Friday, September 21, 2007

I Want To Be Like Dad

Sebuah kisah, Suatu hari suami saya rapat dengan beberapa rekan bisnisnya yang kebetulan mereka sudah mendekati usia 60 tahun dan dikaruniai beberapa orang cucu. Di sela-sela pembicaraan serius tentang bisnis, para kakek yang masih aktif itu sempat juga berbagi pengalaman tentang kehidupan keluarga di masa senja usia.Suami saya yang kebetulan paling muda dan masih mempunyai anak balita, mendapatkan pelajaran yang sangat berharga, dan untuk itu saya merasa berterima kasih kepada rekan-rekan bisnisnya tersebut. Mengapa?Inilah kira-kira kisah mereka. Salah satu dari mereka kebetulan akan ke Bali untuk urusan bisnis, dan minta tolong diatur tiket kepulangannya melalui Surabaya karena akan singgah ke rumah anaknya yang bekerja di sana. Di situlah awal pembicaraan "menyimpang" dimulai. Ia mengeluh, "Susah anak saya ini, masak sih untuk bertemu bapaknya saja sulitnya bukan main." "Kalau saya telepon dulu, pasti nanti dia akan berkata jangan datang sekarang karena masih banyak urusan. Lebih baik datang saja tiba-tiba, yang penting saya bisa lihat cucu."Kemudian itu ditimpali oleh rekan yang lain. "Kalau Anda jarang bertemu dengan anak karena beda kota, itu masih dapat dimengerti," katanya. "Anak saya yang tinggal satu kota saja, harus pakai perjanjian segala kalau ingin bertemu." "Saya dan istri kadang-kadang merasa begitu kesepian, karena kedua anak saya jarang berkunjung, paling-paling hanya telepon."Ada lagi yang berbagi kesedihannya, ketika ia dan istrinya mengengok anak laki-lakinya, yang istrinya baru melahirkan di salah satu kota di Amerika. Ketika sampai dan baru saja memasuki rumah anaknya, sang anak sudah bertanya, "Kapan Ayah dan Ibu kembali ke Indonesia?" "Bayangkan! Kami menempuh perjalanan hampir dua hari, belum sempat istirahat sudah ditanya kapan pulang."Apa yang digambarkan suami saya tentang mereka, adalah rasa kegetiran dan kesepian yang tengah melanda mereka di hari tua. Padahal mereka adalah para profesional yang begitu berhasil dalam kariernya.Suami saya bertanya, "Apakah suatu saat kita juga akan mengalami hidup seperti mereka?" Untuk menjawab itu, saya sodorkan kepada suami saya sebuah syair lagu berjudul Cat's In the Cradle karya Harry Chapin. Beberapa cuplikan syair tersebut saya terjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia agar relevan untuk konteks Indonesia.Serasa kemarin ketika anakku lahir dengan penuh berkah. Aku harus siap untuknya, sehingga sibuk aku mencari nafkah sampai 'tak ingat kapan pertama kali ia belajar melangkah. Pun kapan ia belajar bicara dan mulai lucu bertingkahNamun aku tahu betul ia pernah berkata,"Aku akan menjadi seperti Ayah kelak" "Ya betul aku ingin seperti Ayah kelak" "Ayah, jam berapa nanti pulang?" "Aku tak tahu 'Nak, tetapi kita akan punya waktu bersama nanti, dan tentu saja kita akan mempunyai waktu indah bersama"Ketika saat anakku ulang tahun yang kesepuluh;Ia berkata, "Terima kasih atas had iah bolanya Ayah, wah ... kita bisa main bola bersama. Ajari aku bagaimana cara melempar bola" "Tentu saja 'Nak, tetapi jangan sekarang, Ayah banyak pekerjaan sekarang" Ia hanya berkata, "Oh ...." Ia melangkah pergi, tetapi senyumnya tidak hilang, seraya berkata, "Aku akan seperti ayahku". "Ya, betul aku akan sepertinya""Ayah, jam berapa nanti pulang?""Aku tak tahu 'Nak, tetapi kita akan punya waktu bersama nanti, dan tentu saja kita akan mempunyai waktu indah bersama"Suatu saat anakku pulang ke rumah dari kuliah; Begitu gagahnya ia, dan aku memanggilnya, "Nak, aku bangga sekali denganmu, duduklah sebentar dengan Ayah" Dia menengok sebentar sambil tersenyum, "Ayah, yang aku perlu sekarang adalah meminjam mobil, mana kuncinya?" "Sampai bertemu nanti Ayah, aku ada janji dengan kawan" "Nak, jam berapa nanti pulang?" "Aku tak tahu 'Yah, tetapi kita akan punya waktu bersama nanti dan tentu saja kita akan mempunyai waktu indah bersama"Aku sudah lama pensiun, dan anakku sudah lama pergi dari rumah; Suatu saat aku meneleponnya."Aku ingin bertemu denganmu, Nak "Ia bilang, "Tentu saja aku senang bertemu Ayah, tetapi sekarang aku tidak ada waktu. Ayah tahu, pekerjaanku begitu menyita waktu, dan anak-anak sekarang sedang flu. Tetapi senang bisa berbicara dengan Ayah, betul aku senang mendengar suara Ayah"Ketika ia menutup teleponnya, aku sekarang menyadari; Dia tumbuh besar persis seperti aku; Ya betul, ternyata anakku persis seperti aku.Rupanya prinsip investasi berlaku pula pada keluarga dan anak. Seorang investor yang berhasil mendapatkan return yang tinggi, adalah yang selalu peduli dan menjaga apa yang diinvestasikannya.
Saya sering melantunkan cuplikan syair tersebut dalam bahasa aslinya,"I'm gonna be like you, Dad, you know I'm gonna be like you",

I Want My Son To Be Like You !


Oleh : Neno Warisman - 'Izinkan Aku Bertutur'

Ketika bayi kecilku berulang tahun pertama, aku mengusulkan perayaannyadengan mengkhatam kan Al Quran di rumah Lalu kubilang pada suamiku: "Supaya iamenjadi penghafal Kitabullah ya,Yah."Suamiku menatap padaku seraya pelan berkata: "Oh ya. Ide bagus itu."Bayi kami itu, kami beri nama Ahmad, mengikuti panggilan Rasulnya. Tidakberapa lama, ia sudah pandai memanggil-manggil kami berdua: Ammaa. Apppaa. Lalu ia menunjuk pada dirinya seraya berkata: Ammat! Maksudnya ia Ahmad. Kami berduasangat bahagia dengan kehadirannya.
Ahmad tumbuh jadi anak cerdas, persis seperti papanya. Pelajaran matematika sederhana sangat mudah dikuasainya. Ah, papanya memang jagomatematika. Ia kebanggaan keluarganya. Sekarang pun sedang S3 di bidangMatematika. Ketika Ahmad ulang tahun kelima, kami mengundang keluarga. Berdandan rapi kami semua. Tibalah saat Ahmad menjadi bosan dan agak mengesalkan.Tiba-tiba ia minta naik ke punggung papanya. Entah apa yang menyebabkan papanya begitu berang, mungkin menganggap Ahmad sudah sekolah, sudah terlalu besar untuk main kuda-kudaan, atau lantaran banyak tamu dan ia kelelahan.Badan Ahmad terhempas ditolak papanya, wajahnya merah, tangisnya pecah, Muhammad terluka hatinya di hari ulang tahunnya kelima.
Sejak hari itu, Ahamadjadi pendiam. Murung ke sekolah, menyendiri di rumah. Ia tak lagi suka bertanya,dan ia menjadi amat mudah marah.Aku coba mendekati suamiku, dan menyampaikan alasanku. Ia sedangmenyelesaikan papernya dan tak mau diganggu oleh urusan seremeh itu, katanya.Tahun demi tahun berlalu. Tak terasa Ahmad telah selesai S1. Pemuda gagah, pandai dan pendiam telah membawakan aku seorang mantu dan seorang cucu.Ketika lahir, cucuku itu, istrinya berseru sambil tertawa-tawa lucu:"Subhanallah! Kulitnya gelap, Mas, persis seperti kulitmu!"Ahmad menoleh dengan kaku, tampak ia tersinggung dan merasa malu."Salahmu. Kamu yang ingin sendiri, kan. Kalau lelaki ingin seperti aku!"
Di tanganku, terajut ruang dan waktu. Terasa ada yang pedih di hatiku.Ada yang mencemaskan aku. Cucuku pulang ke rumah, bulan berlalu.Kami, nenek dan kakeknya, datang bertamu. Ahmad kecil sedang digendongayahnya. Menangis ia. Tiba-tiba Ahmad anakku menyergah sambil berteriakmenghentak, "Ah, gimana sih, kok nggak dikasih pampers anak ini!" Dengan kasardisorongkannya bayi mungil itu.Suamiku membaca korannya, tak tergerak oleh suasana. Ahmad, papa bayiini, segera membersihkan dirinya di kamar mandi.Aku, wanita tua, ruang dan waktu kurajut dalam pedih duka seorang istridanseorang ibu. Aku tak sanggup lagi menahan gelora di dada ini. Pecahlahtangisku serasa sudah berabad aku menyimpannya.Aku rebut koran di tangan suamiku dan kukatakan padanya: "Dulu kauhempaskan Ahmad di lantai itu! Ulang tahun ke lima, kau ingat? Kau tolak iamerangkak di punggungmu! Dan ketika aku minta kau perbaiki, kau bilang kau sibuksekali. Kau dengar? Kau dengar anakmu tadi? Dia tidak suka dipipisi. Dia asing dengan anaknya sendiri!"
Allahumma Shali ala Muhammad. Allahumma Shalli alaihi wassalaam.
Aku ingin anakku menirumu, wahai Nabi. Engkau membopong cucu-cucumu dipunggungmu, engkau bermain berkejaran dengan mereka Engkau bahkan menengokseorang anak yang burung peliharaannya mati. Dan engkau pula yang berkata ketikaseorang ibu merenggut bayinya dari gendonganmu, "Bekas najis ini bisa kuseka,tetapi apakah kau bisa menggantikan saraf halus yang putus di kepalanya?"Aku memandang suamiku yang terpaku. Aku memandang anakku yang tegak diambagai karang tajam. Kupandangi keduanya, berlinangan air mata. Aku tak bolehberputus asa dari Rahmat-Mu, ya Allah, bukankah begitu? Lalu kuambil tangan suamiku, meski kaku, kubimbing ia mendekat kepadaAhmad. Kubawa tangannya menyisir kepala anaknya, yang berpuluh tahun takmerasakan sentuhan tangan seorang ayah yang didamba.Dada Ahmad berguncang menerima belaian. Kukatakan di hadapan merekaberdua, "Lakukanlah ini, permintaan seorang yang akan dijemput ajal yang takmampu mewariskan apa-apa: kecuali Cinta. Lakukanlah, demi setiap anak lelakiyang akan lahir dan menurunkan keturunan demi keturunan. Lakukanlah, untuksebuah perubahan besar di rumah tangga kita! Juga di permukaan dunia.
Tak akanpernah ada perdamaian selama anak laki-laki tak diajarkan rasa kasih dan sayang,ucapan kemesraan, sentuhan dan belaian, bukan hanya pelajaran untuk menjadi jantan seperti yang kalian pahami. Kegagahan tanpa perasaan.Dua laki-laki dewasa mengambang air di mata mereka. Dua laki-laki dewasadan seorang wanita tua terpaku di tempatnya. Memang tak mudah untuk berubah.Tapi harus dimulai. Aku serahkan bayi Ahmad ke pelukan suamiku. Aku bilang: "Takada kata terlambat untuk mulai, Sayang."Dua laki-laki dewasa itu kini belajar kembali. Menggendong bersama,bergantian menggantikan popoknya, pura-pura merancang hari depan si bayi sambiltertawa-tawa berdua, membuka kisah-kisah lama mereka yang penuh kabut rahasia,dan menemukan betapa sesungguhnya di antara keduanya Allah menitipkan perasaan saling membutuhkan yang tak pernah terungkapkan dengan kata, atau sentuhan.Kini tawa mereka memenuhi rongga dadaku yang sesak oleh bahagia, syukurpada-Mu Ya Allah! Engkaulah penolong satu-satunya ketika semua jalan tampakbuntu. Engkaulah cahaya di ujung keputusasaanku.Tiga laki-laki dalam hidupku aku titipkan mereka di tangan-Mu. Kelak, jika aku boleh bertemu dengannya, Nabiku, aku ingin sekali berkata: Ya, Nabi.aku telah mencoba sepenuh daya tenaga untuk mengajak mereka semua menirumu!
Amin, alhamdulillah

