. Tapi kemungkinan besar penyanyinya cantik. Sedikit sok tahu sebetulnya. Tapi tak apalah, toh seseorang sudah mencapku sebagai laki-laki yang sok tahu, apa dayaku.

*-*-*-*

Perlahan kendaraan berjalan, satu kilometer kedepan mereka masih mengobrol, empat kilometer berikutnya 50 persen plus 1 penumpang tertidur, 11 kilometer lebih 125 meter akhirnya hampir semua penumpang tertidur, diiringi hembusan sejuk AC dan suara merdu nyanyian berbahasa arab, tapi tentu saja bukan lagu yang tadi.. Tapi tunggu masih ada dua orang yang masih terjaga. Seperti mengawal jalannya perjalanan 60 Km kendaraan ini dari Massaeid ke Doha. Ternyata mereka itu adalah supir bus dan penumpang yang menulis kisah ini, tentu saja.

No comments:

Post a Comment

You're welcome, drop your comments here...

Note: Only a member of this blog may post a comment.