Monday, July 23, 2007

Trick, Deceit, Fraud. (Post 2 of 2)

Dua pengamen cilik bermain di Bundaran Hotel Indonesia.

Berbeda dengan Watini yang hidupnya terasa masih gelap, Jaya justru baru saja mendapat pencerahan. Sekitar dua tahun lalu, ia dan kelompok pengamennya didatangi Natalie Erin, orang Kanada yang sering membantu anak-anak jalanan.
Jaya diajak tinggal di yayasan milik Natalie dan diajari kehidupan ala "rumahan" dan bersekolah. Jaya kini sudah terbiasa mandi rutin, tidur malam, bahkan kursus montir mobil dan belajar bahasa Inggris. "I am seventeen years old, you can call Jaya," katanya memamerkan kemampuan barunya. Ia baru saja menyelesaikan kursus bahasa Inggris tingkat elementary II. Semua kursus keterampilan dan kejar paket setara pendidikan formal dibiayai oleh yayasan. Bersamanya ada sekitar 15 anak jalanan lain yang turut aktif di yayasan.
Jaya tidak meninggalkan pekerjaan rutinnya sebagai pengamen. Namun, kini ia memiliki kesibukan baru, yaitu menjadi pemimpin redaksi (pemred). Ya, Pemred Dekkil Pos, buletin bulanan empat halaman yang digawangi oleh anak-anak jalanan di Jakarta Center for Street Children (JCSC). Di Dekkil Pos, Jaya sebagai pemred dibantu Wito sebagai redaktur, dan Dani, Alan, Ijul, serta Yanto sebagai reporter. Perkara tulis-menulis layaknya wartawan ini sudah dilakoni kelompok remaja jalanan ini sejak Januari 2006. Dalam buletin ini muncul cerita keseharian anak-anak jalanan, seperti kebiasaan merokok bersama-sama, satu batang diisap bergilir menandakan persahabatan dalam satu kelompok tertentu. Rata-rata dalam satu hari, berdasarkan survei Dekkil Pos, setiap anak dapat merokok satu hingga 12 batang per hari. Bukan cuma masalah rokok, dalam tulisan tim Dekkil Pos terungkap betapa tanpa pendidikan, buta huruf yang menjangkiti sebagian besar anak jalanan menyebabkan mereka tidak mengerti arti hidup sehat. Setiap penghuni tetap jalanan dari bayi hingga orang tua rata-rata terkena penyakit gatal-gatal. Solusi sementara saat ini adalah membiarkan mereka dengan profesinya masing-masing. Namun, ada pendampingan, yaitu berupa sekolah nonformal mengikuti pola harian mereka yang tidak terjadwal.
Sumber di kutip dari sini

Trick, Deceit, Fraud (Post 1 of 2)

Dua pengamen cilik bermain di Bundaran Hotel
Anak JalananAntara Ditipu dan Menipu... Telah kulihat betapa malang anak jalanan. Setiap hari kerja cari uang. Demi masa depan. Demi cita-cita Wasjayakirana (17) melantunkan lagu tersebut diiringi dengan petikan gitar yang dimainkannya sendiri. Lagu itu yang dinyanyikannya setiap hari di perempatan-perempatan lampumerah, di atas bus
kota, ketika ia sedang sendiri, atau saat bersama teman-teman sesama pengamen jalanan.
Saya baru berumur tujuh tahun saat dibawa ibu ke Jakarta. Waktu itu kami berenam, ibu, saya, dan empat kakak-kakak saya. Begitu sampai di Jakarta, ternyata janji teman-teman ibu untuk memberikan pekerjaan tak ada yang ditepati. Kami sekeluarga terdampar di kawasan uningan. Ibu jadi pengemis dan kami menghuni kolong jembatan layang Kuningan," kata Jaya, panggilan akrab Wasjayakirana, Sabtu (14/7).

Jaya merupakan salah satu dari ribuan anak jalanan di Jakarta. Saat ditemui Sabtu lalu, Jaya sedang berada di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Ia datang ke Tugu Proklamasi setelah mendengar di tempat itu sedang diadakan Festival Budaya dan Temu Rasa Anak Pinggiran Merdeka se-Jabodetabek, 13-15 Juli. Ia terlihat bosan melihat acara melukis bersama anak jalanan dan acara-acara lain yang diselenggarakan panitia. Ia pun memilih kembali bermain gitar bersama 3-4 temannya. Selama ini, mereka hidup tidak menentu dan sering menginap di
jalanan, khususnya di kawasan Guntur, Pasar Rumput, Jakarta Selatan. Jaya bertutur, ia masih dalam kandungan ketika ayahnya, buruh tani bawang merah di Bulakamba, Brebes, Jawa Tengah, meninggal. Ibunya meneruskan pekerjaan sebagai buruh tani sampai akhirnya terbuai mimpi meraih kekayaan di Ibu Kota.
Selama dua tahun pertama di Jakarta, mengawali kehidupan buruk terpaksa dijalaninya. Sejak umur tujuh tahun itu, ia adalah anak sekaligus aset dan alat mencari uang bagi keluarganya. Sebenarnya, nasib sama dialami keempat saudaranya dan juga ibunya. Di kolong jembatan itu, Jaya belajar mengamen. Dari hanya berbekal tepukan tangan, kaleng berisi pasir yang dikocok-kocok, hingga gitar kecil. Berhari-hari ia berkeliling Jakarta ikut bus hingga ke Pulo Gadung dan penjuru Ibu Kota dan tidak pulang ke ibunya. Kemarahan terus menggantung di hati dan otaknya, tidak dapat menerima kehidupan buruk itu.
Tepat ketika ibunya merasa mampu menyewa rumah petak kecil di tengah perumahan kumuh di Setiabudi, Jaya justru memutuskan lari dari keluarganya. Ia menyatu dengan teman- teman
pengamen di Guntur. Di sini, ia berjumpa dengan anak pelarian asal Palembang, Medan, orang-orang dari kampung asalnya, termasuk dari Indramayu hingga Serang, Banten, juga cukup banyak dan mendominasi kelompok Guntur. Komposisi seperti itu juga dilihatnya dalam kelompok-kelompok anak jalanan lain di Jakarta.
Ia berumur 10 tahun waktu itu, dan selama lima tahun berikutnya tidak pernah berjumpa dengan keluarganya. "Benar-benar hidup di jalanan. Tidak jelas. Setiap hari mengamen, merokok, ditipu orang, menipu orang, dan mencopet. Hampir semua hal-hal buruk pernah saya lakukan. Jadi korban dan jadi pelaku," kata Jaya.

Ia dan teman-temanya berulang kali ditangkap petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Mereka biasanya dibawa paksa ke panti sosial di Kedoya, Jakarta Barat. Di panti ini, jika masuk dengan pakaian lengkap plus sepatu, dipastikan keluar hanya dengan kaus dalam dan sandal jepit.
Menurut Jaya, selain diperlakukan kasar oleh petugas panti, ia juga harus menghadapi preman-preman sesama anak jalanan yang sering merampas uang dan barang berharga lainnya milik
penghuni panti. Ia jadi terbiasa menerima pukulan di kepala, dada, perut, dan kaki. "Petugas panti pernah memberi nomor telepon dan menyuruh menghubungi jika ada kejadian apa-apa
saat di jalan. Namun, saat saya dirampok dan dipukuli orang di Senen, mereka tidak pernah
datang menolong. Saya bosan dengan janji-janji mau diselamatkan," kata Jaya.
Perlakuan kasar tidak berhenti di pemukulan atau perampasan saja. Meski tidak mengatakan dirinya juga korban, tetapi anak laki-laki di jalanan juga tidak luput dari obyek perilaku seks menyimpang. Terutama bagi anak jalanan perempuan, kekerasan seksual adalah hal yang biasa. "Saya berumur delapan tahun saat dibawa oleh om-om yang ketemu di jalan di Tanah Abang. Itu pertama kali saya mengalaminya. Jijik sekali dan takut. Mau lapor, lapor ke mana?" kata Watini (14). Watini tampak seperti gadis remaja umumnya. Wajahnya ceria dan aksesori gelang plastik warna biru menghiasi pergelangan tangan kiri. Kalung warna senada melingkar di lehernya. Di balik pakaian lusuhnya, ia masih bisa tersenyum manis. Watini tidak mampu menghitung, tetapi bukan sekali itu saja ia mendapat perlakuan tidak senonoh. Dalam sehari, minimal ia harus menerima colekan iseng sopir mikrolet, pemulung, atau sesama teman
pengamen. Perempuan kecil ini kini memilih berkumpul dengan orang-orang yang telah ia akrabi dengan harapan akan lebih aman dan terlindungi.
Ia mengaku tidak tahu dari mana asalnya. Seingatnya, ia sudah menggelandang di sekitar Tanah Abang sejak kecil. Hanya ada ibunya dan seorang adik laki-laki yang kini berusia lima tahun. Mereka bertiga kadang bersama-sama mengemis dan mengamen. Ia belum pernah bersekolah dan buta huruf. Ia tidak tahu akan seperti apa hidupnya nanti. Saat ditanya cita-citanya, ia hanya ingin punya uang banyak dan sewa rumah sendiri.
Tulisan dikutip dari sini

Friday, July 20, 2007

What Women Want

Bagi pria, untuk mengerti 100% keinginan wanita sangatlah sulit, sampai-sampai Jin dalam cerita Aladdin pun menyerah.

Entah dari mana cerita ini berawal, tapi begini ceritanya....

Siang itu seorang pria menemukan sebuah botol tertutup yang berisi jin, dengan maksud ingin membebaskan si jin, maka botol itu diguncang-guncangkan lalu tutupnya dibuka, sesaat kemudian keluarlah asap disertai keluarnya si jin.

Bukannya senang, jin malah marah-marah,

Jin : "Kamu adalah orang ke-enam yang menggangu tidur saya, kamu pasti mau hadiah kan? cepat sebutkan permintaan kamu, satu permintaan saja!!?

Pria : "Koq satu, biasanya tiga permintaan..."

Jin : "Tidak, satu saja, karena kamu telah mengganggu tidur saya, cepat katakan"

Pria : "Saya ingin tuan jin mebuatkan jembatan yang menghubungkan pulau jawa dan pulau kalimantan"

Jin : "Wah terlalu sulit, berapa banyak saya harus menancapkan pilar di bawah laut untuk menopang jembatan itu, ganti yang lain"

Pria : "Baiklah, Saya ingin punya kemampuan mengerti semua hal tentang perasaan dan keinginan wanita."

Jin : (Jin berfikir beberapa lama) "Kamu ingin jembatan itu dua atau empat jalur?"

Love Of A Lifetime

Ada saja cara seseorang mengungkapkan cinta, beda-beda, unik dan menarik. Tentang hasil bisa suka atau duka.

Saya ingat saat sekolah setingkat SMP dan SMA dulu. Memperhatikan teman-teman menyatakan rasa cinta pada targetnya, membuat saya (setelah bebarapa tahun kemudian) tersenyum.

Entah apa istilahnya saat ini, tapi di masa saya muda dulu, istilahnya "nembak".

Cara "nembak" ini yang menurut saya menarik.

Saat SMP dulu, teman sekelas yang memang punya tampang cukup tampan. Sering "nembak" cewek seangkatan atau adik kelas dengan ngomong langsung. Heran juga saat itu, cowok 12-13 tahun sudah bisa menyatakan rasa cinta secara langsung bertatap muka dan runut pula, sebuah Skill yang jarang dimiliki pria seusianya.

Kebanyakan pria seusianya, menyatakan cinta dengan cara tidak langsung. Misal, lewat surat dan ini yang paling banyak dilakukan dari dulu dan mungkin hingga sekarang, lalu ada lagi dengan cara pinjam buku lalu saat dikembalikan diselipkan surat atau kartu sebagai ungkapan rasa cintanya, isinya bisa surat bertutur atau puisi.
Ada lagi yang semi langsung, maksudnya ngomong langsung tapi lewat telpon, hmmm, lumayan juga nyalinya, walaupun belum seberani yang face to face.

Lain nembak, lain pula cara menjawabanya. Biasanya cara menjawabnya akan sejenis dengan cara "nembaknya". Misal kalo "nembaknya" pake surat, maka ngejawabnya pun pake surat. Kalo "nembaknya" pake surat yang diselipin di buku, maka jawabannya pun lewat surat yang diselipin dibuku.

Tapi pernah saya dapat pengalaman unik. Ceritanya ada teman yang "nembak" cewek seangkatan. Intinya dia suka sama cewek itu, dan dalam surat itu-kabarnya-dia minta jawabannya dengan sebuah kode. Kode-nya: "Besok pagi saat berangkat sekolah, kalo misalnya nerima, kodenya rambut diikat. Kalo nolak, kodenya rambut digerai.

Begitu pagi datang, saat berangkat sekolah, si cewek ternyata rambutnya diikat, berarti diterima dong? Eiit nanti dulu, cerita-punya-cerita, sepulang sekolah mereka ketemuan, terus si cowok minta ketegasan kalo si cewek berarti nerima (muka si cowok pasti udah keliatan girang banget), mau tahu jawaban si cewek, "Maaf cinta lo gue tolak, gue pake iket rambut karena gue pengen aja, gerah!" Haaaaah....

Gambar diambil dari sini

Sunday, July 8, 2007

Love At First Sight

"Cinta datang karena sering bertemu, itu kata pepatah jawa. Tapi percayakah anda terhadap jatuh cinta pada pandangan pertama?"

Jatuh cinta pada pandangan pertama adalah perasaan emosional seseorang yang merasakan jatuh cinta pada orang asing yang pertama kali ditemuinya.

Beberapa orang mengatakan percaya, lainnya tidak. Itupun dengan alasan yang berbeda-beda. Ada yang bilang, cowok biasanya percaya jatuh cinta pada pandangan pertama, tapi cewek tidak. Alasannya, buat cowok asal si cewek cantik, menarik menawan hati, gampang deh jatuh cinta, tapi ya karena gampang datang, gampang pula perginya.

Kalo cewek gimana? Cewek agak susah, walaupun si cowok ganteng, kaya dan tenar, soal cinta nanti dulu, mereka butuh pengenalan sosok lebih dalam lagi, perasaannya udah ngerasa nyaman, baru deh jatuh cinta. Wah seperti pepatah jawa dong, jatuh cinta karena sering bertemu? Bener juga ya, patut di cari tuh alasannya, karena logika, iba atau terpaksa.

Tapi katanya, kalo cewek sampe bisa jatuh cinta pada pandangan pertama, katanya itu ciri-ciri true love-nya, cinta sejatinya. Bener gak sih?

gambar diambil dari sini

Friday, July 6, 2007

Playing & Learning

Bermain dan belajar kabarnya harus seimbang, bahkan media yang dipilih untuk bermain dan belajar pun harus tepat.

Mungkin anda akan menertawakan saya, jika anda memiliki anak yang sudah dewasa dan sukses, terlalu banyak teori, itu yang mungkin anda katakan. Mungkin anda juga akan bertanya-tanya seperti apakah bermain dan belajar yang tepat untuk anak-anak, lebih spesifik lagi, anak anda.

Saya adalah seorang ayah yang baru menjadi orang tua, dari 2 anak yang masih 6 dan 3 tahun. Maka saya masih belajar. Pola pendidikan yang paling mudah ditiru adalah pola pendidikan yang didapat dari orang tua, apa yang sudah orang tua ajarkan maka itu yang akan diajarkan ke generasi setelahnya. Copy lalu Paste, katanya.

Cara lainnya adalah membaca buku, entah tentang tata cara mendidik anak atau biografi seorang tokoh berhasil, biasanya dalam biografi ini akan ada cara beliau mendidik anak pula. Atau media lainnya seperti TV, Suratkabar dan Internet. Saat ini banyak sekali fasilitas yang tersedia, tinggal media mana yang paling cocok untuk kita.

Menjaga keseimbangan bermain bagi seorang anak, bagi saya adalah bisa murni bermain dan dilain waktu murni belajar. Atau mencampurkan bermain dan belajar sekaligus.

Contoh bermain dan belajar sekaligus bisa dicontohkan seperi bermain Block, seperti yang sedang Jasmine mainkan. Apa yang dia bentuk di umurnya yang hampir 3 tahun memang sederhana, bisa lebih bagus atau lebih jelek dari teman seusianya. Tapi bagi saya yang lebih penting adalah kemauan dan kemampuannya, lambat laun akan terasah disini. Bahwa susunan yang tinggi akan lebih kuat jika ditopang dasar yang kuat adalah untuk mengasah kemampuannya, dan segera dihancurkan kembali segera setelah bentuk yang diinginkannya jadi lalu di photo dan menyusun kembali bentuk lain, adalah mencirikan kemauannya.

Oh ya, saya ingat ada pula ada yang mengatakan keseimbangan juga harus berlaku dalam menentukan media bermain. Menonton TV siaran anak-anak dan bersosialisai dengan temannya, keduanya bagian dari bermain dan belajar. Bahwa TV bisa menjadi media belajar dan bermain adalah benar, tapi cenderung pasif, anak hanya duduk dan menonton. Maka menyeimbangkannya dengan bersosialisai dengan teman sebayanya adalah langkah bijak agar anak-anak bisa belajar bersosialisai, mendengar dengan seksama, bertutur secara urut. Karena kemampuan bertutur secara urut pancaran fikiran yang tertata. Semoga bermanfaat.

Office Hours & Shopping Hours

"Keputusan memberlakukan jam kerja, sangat dipengaruhi cuaca. Ada beberapa pola jam kerja di Qatar, beberapa sangat berbeda dengan di Indonesia. Tempat belanja pun punya timing tersendiri di sini."

Sejauh saya tahu, ada beberapa pola jam kerja di Qatar. Pertama, untuk kerja sistem 2 atau 3 shift, untuk yang 2 shift, jam 06.00 s/d jam 18.00 lalu 07.00 s/d 19.00 dan untuk yang 3 shift, 06.00 - 14.00, 14.00 - 22.00, 22.00 - 06.00. Jam kerja ini biasanya berlaku untuk perusahaan industri yang berproduksi 24 jam.

Kedua, untuk jam kerja administratif seperti administrasi sebuah perusahaan, bank, pemerintahan dan lain-lain. Ada yang memakai pola 06.00 -14.00, atau 07.00 - 15.00.

Ketiga, dan ini yang paling berbeda dengan pola jam kantor di Indonesia, adalah pola kerja 08.00 - 12.00, lalu istirahat 12.00 - 16.00 dan dilanjut lagi 16.00 - 20.00. Pola ini biasanya berlaku untuk kantor yang melayani masyarakat secara langsung, misalnya, travel agent, bank, money changer. Ini juga berlaku untuk jasa konstruksi.

Keempat, untuk toko buku, dan toko di pasar juga melakukan jam kerja 08.00 - 13.00, lalu istirahat 13.00 - 16.00 dan buka kembali 16.00 - 22.00.

Kelima, Rumah makan punya pola tersendiri, biasanya untuk rumah makan memberlakukan jam buka 11.00 - 13.00, istirahat 13.00 - 16.00, buka lagi 16.00 - 20.00. Untuk KFC, Pizza Hut dan Mc Donald jam buka 10.00 - 01.00 dini hari, tapi banyak pula juice stall yang buka 24 jam.

Sedangkan Shopping Hours yang berlaku di sini, seperti carefour adalah 08.00 - 00.00 atau 01.00 dini hari. Jadi bagi anda yang doyan belanja, di hari libur anda bisa belanja sepuasnya di sini. Jangan takut, jam 20.45 pramuniaga atau operator audio tidak akan mengingatkan anda akan jam tutup.

Keputusan memberlakukan jam kerja, sangat dipengaruhi oleh pola cuaca dan kebiasaan setempat, dengan alasan yang kurang lebih bisa saya jelaskan sebagai bertikut:

06.00 - 14.00 : berbeda dengan pola umum sehingga bisa menghindari macet.

07.00 - 15.00 : jam kerja yang bayak berlaku di sini. Tidak ada alasan khusus.

08.00 - 12.00, 12.00 - 16.00, 16.00 - 20.00 : saat summer jam 12.00 - 14.00 temperatur di luar bisa berkisar 40-49 derajat Celcius, jadi jam yang tidak tepat untuk bepergian atau bekerja di luar ruangan. Dan kesempatan ini bisa dilakukan untuk jemput anak sekolah, makan siang, dan tidur siang. Begitu juga alasan yang sama berlaku untuk pola 08.00 -13.00, 13.00 - 16.00, 16.00 - 20.00 atau 22.00

08.00 - 01.00 : Kebiasaan orang-orang di Qatar adalah keluar sore hari dan kembali larut malam. Hal ini di dukung oleh suasana yang aman, walaupun di kehidupan malam, jarang sekali terjadi tindakan kejahatan.

Baby TV Channel

"Awalnya, saya berfikir, apasih yang bayi bisa pengaruhi. Sekarang, saya berfikir, seorang bayi, mempengaruhi seluruh anggota keluarga, termasuk orang dewasa."

Baby TV baru saya kenal beberapa bulan yang lalu, itu pun atas informasi istri, katanya dirumah bu anu ada siaran Baby TV. Dari informasi itu, saya search di receiver saya, dan ternyata ketemu.

Saya amati, acaranya benar-benar untuk bayi, mungkin 3 tahun ke bawah. Karena anak sulung saya yang berumur 6 tahun pun tidak menyukainya, ia lebih suka MBC 3 TV, yang memang pas dengan usianya.

Kembali ke Baby TV, siaran tanpa iklan, siaran untuk bayi, apa untungnya? Saya awalnya berfikir begitu. Seorang Bayi mana bisa mempengaruhi keluarganya. Lambat laun pendapat saya berubah. Bayi yang terlihat lemah itu menjadi dominan. Keinginannya untuk menonton Baby TV, tidak bisa ditolak, lagi pula kalau ditolak, orang dewasanya berarti tidak berfikir dan bertindak dewasa. Jadilah hampir sepanjang hari, Baby TV mendominasi pemandangan dan pendengaran kami.
Bahkan kakaknya yang lebih suka MBC 3 TV, yang siarannya untuk anak lebih besar karena berisi, film Power Rangers, Detectif Conan, Jacky Chan Kartun dll, rela mengalah. Sebuah pengorbanan yang bijak, bagi anak 6 tahun. Ia baru dapet giliran kalau ade nya tidur atau sibuk dengan aktifitas bermain lainnya.

Mengenai tanpa iklan, selalu saja ada pihak yang tetap memberi, tanpa ada imbalan materi apalagi keuntungan berlebih. Mungkin imbalan popularitas (sebatas pencantuman nama di akhir acara) sudah cukup baginya. Mungkin juga tanpa popularitas, asal bisa ikut memberikan sesuatu kepada orang lain, sudah cukup bagi mereka.

Thursday, July 5, 2007

Sorry, We Are Closed

Kami tutup sementara, penulis sedang berulang tahun, sedang merenung, evaluasi diri dan menyusun rencana jangka pendek, satu tahun kedepan. Mohon doa semoga apa yang sedang direncanakan berjalan sesuai dengan rencana dan keinginan.

Bagi yang masih berminat membaca blog ini, silahkan kembali besok jam berapa saja.

Sementara kami sarankan membaca blog tetangga sebelah saja dulu. Itupun kalau tetangga sebelah bikin blog.

Wednesday, July 4, 2007

The Author's Toolkit

"Do you love to write? Do you need to write?"

Apakah anda suka menulis? Apakah anda perlu menulis? Apakah menulis tidak akan mengancam kesehatan emosional anda? Pada kesehatan mental anda? Apakah akan tetap menulis walaupun tulisan anda tidak laku dijual? Bahkan tidak ada seorang pun yang bersedia membacanya?

Jika jawaban akan semua pertanyaan itu Ya maka tetaplah menulis, maka tetaplah curahkan ide-ide anda.

Itulah sepenggal paragraf yang bisa saya kutif dari buku "The Author's Toolkit" Karya Mary Embree. Hmm..., cukup menggugah semangat.

Monday, July 2, 2007

Untuk Kaka & Ade

"Rumah sekarang sepi, gak ada kaka sama ade, gak ada suara jam tangan power rangers, gak ada pertanyaan Kelapa? Saat cerita ini diposting, mungkin kaka sama ade sedang berada di wilayah udara Srilanka"

Gak akan cerita banyak tentang anak-anak, karena tadi malam baru saja saya antar mereka ke bandara, mereka mau liburan di Indonesia, saya baru menyusul mereka bulan depan. Kalau anda bertanya apa arti kelapa diatas, itu kata yang dipakai ade untuk kata Kenapa?

Mengenai cerita sepinya rumah tanpa anak, saya pernah dapet e-mail yang ceritanya begini.

Suatu saat seorang ibu mengeluh karena kedua anaknya selalu membuat berantakan rumah. Memang usia anaknya dalam tahap bermain, satu 7 tahun dan yang satunya 3 tahun.

Berkali-kali ia memarahi anak-anaknya, berkali-kali ia memberitahu anaknya.

Saking pusingnya ia coba berkonsultasi dengan seorang teman dekatnya, bagaimana mengatasi masalah ini. Maka disuruhnya si ibu itu memejamkan mata. Lalu di minta mengheningkan fikiran dan membayangkan rumah yang rapi, bersih dan wangi. Lalu diteruskan beberapa menit lagi untuk membayangkan rumah itu tetap rapi, berish dan wangi seolah-olah hal itu terjadi berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Tapi dibalik kerapihan, kebersihan dan kewangian itu semua, si ibu tidak bisa melihat dan mendengar anak-anaknya?

Kemudian si ibu diminta untuk membayangkan hidup tanpa anak, bertahun-tahun. Perasaan si ibu mulai gamang, inikah yang saya cari dari semua ini, rumah rapi tapi tanpa anak-anak?

Setelah kejadian itu, si ibu sadar, bukan anak-anak yang harus berubah, tapi orang tualah yang harusnya berubah. Anak-anak tetaplah anak-anak. Orang tua hanya bisa menyediakan fasilitas, dan megarahkan perlahan-lahan tanpa paksaan tanpa cercaan.

Doha Fish Market

"Gimana ngomomgnya kalau mau nawar, hidup di Qatar, yang jual orang-orang asia selatan, jangan khawatir meskipun bahasa nasional bahasa arab, tapi bahasa inggris luas dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari"

Hari kamis yang lalu saya sengaja pagi-pagi pergi ke Fish Market-nya Doha, maaf, kalau saya pakai kata Pasar Ikan, itu tidak identik dengan nama yang dipergunakan di sini. Kebetulan si sulung ingin makan dengan udang, dan kebetulan si bungsu pun lahap jika makan dengan udang, saya pun lahap, istri saya? lahap dong, dan mereka tidak masuk kedalam cerita ini, karena mereka masih terlelap tidur.

Jam 5.30 pagi cukup terang di Doha saat Summer, mungkin anda bisa membayangkan jika adzan subuh pukul 03.15 maka pukul 5.30 sudah seterang apa?
Hari kamis bukanlah hari yang terlalu ramai di pasar. Karena libur resmi baru jatuh pada hari jumat dan sabtu, maka lihat-lihat dan tawar menawarpun agak leluasa. Tidak terlalu banyak yang bisa ditawar, paling hanya selisih 2-3 Qatar Riyal, tapi lumayan dibandingkan di supermarket yang tinggal tunjuk, timbang, bayar.

Penjual ikan di sini kebanyakan warga keturunan asia selatan, tapi katanya pemiliknya sih tetap orang Qatar-Qatari kami menyebut warga negara qatar. Dan jangan khawatir soal bahasa, penjual dan pembeli cukup bisa berinteraksi dalam bahasa inggris. Atau kalau kita bisa berbahasa arab, bahasa urdu, bahasa tamil lebih baik lagi.

Ada kejadian menarik juga hari itu. Setelah membeli beberapa kilo udang, kepiting dan cumi-cumi, saya pergi ke pasar sayur (pasar ikan dan pasar sayur berbeda gedung dan terpisah kurang lebih 100 meter). Interaksi awal dalam bahasa inggris, yang saya ajak bicara berpenampilan warga asia selatan. Biasanya penjual dengan tampang seperti saya akan ditanya, "are you philipino or indonesi?" (karena memang tampang pilipino dan indonesi (sebutan orang-orang untuk orang indonesia) mirip. Maka saya jawab Indonesi, maka segeralah ia menawarkan kangkung dan bayam (bukan dalam bahasa inggris, tapi dalam bahasa Indonesia).

Saya pikir hanya bayam, kangkung dan menghitung 1 s.d 10 dalam bahasa Indonesia yang ia bisa. Eh dia terus nanya-nanya gini:

Penjual sayur : "Kawan dari mana kawan, Jakarta?"
Saya :"Jakarta"
Penjual sayur :"Ini ada daun sawi, cabai, tomat bagus-bagus kawan"

dan seterusnya dan seterusnya ...

Wah selidik punya selidik, taunya dia keturunan asia selatan yang lama tinggal di Singapura.

Pengarang Buku & Pembajak Buku

"Ada seorang pencuri, masuk kedalam rumah seorang pengarang buku, setelah sempat melihat-lihat seputar rumah, dia menemukan sebuah kamar yang diberi kunci ekstra dan menurut logika dia, itulah kamar yang paling banyak menyimpan harta, kenyataannya?"

Pencuri itu berkeliling di dalam kamar yang telah berhasil ia jebol kuncinya. Tapi ia kecewa akan apa yang dilihatnya, hanya seperangkat komputer, tv dan audio set, jam dinding, sebungkus permen dan selebihnya hanyalah buku-buku ciptaanya, buku-buku biography tokoh yang disukai sang penulis, dan sebuah log book yang menceritakan perjalanan hidup sang penulis dari penulis pemula hingga sesukses saat ini.

Setelah ditimbang-timbang maka TV dan Audio Set-lah yang ia ambil, "gampang nge-jualnya, katanya".

Mencuri adalah perbuatan tercela, apapun alasannya, tapi....

Dari cerita ini, itulah tipe yang sering kita lakukan, cepat dan praktis tanpa peduli akan proses menjadi sukses itu sendiri.

Seandainya si pencuri mengambil buku-buku kisah sukses sang penulis dan komputer, lalu ia belajar, maka TV dan Audio set adalah hal yang kecil yang akan bisa dibeli, dari mencontoh keberhasilan sang penulis, dan kalau cukup punya hati ia bisa mengembalikan buku-buku itu dan komputer plus kerugian non materi lainnya.

Seandainya, sang penjarah toko (dulu) mengambil ilmu bagaimana cara sukses menjadi pemilik toko, maka penjarahan atas nama balas dendam, kecemburuan sosial atau apapun tidak akan pernah terjadi, dan sekarang mungkin sudah menjadi pemilik beberapa toko.

Stop membajak hasil kesuksesan orang lain, Jadilah sukses itu bagian dari kita dan berasal dari kita sendiri.

What Do You Do? How Do You Do?


What Do You Do? How Do You Do? Pertanyaan terbaik jika bertemu dengan orang sukses dan ingin menjadi sesukses mereka.

Saya ingin sekali mem-posting cerita ini. Hanya saja saya masih mencari keterkaitan paparan yang akan saya postingkan dengan sebuah cerita, entah berasal dari buku, film, cerpen atau apapun. Dan kebetulan keterkaitan itu datang dari Film Pursuit of Happyness (huruf y sengaja menggantika huruf i, simak cerita lengkapnya di film tersebut).

Cerita sukses seseorang bisa terinspirasi oleh apa saja, misalnya seorang anak yang melihat ayahnya yang dokter dan sukses, lalu terinspirasi menjadi dokter yang sukses pula. Misal lainnya, seorang A ingin memiliki kesuksesan seperti sahabatnya, artinya sahabatnya menjadi inspirasi si A untuk menjadi sukses.

Lantas bagaimana jika kita tidak memiliki tokoh yang diidolakan, dan kita benar-benar membutuhkan figur sukses itu. Maka lakukanlah pencarian melalui buku, film atau dunia nyata maksudnya pada kehidupan langsung tokoh sukses, bergabunglah dengan orang-orang sukses, dan tanyakan kepada mereka dua pertanyaan What Do You Do? dan How Do You Do?

Kalau saja tokoh sukses itu mau menjawab, berarti sebuah keberuntungan bagi keduanya, pertama beruntung bagi si penanya karena bisa meniru langkah suksesnya. Kedua bagi si tokoh sukses, kesuksesannya tidak hanya berhenti pada diri sendiri, sebuah langkah yang sangat mulia.

Thursday, June 28, 2007

Qatar, Left or Right

Membaca huruf arab dimulai dari kanan ke kiri, sudah banyak yang tahu, tapi bagaimana dengan etika berpapasan?

Lain ladang lain belalang, lain tempat lain kebiasaan pula, itu kata pepatah. Tinggal di qatar, banyak hal yang serba baru, termasuk penentuan arah. Maksud saya bukan arah mata angin, tapi arah kiri dan kanan saja.

Pertama, membaca huruf, kata atau kalimat arab. Dari kanan ke kiri, ini pasti sudah banyak yang tahu.

Kedua, menyetir. Di qatar menggunakan stir kiri, alias kita mengemudi dari sebelah kiri, karena lingkar kemudi ada di sebelah kiri. Lalu apa efeknya, efeknya sangat jauh berbeda, saat berjalan normal kita harus di sebelah kanan (sedangkan di Indonesia sebelah kiri), saat parkir tepikan kedaraan kita di sebelah kanan (kalau di Indonesia sebelah kiri), lalu jika mendahului kendaraan, ambil sisi sebelah kiri (di Indonesia ke sebelah kanan, Untuk hali ini, teman-teman yang tinggal di Eropa atau Amerika atau tempat lainnya yang menggunakan sistem ini, sudah cukup faham. Tapi bagai mana dengan pintu masuk dan etika berpapasan?

Ketiga, pintu masuk. Pintu masuk dan keluar juga akan terbalik. Pintu masuk ada di sebelah kanan dan pintu keluar ada di sebelah kiri. Lihat foto. Hal ini berbeda dengan di Indonesia, di mana pintu masuk akan ada di sebelah kiri dan pintu keluar di sebelah kanan.

Keempat Etika Berpapasan. Saat berpapasan dengan orang lain, saat berjalan, ambilah sebelah kanan, kalau kita ambil kiri seperti di Indonesia maka kemungkinannya adalah saling bertabrakan. Jadi begitu kita melihat ada orang lain di depan kita, dan kita rasa kita akan berpapasan dengan orang itu, segeralah ambil kanan, sekedar mengingat-ingat, karena kebiasaan kita di Indonesai berbeda.

Satu lagi. Tapi ini joke. Jangan memperbaiki mobil yang montirnya orang keturunan suku arab, kenapa? karena begitu mobil dibongkar dan akan dipasang lagi, semuanya akan di bolak balik, baut yang harusnya di kiri jadi ke kanan dan dan yang dari kanan akan berpindah ke kiri, kalau cocok sih gak apa-apa, kalo gak cocok, bisa kacau dong...

Passed And Promoted to Next Grade

"Kebanggaan orang tua terhadap anaknya, jika anak memiliki nilai normal apalagi berprestasi di sekolahnya"

Kemarin hari pembagian report di sekolahnya Bintang, sebagian penggalan lembar report ada di sebelah kiri teks ini, dan Bintang naik kelas, ke kelas dua. Hmm, bagi saya kenaikan kelas Bintang membanggakan, karena berarti transisi sekolahnya dari sekolah di Indonesia ke sekolah di Qatar sudah berjalan normal.

Mengenai nilai, satu mata pelajaran yang turun, lainnya lebih baik dibandingkan dengan term sebelumnya.

Di repotnya, seperti waktu saya sekolah dulu-bedanya hanya di penggunaan bahasa-ada beberapa kesan dari gurunya dan pesan dari wali kelasnya, untuk meningkatkan prestasinya, di masa yang akan datang.
Dan tidak lupa sebuah kalimat "Passed And Promoted to Next Grade"

Libur musim panas sekalian kenaikan kelas sudah datang. Suasana sekolah mejadi sepi, yang biasanya kendaraan berjejer, sekarang hanya beberapa saja, kendaraan pendaftar baru. Persiapan liburan sudah dirancang sangat matang. Tinggal menghitung hari.
Hadiah kenaikan sudah diberikan-Jam tangan Power Rangers saja kata Bintang.

Wednesday, June 27, 2007

Ketajaman Berbicara


"Apa yang terjadi pada ketajaman pendapat kita saat kita ucapkan pada usia 60 tahun, dan apa yang terjadi pada ketajaman pendapat kita saat kita tuliskan pada usia 60 tahun?"

Ketajaman pendapat terletak pada isi pendapat, susunan kalimat dan intonasi. Dengan perbandingan isi pendapat dan susunan kalimat tetap baik maka kemudian intonasi cukup memberi peran penting dalam memberikan sebuah ketegasan pada sebuah pendapat.

Jika kita mengucapkannya pada usia cukup muda, maka intonasi tidak terlalu membuat masalah, akan lantang dan tegas terdengar, tapi dengan usia yang lanjut, intonasi akan menjadi lemah, bergetar dan terdengar kurang tegas.

Bandingkan dengan kemampuan berbahasa tulis. Mengungkapkan pendapat saat usia muda atau lanjut akan "terdengar" sama. Saya menggunakan tanda kutip karena pendapat ini akan dibaca bukan didengar dalam arti sebenarnya. Pendapat itu akan tetap "terdengar" lantang karena tulisan atau ketikan itu tidak sedikitpun mengalami vibrasi suara karena usia. Dan tulisan bisa sangat mengekspresikan "suara" penulisnya, ada atau tidak ada yang "mendengar".

Di Jalan Apa Kita Sekarang?


"Kita ada di jalan apa sekarang? lihat papan nama toko aja...ah itu sih di Indonesia, tapi di Qatar?"

Nama jalan merupakan hal yang mahal dan jarang tertera di papan iklan di bawah nama toko. Begitu juga di iklan-iklan besar. Mereka kebanyakan hanya mencantumkan nama toko atau perusahaan dan nomor telpon.

Entah awalnya kenapa, tapi itulah yang terjadi di sini, kabarnya kalau butuh informasi lokasi toko atau perusahaan tinggal hubungi no telpon tersebut dan tanyakan alamatnya di mana, walah menurut saya kerjaan dua kali.

Memang untuk hubungan telpon lokal di Qatar tidak di kenakan biaya alias gratis, jadilah telpon menelpon tidak merasa sulit, tidak merasa terbebani biaya, jadilah interaksi awal ditelpon lalu kopi darat setelah alamat di temukan.

Monday, June 25, 2007

Murid Libur Guru Libur

"Enaknya guru, kalau murid libur, guru pun libur"

Dari dulu saya berpendapat, jadi guru enak, murid libur guru pun libur. Jadi gak perlu cuti 12 hari kerja, karena bisa lebih, dua minggu di libur catur wulan dan satu bulan saat libur kenaikan, total bisa 1.5 -2 bulan.

Tapi itu dulu, saya sendiri kurang paham dengan sistem catur wulan atau semester saat ini. Karena kabarnya banyak perubahan dalam sistem pendidikan di Indonesia, dan kebetulan anak saya pun tidak sekolah dalam sistem pendidikan Indonesia.

Kembali ke cerita dulu, Setahu saya dulu, bersamaan atau 2-3 hari setelah murid libur dan bersamaan atau 2-3 hari sebelum murid masuk lagi, guru-guru libur. Entah berapa hari cuti yang di miliki para guru dalam setahun tapi jika di jumlahkan masih lebih banyak dibandingkan, PNS di bagian lain apalagi swasta.

Eit jangan ngiri, kan udah punya rezekinya masing-masing. Oh..ya sudah !

Cipratan Sang Juara


"Doa orang tua untuk anaknya adalah: anak lebih baik dari kehidupan orang tuanya"

Beberapa bulan ke belakang, Bintang hanya lah perenang dengan satu gaya, bukan gaya dada, punggung atau gaya batu, tapi gaya moon walker, jalan sambil loncat-loncat di dalam air.

Pertemanannya dengan Salman, membuat kegiatan berenang menjadi rutin, hampir dua hari sekali-sebelum summer tentu. Menurut cerita, dari seringnya berenang itu membuat dia tidak takut lagi nyebur di kolam dalam. Awalnya hanya merapat pada dinding kolam, sambil sesekali berenang dari tepi ke tepi kolam dengan jarak 1-2 meter. Lama kelamaan keberanian dan juga kemampuannya bertambah. Dan bertambah jauh pula jarak renangnya. Sekarang sudah bisa mencapai tepi kolam terpanjang, memang panjangnya sekedar 2-3 panjang kamar tidur rata-rata.

Menurut saya ini prestasi, karena berhasil memperbaiki rekor orang tuanya. Karena saya, baru bisa berenang di usia 17+. Itupun karena desakan teman-teman waktu training di AKAMIGAS Cepu, dulu. Saya, walaupun sering berenang di sungai,rupanya bukan tempat ideal untuk berenang, karena saya terjun, diam dan badan pun terbawa arus sungai ke tempat yang lebih dangkal.

Melihat perkembangan Bintang, tentu saja senang, setidaknya doa dan harapan agar anak lebih baik dari pencapaian orang tuanya-dalam hal ini, berenang-terkabulkan.

Thursday, June 21, 2007

Market Share Sprite Vs 7UP


"Market Share Sprite Mulai Berkurang Diambil 7UP"

Sedikit belajar tentang ekonomi membuat saya, mengamati market share dari satu produk dibandingkan dengan produk lainnya. Kali ini saya sedang membandingkan market share sprite dengan 7-Up, satu produk Coca Cola Co. lainnya produk Pepsi Co.

Saya amati memang perlahan-lahan beberapa produk Pepsi Co. mulai mendekati market share produk coca cola Co. walaupun entah kapan bisa benar-benar mengungguli, karena masing-masing punya keunggulan satu sama lainnya, dan keunggulan ini pun variabelnya masih lebar karena melibatkan selera konsumen.

Tapi itulah yang saya amati, perlahan 7-UP meningkat market sharenya dibandingkan dengan Sprite, bahkan menggantikan.

Anda yang profesional dibidang ini, boleh percaya boleh tidak, tapi itulah yang terjadi di lemari pendingin di rumah saya. Hmmm...segar...

Kertas Indonesia & South Afrika



Kenapa "Made in Indonesia" di Gantikan "Made in South Afrika?"

Beberapa minggu ini, kertas yang biasa digunakan untuk nge-print di tempat saya bekerja berubah, biasanya kami menggunakan produk Indonesia, tapi beberapa minggu ini produk Afrika Selatan menggantikannya. Kemana produk Indonesia itu?



Saya belum bisa konfirmasi dari bagian purchasing, tapi ini lah produk Afrika Selatan itu.

Monday, June 18, 2007

Halaman Belakang Rumah


"Halaman Belakang Rumah Dulu Merupakan Tempat Training Memanjat Pohon, Sekarang?"

Dulu, waktu kecil belakang rumah merupakan tempat belajar naik pohon, karena ada beberapa pohon jambu, mangga dan sirsak, dan pohon jambu air-lah yang paling kusukai. Sampai akhirnya agak malas manjat pohon setelah terjatuh dari pohon jambu, dari ketinggian 2 meter.

Cerita berganti kini, belakang rumah tidak lagi ditumbuhi pohon, tapi tetap menarik mengamati halaman belakang rumah, lihatlah photo di atas, menarik karena setelah hari begitu terang lampu taman, lampu teras dan lampu atap rumah masih menyala, mungkin pengelola gedung terlalu letih.



Dan cerita belakang rumah sebagai berlatih naik pohon pun berubah, menjadi tempat berlatih mengendarai sepeda, motor atau mobil. Tak apa yang penting anak-anak senang, katanya. Keriangan memang selalu muncul saat bermain di belakang rumah, tapi tentu saja tidak di musim panas.

Selamat bermain nak, maaf ayah belum bisa mengajarimu naik pohon.

MEN ARE NOT ALLOWED


"Maaf, Laki-laki Dilarang Masuk"

Sering kita jumpai, begitu banyak larangan masuk baik secara jelas atau samar-samar, "Selain Karyawan Dilarang Masuk" atau "Dilarang Masuk" atau "MEN are Not Allowed" dan lain-lain.

Dari sekian banyak larangan itu, "MEN Are Not Allowed" Atau "Men Not Allowed" yang paling menarik bagi saya, bukan karena larangan-nya sendiri, karena saya faham alasannya. Tapi, menarik karena lawan-nya sampai saat ini belum saya temukan, yaitu, "Women Are Not Allowed"

Apakah ini menandakan dunia laki-laki lebih mudah dimasuki wanita, atau memang laki-laki sendiri tidak menginginkan adanya larangan masuk bagi wanita kedalam ruangan atau dunia laki-laki?

Friday, June 15, 2007

Independensi Atau Kompromi?

Kata independensi melebur setelah kata kompromi ada.

Entah istilah apa yang menggambarkan suatu kata menjadi hilang makna setelah kata lain ada, bisa melebur, mencair atau menghilang. Seperti halnya kata independen atau independensi yang-menurut saya- menghilang sejak kata kompromi hadir.

Bayangkan, sejak lahir kita tidak dapat memakai kata independen terhadap sikap kita, sikap orang tua mendominasi ide terhadap jejak langkah kita, di usia balita hingga belasan tahun. Setelah kita beranjak remaja, ide orang tua masih tetap dominan menentukan pilihan sekolah atau kuliah kita. Benar bahwa orang tua secara lisan mengatakan "Ayah dan Ibu setuju pilihan kuliahmu, asal kamu sungguh-sungguh." Tapi saya yakin, sebelumnya orang tua telah punya kerangka, mana yang boleh dan tidak boleh, jadi pilihan kita, sudah ada dalam kerangkanya.

Dalam masa usia selanjutnya, dalam hal pekerjaan, kompromi dan kerja sama dengan rekan kerja dan juga atasan menentukan dalam keputusan-keputusan, karena semua harus berjalan dalam visi dan misi perusahaan, katanya.

Jadi, saat ada usul calon independen untuk posisi politik, menurut saya agak janggal. Kalau mau independen, lalu beliau mewakili siapa? Lalu beliau siapa yang dukung? Bukankah hal mewakili dan pendukung merupakan hasil kompromi? "Baik, saya akan maju sebagai wakil kalian, tolong dukung saya, sebagai kompensasi dari dukungan, saya akan memberikan ini ... dan itu ...!

Bukan Begitu?

Memasak Kerupuk


"Pake Microwave aja masak kerupuknya, biar cepat !!"

Ha..ha.., sebuah cara baru bagi saya memasak kerupuk menggunakan microwave, meskipun bukan penemuan baru, tapi saran permaisuri-ku tentang cara memasak kerupuk, jadi lebih cepat dan lebih praktis, gak perlu ditungguin dan dibolak-balik, tinggal masukin kerupuk mentah, tekan setting waktu 40 atau 50 detik, tunggu dan hmm...kerenyahannnya sama persis, seperti di goreng.

Ini bukan blog tentang cara masak-memasak, ini juga bukan blog tentang cara mencari alternatif minyak goreng yang katanya di tanah air sedang mahal, Tapi Selamat mencoba saja!!

Wednesday, June 13, 2007

Summer Vacation


"How many days remaining to Summer Vacation, Ayah?"

Hampir setiap 3 hari anak sulung ku menanyakan hal ini, maklum memang sudah waktunya anak-anak libur sekolah, juli sudah menjelang, musim panas sudah lumayan menyengat, 40 derajat celcius kira-kira.

Dan Cerita Pun berlanjut, Tema "Berlibur di rumah Nenek" tetap relevan untuk saat ini, karena rumah kami, karena ditinggal begitu lama, telah diputuskan untuk dikontrakkan, biar ada yang ngurus, alasannya.

Indonesia, yang hijau, segar, dan alami, menjadi pilihan liburan. Pulang sekaligus liburan atau liburan sekaligus pulang, yah sekalian di 17-an nanti anak-anak belajar lagu Indonesia Raya, Lagu kebangsaan yang gak pernah dinyanyikan di sekolahnya saat ini.

"Indonesia Tanah Air ku, Tanah Tumpah Darah ku....."

Thursday, June 7, 2007

80's 90's

Pernah denger lagu Nothing Else Matter-nya Metallica, pernah dan suka. Pernah denger lagu St Anger-nya Metallica. Pernah dan gak suka.

Beda generasi beda lagu, bahwa generasi diatas kita tetep mencari dan mendengar lagu lagu yang hits di masanya itu wajar. Begitu pula kita, tetep memburu dan mendengar apa yang hits pada jaman kita. Saat band kesayangan kita berubah pola musik, seperti contoh di atas juga wajar.

Bahwa Adik2 kita kemudian menyukai Green Day, kita tetap meilih Metallica. Saat Adik2 kita memilih Peterpan kita tetap memutar Slank untuk didengar.

Rupanya perubahan pola pikir dan dengar gak gampang untuk diubah, tapi tak apalah yang penting suka, yang penting gak terganggu

Tuesday, May 8, 2007

Anak Pantai

GAM - Gerakan Anti Milan





GAM. Namanya dulu sempat menyeramkan, eh.., sekarang juga masih seram koq. Tapi ini bukan GAM yang di Aceh. Ini Gerakan Anti Milan. Rada sentimen juga sih, karena dulu sempet ngalahin Bayern Munchen di laga Piala Champion, jadi deh Gerakan Anti Milan Ini di galang, tujuannya, pertama Gerakan Anti Milan, kedua, mendukung siapa saja lawan Milan di final, dukung Liverpool.

Ayo dukung GAM - Gerakan Anti Milan !!

Saturday, May 5, 2007

Pemecatan !! Saat Kita Tak Dibutuhkan Lagi




Pemecatan !!
Sebuah kejadian yang tentu saja tidak diharapkan oleh semua orang. Apalagi pemecatan ini terjadi pada banyak orang dari perusahaan yang sama dan profesi yang sama pula. Efek dari hal ini adalah penyerapan lanjutan terhadap tenaga kerja ini, akan sangat rendah, karena saat ini rekruitmen jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pelamar.

Dibawah sebuah kisah, yang diambil dari e-mail teman.


*Sarjana Nuklir Berjualan Es Krim** *

Oleh Dwi Bayu Radius

Pemutusan hubungan kerja saat ini menjadi momok yang sangat menakutkan.
Selain bisa terjadi kapan saja, pemutusan hubungan kerja juga bisa menimpa
siapa saja. Tidak peduli lulusan SMP, SMA, atau bahkan sarjana. Nasib baik
yang dulu memayungi dalam sekejap bisa berubah drastis, bahkan ada yang
terbalik menjadi tukang tambal ban dan pemulung.

Pengalaman getir ini harus dialami R Edy Haryatno Fitriyanto (41). Ketika PT
Dirgantara Indonesia (PT DI) di Bandung melakukan pemutusan hubungan kerja
(PHK) secara besar-besaran terhadap 6.551 karyawannya, Edy Haryatno
Fitriyanto termasuk di dalamnya.

Sarjana Teknik Nuklir Universitas Gadjah Mada ini tersingkir dari PT DI
tahun 2003. Protes dan unjuk rasa tak mampu mengubah keputusan
perusahaannya.

Berbagai usaha telah dicoba untuk menafkahi keluarganya, mulai dari beternak
kelinci, ayam, itik, berjualan rokok, dan keripik singkong. Namun, kerja
serabutan tersebut gagal atau tidak memuaskan. Akhirnya, dia memutuskan
untuk berjualan es krim di di pusat perbelanjaan Ramayana, Kota Cimahi, Jawa
Barat.

Edy, yang dulunya bekerja sebagai pemrogram dan pendesain di bagian
Engineering Research Development Center PT DI, harus menerima kenyataan ini.
Bukan hanya Edy yang membuka usaha ini. Sedikitnya ada tujuh orang mantan
karyawan PT DI yang berjualan es krim.

Profesi Edy yang dulu penuh dengan kesan teknologi canggih pun kini harus
berganti dengan pekerjaan sederhana. Hanya sekali-sekali dia dapat
mengaplikasikan ilmunya, seperti saat diminta menangani bidang teknologi
informasi di Badan Pengawasan Daerah Kota Sukabumi akhir tahun 2006.

Edy tak sendiri. Banyak mantan karyawan PT DI yang melakukan pekerjaan tak
sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Mereka harus bekerja serabutan demi
menyambung hidup.

Pendidikan tinggi dan pengalaman kerja seolah tak dihargai di negeri ini.
Tenaga-tenaga terlatih dan sangat langka yang dulu dididik di luar negeri
dengan biaya mahal kini tak diperhatikan negara.

*Jadi pemulung*

Dadang Supriatna (50), mantan karyawan PT DI lain, kini membuka warung kecil
meski pendapatannya tidak mencukupi kebutuhan keluarganya, hanya sekitar Rp
10.000-Rp 15.000 per hari. Warung itu menjual kopi, gula, terigu, sampo, dan
lain-lain. Sehari-hari, pendapatan Dadang harus ditopang oleh anaknya yang
menjadi pegawai perusahaan distributor komputer.

Meski sudah bekerja di PT DI selama sekitar 25 tahun, Dadang tetap kesulitan
memperoleh pekerjaan lain. Umur yang tak lagi muda dan kesulitan untuk
menyesuaikan diri dengan pekerjaan baru menjadi hambatan. Terakhir, dia
bekerja sebagai Kepala Bagian Change Management Department Engineering
Pesawat N-250.

Bersama rekan-rekan mantan pegawai lain dia sempat menjalankan usaha
pembuatan barang-barang pengeboran dari fiberglass. Entah mengapa, pesanan
dari konsumen terhenti setelah kejadian semburan lumpur panas Lapindo di
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Usaha tersebut hanya berlangsung selama
setahun, dan Dadang kini terpaksa membuka usaha warung.

Mantan pegawai PT DI lain yang sekompleks perumahan dengan Dadang di Melong
Green Garden, Kota Cimahi, ada yang berjualan gorengan, nasi kuning, atau
nasi goreng. Padahal, sebagian besar karyawan PT DI merupakan tenaga
terlatih dan banyak di antaranya menjalani pendidikan di luar negeri.

Di antara mantan karyawan PT DI lainnya, banyak yang menjalani kehidupan
memprihatinkan, seperti menjadi tukang parkir atau tukang tambal ban.
Bahkan, nasib buruk dialami seorang mantan karyawan yang sekompleks dengan
Dadang, dia menjadi pemulung. Rekannya itu dulu bekerja di bagian Quality
Assurance PT DI, bertugas memeriksa komponen pesawat terbang sebelum
dioperasikan.

Jasmine & Ayunan


Ayunan, bagi Jasmine sepertinya merupakan mainan yang paling mengasyikkan.

Dari puluhan jenis mainan yang tersedia di taman bermain, main ayunan bisa mencapai 90% waktu dari 100% waktu yang digunakan untuk mengunjungi taman bermain.

Dan kebetulan ada 4 jenis ayuanan yang berbeda yang tersedia ditaman bermain yang biasa kami kunjungi, dan kebetulan masing-masing jenisnya lebih dari 3 buah, jadi leluasa-lah ia bermain.

Blogger dan Youtube



Kalau teman-teman yang lain udah memanfaatkan ini sejak lama, maka bagi saya ini adalah hal-hal yang baru. Membuat blog dengan mencantumkan video yang di upload di youtube--walaupun sebelumnya udah mencantumkan link juga sih sebenarnya.

Proses-nya-pun tidak sebentar, tanya sana-sini, baca sana-sini, coba ini itu, rasanya setelah bisa mengasyikan. Jadi selain Cerita dan Foto kini sudah bisa Cerita dan Video.

Cerita mengenai video ini, video ini diambil di pantai wakrah qatar. Merupakan beberapa panati yang ada di Qatar. Airnya bening, lingkungannya-untuk ukuran tempat non komersil-bersih dan nyaman. Memang katanya, kalau mau lebih indah lagi, bisa ke sealine, tapi agak jauh dan area komersial, jadi untuk mengisi liburan di hari jumat atau sabtu, pantai wakrah, bisa menjadi sebuah alternativ.

Pemerannya tentu saja, lebih banyak dilakukan dua anak kami, Bintang dan Jasmine, Bintang 5 tahun dan Jasmine 2 tahun. Seperti orangtua pada umumnya, ingin mendokumentasikan kehidupan anak-anaknya dan seperti anak-anak pada umumnya, ceria dan menyenangkan. Dan kamera yang dipakai adalah, video kamera Sony Ericsson K 610 i.

Okelah, selanjutnya diblog ini, akan dominan diisi oleh cerita & foto atau cerita dan video.

Monday, April 30, 2007

Siapa Bilang Jadi Karyawan Nggak Bisa Kaya?

Membaca judul buku ini, awalnya terasa sangat menentang arus. Diantara banyaknya buku-buku "How to" menjadi pengusaha semisal seri Rich Dad Poor Dad, atau Seri buku Purdi E. Chandra dan ratusan buku cara menjalankan usaha, buku yang dibuat Safir Senduk ini benar-benar "nyeleneh". Dan seakan melawan arus untuk mengubah pandangan menjadi pengusaha adalah satu-satunya cara untuk menjadi kaya dan kebebasan finansial.

Membaca buku ini terasa mengasyikkan, bukan saja merasa adanya pembenaran terhadap profesi yang sedang kita jalani saat ini atau pengalaman kegagalan kita menjadi pengusaha di masa lalu, tapi karena memberikan alternatif cara untuk mendapatkan kebebasan finansial jika kita sedang dan atau tetap memilih menjadi karyawan.

Dan di bawah ini adalah merupakan pengantar buku dan beberapa komentar tentang buku ini, yang tercetak di kulit buku bagian belakang.

Banyak orang bilang: "Kalau mau kaya, jangan lama-lama jadi karyawan. Keluar dan bukalah usaha sendiri." Pertanyaannya: betulkah bekerja sebagai karyawan tidak bisa membuat anda menjadi kaya? Jawabannya: Ternyata tidak betul...!

Dalam buku ini, ada 5 kiat agar seorang karyawan bisa menjadi kaya:
pertama: Beli dan miliki sebanyak mungkin harta produktif
kedua: Atur pengeluaran anda
ketiga: Hati-hati dengan utang
keempat: Sisihkan untuk masa depan
kelima: Miliki Proteksi

Dalam buku ini juga dipenuhi dengan sejumlah contoh serta langkah praktis untuk setiap kiatnya.
____________________________________________________________________

Dan ini beberapa komentar terhadap buku ini:

Fifi Aleyda Yahya - Presenter Metro TV:
"Akhirnya...tidak perlu berhenti kerja dari kantor untuk jadi kaya. Buku ini memberikan kiat-kiat sederhana, tapi powerful untuk menjamin masa depan."

Gung Panggodo Supryanto - Redaktur Eksekutif Tabloid Bisnis Uang:
"...kiat-kiat dalam buku ini telah mematahkan teori kiyosaki bahwa hanya pengusaha atau investor yang bisa menjadi kaya"

Arief Tubagus "Lengky" - Knwlwdge Management Manager - PT. Excelcomindo Pratama:
"Buku ini berusaha menepis gambaran umum bahwa yang namanya karyawan nggak bisa kaya. Dan, ternyata berhasil...!"

Emergency Response Team


Respon terhadap kondisi gawat darurat penanganannya bisa bermacam-macam. Ada yang serius melibatkan polisi, paramedis dan pemadam kebakaran. Atau ada pula yang meresponnya asal-asalan, asal ada bahkan tak jarang disembunyikan.
Cerita dibalik itupun kadang bikin tersenyum walaupun senyum itu harus disembunyikan dibalik penderitaan. Di foto sebelah misalnya, dalam kondisi darurat, anggota militer dari angkatan udara membopong seorang pramugari, sebetulnya kecelakaannya sendiri tidak bisa dibilang menggelikan, tapi pengambilan gambar yang terlihat begitu romantis, sang pramugari memegang manja dada sang tentara, mengingatkan kita pada adegan film hollywood saat film akan berakhir.

Saturday, April 28, 2007

Fasilitas Umum




Fasilitas Umum dalam pengertian saya adalah sebuah tempat yang disediakan oleh lembaga pemerintah untuk kepentingan rakyat. Dalam hal ini bisa berarti taman bermain.
Sepertinya tidak banyak disediakan di kota tempat saya tinggal di Indonesia, Cirebon Jawa Barat. Terakhir saya lihat adalah dialun-alun kejaksan 2 tahun yang lalu, tersedia lapangan multi fungsi yang cukup luas bisa untuk sepak bola, lari pagi bahkan upacara militer, tapi sayang mainan anak yang disediakan seperti papan luncur/perosotan, ayunana dan mainan anak lainnya, tidak terawat, atau mungkin sudah saatnya diganti tapi tidak segera diganti. Dan memang inilah kenyataan yang harus diterima, sebuah fasilitas hanya terawat beberapa bulan saja, dengan alasan biaya maintenance tinggi, lihat saja fasilitas olahraganya. Yang banyak malah milik sekolah TK, tapi tentu saja tidak bisa dipakai umum. Atau mainan di mal-mal, dan rasanya inilah yang paling aman dan nyaman, meskipun harus mengeluarkan uang.
Tapi jika dibandingkan dengan yang tersedia di Doha Qatar rasanya taman bermain anak, mudah sekali ditemukan, dan tentu saja terawat, bersih dan yang paling penting berfungsi. Dan klasifikasi pun di terapkan, ada taman untuk keluarga, artinya hanya benar-benar yang telah berkeluarga, tidak untuk lajang atau lajang yang sedang pacaran dan ada yang untuk umum, semua usia, kalangan, pria dan wanita boleh berada disitu.
Bagaimana dengan kondisi kota anda, baik di Indonesia atau tempat tinggal anda diluar Indonesia?

Wakrah Beach - 28 April 2007

Huaah seger.
Pagi-pagi saat matahari masih malu-malu keluar dan temperatur udara yang nyaman masih menyelimuti, rasa-rasanya bikin ide jitu untuk memilih lokasi jalan-jalan terbaik adalah hal yang tidak sulit untuk ditemukan di qatar ini.
Tentu saja, jika kami ingin semua menikmati, pantai wakrah adalah pilihan yang tepat. Setelah sehari sebelumnya kami bermain dan berolahraga di Corniche maka hari ini pantai wakrah menjadi pilihan tepat untuk bermain pasir, bermain air, menghirup udara segar dan melihat pemendangan luas.
Tidak lupa kamera selalu siap, mengambil momen-momen penting, ini dia salah satunya.
Yang mau lihat video-nya juga bisa lihat di link dibawah ini:

http://www.youtube.com/watch?v=l2NcDPM6aHk

Kartini 2


Setiap tahun ada perayaan Hari Kartini, pertanyaan yang unik ini kembali menyelusup sanubari. Uniknya, Kartini adalah satu-satunya pahlawan kita yang hari lahirnya diperingati dan menjadi hari peringatan yang penting. Pahlawan lain tidak diperingati secara istimewa seperti Kartini. Misalnya, kita tidak memiliki Hari Soekarno, Hari Hatta, ataupun Hari Sudirman. Percaya atau tidak, cuma satu, yaitu Hari Kartini.
Pas topik ini saya angkat dalam sebuah diskusi sore-sore dengan Mpu Peniti, beliau sempat terkekeh dan mengiyakan juga. Dari nilai penghormatan, boleh dibilang Kartini memiliki nilai penghormatan terbesar. Ketika bersekolah dulu, Kartini diajarkan sebagai tonggak sejarah kebangkitan perempuan di Indonesia. Sebagai sebuah momen penting tentang emansipasi perempuan. Cerita hidup Kartini memang mengagumkan. Sumber inspirasi yang selalu berpijar.
Barangkali Kartini ada di dalam setiap sanubari wanita Indonesia. Hanya, kita perlu mencarinya secara cermat dan membuatnya berpijar. Saya jadi ingat nenek saya. Nenek melahirkan 10 putra dan putri. Saya ingat betul bagaimana Nenek dengan telaten merawat keluarga besar kami. Hadir dalam setiap krisis dan menyelamatkan kami dari setiap krisis.Ada satu pengalaman yang tidak pernah saya lupakan hingga kini. Suatu hari, hujan mengguyur Jakarta sangat deras. Rumah kami kebanjiran. Pagi-pagi sekali, kurang dari pukul tujuh, Nenek datang di atas becak, menengok kami yang kebanjiran. Hebatnya, beliau juga membawa satu rantang makanan, yang mungkin disiapkannya sejak subuh tadi.Hingga kini, bayangan beliau membekas sangat jelas. Bagaimana beliau turun dari becak, menggedor pagar rumah, bak seorang kesatria yang membebaskan seorang putri dari tahanan nenek sihir. Bayangan itu menjadikan nenek saya tokoh Kartini yang saya kenal dan kagumi dalam kehidupan saya. Sayang, dalam usia 68 tahun, beliau wafat dan meninggalkan kesedihan luar biasa.
Di samping Nenek dan Ibu, barangkali tokoh wanita yang membekas dalam kehidupan saya adalah guru-guru saya ketika bersekolah dulu. Beberapa di antara mereka menjadi tokoh pahlawan yang nyata, idola, dan sumber inspirasi. Saya ingat betul, ketika belajar menulis, saya bercita-cita ingin memiliki tulisan tangan yang bagus dan artistik semata-mata karena melihat tulisan tangan ibu guru yang apik dan rapi.Saya rajin membaca dan senang membaca juga diilhami dari seorang ibu guru. Saya rajin belajar dan tekun pun saya dapati dari seorang ibu guru. Sikap disiplin dalam hidup saya juga cerminan kedisiplinan yang diberikan seorang ibu guru. Sedikit banyak keberhasilan saya dalam hidup banyak yang saya dapat dari ibu-ibu guru yang mendidik saya ketika bersekolah. Mereka juga adalah Kartini dalam kehidupan saya.Setiap tahun, ketika kita merayakan Hari Kartini, barangkali perayaan itu bukan lagi perayaan sekadar berkebaya seperti diperlihatkan para penyiar di televisi. Karena Kartini memang bukan soal kebaya dan sanggul. Kartini lebih sebagai pemberdayaan perempuan dalam kehidupan kita sehari-hari.Kartini lahir di setiap perempuan Indonesia, dari nenek, ibu, guru, hingga pembantu rumah tangga. Mereka adalah lilin di dalam gelas, yang perlu kita hidupkan pijaran sinarnya. Mereka selalu ada, tanpa harus dibandingkan dan dicari. Mereka menyentuh tiap sudut kehidupan kita tanpa terkecuali. Mereka juga selalu akan kita rindukan. Entah itu nasi tim nenek, telur ceplok Mpok Iyem, ataupun senandung ibu guru.
Merekalah pahlawan yang telah memperjuangkan hidup kita. Kewajiban kita adalah mencari tokoh Kartini di sekitar kita dan mengenalnya satu demi satu, maka pengetahuan kita akan menjadi genap dan lengkap. Selamat Hari Kartini.Kafi Kurniapeka@indo.net.id[Intrik, Gatra Edisi Khusus beredar Kamis, 19 April 2007]

Kartini 1



Program: O-Tis-Ta
Judul: Christine Hakim: Kartini
Tak Mewakili Perempuan
Indonesia
Tayang: 22 April 2007

SABAN 21 April warga Indonesia terutama wanita merayakannya sebagai Hari Kartini. Mereka percaya
hari kelahiran Kartini ini sebagai tonggak perjuangan emansipasi kaum hawa di Tanah Air. Tapi tak
demikian dengan pemikiran Christine Hakim. Menurut Christine, perjuangan Kartini tak bisa mewakili
wanita Indonesia. "Jawa pun tak terwakili," tutur Christine.
Chrtistine mungkin berada di jajaran wanita-wanita Indonesia yang enggan mengelu-elukan Kartini
sebagai salah satu pahlawan nasional. Sebab menurut dia, Kartini hanya berusaha membebaskan diri dari
kungkungan budaya keraton. Sedangkan perempuan lain terutama yang berada di luar keraton, sejak lama
beremansipasi membantu perekonomian keluarga. "Perempuan Indonesia itu tidak tertindas, yang
tertindas itu justru Kartini," sergah Christine.

Friday, April 27, 2007

You Tube


Youtube.com memberikan begitu banyak manfaat dalam berkomunikasi. Salah satu diantaranya adalah videoblog. Begitu mudah menyampaikan cerita atau berita pada anggota keluarga, teman rekan kerja.
Persyaratannya pun terasa mudah, mendaftar, lalu upload video, dan kitapun bisa langsung share dengan siapa saja.
Beberapa diantaranya ini, link tentang aktivitas kami sekeluarga di qatar bisa dilihat di sini :
Yo wis selamat menikmati. Dan untuk mudahnya, search aja dengan kata kunci JASMINE SETYA

Thursday, April 26, 2007

COVER GIRL 89

Gak akan banyak komentar.
Perhatikan saja gambar-gambarnya.
Bandingkan usia kita saat itu.
Jadi inget lagi di SD/SMP/SMA?

COVER GIRL 89

Ha..ha..ngeliatin gambar cover girl tahun lawas emang bikin senyum-senyum sendiri. Sebuah era yang kadang model rambutnya, bajunya, aksesorisnya bahan tertawaan di masa sekarang ini. Terus bagai mana perubahan perjalanan si cover girl saat ini, juga menarik disimak.

Sebetulnya pengen banget nyertain gambar Sarah Sechan saat masih SMP, tapi majalahnya lagi gak di bawa, jadi sementara yang ini dulu deh.

Ini juga gambarnya ngambil dari blog lapanpuluhan.blogspot.com jadi kalo mau lebih lengkap bisa langsung ke sana aja kali ya.

Stop Kekerasan Pada Anak !!

Arie Hanggara. Bocah 7 tahun ini tewas dianiyaya orang tuanya sendiri, Machtino bin Eddiwan dan Santi binti Cece. Peristiwa pada akhir november 1984 itu tiba-tiba menyentak perhatian publik. Media massa menuliskannya panjang-lebar.
Arie tiba-tiba menjadi simbol dari anak-anak yang tertindas. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nugroho Notosusanto sempat membuatkan patung ari-meski akhirnya dibatalkan-sebagai peringatan agar kasus serupa tak terulang di masa mendatang.
Sebuah penelitian mencatat bahwa sumber bencana bagi para bocah ada dirumah dan sekolah-sebuah ironi yang mengiriskan.
Kini puluhan tahun, sudah wafatnya arie, kekerasan terhadap anak tak juga menyurut. Eksploitasi anak masih berlangsung dengan leluasa di mana-mana.
Tahun 1984 mungkin sebagian besar dari kita berada pada masa anak-anak. Saat ini, kita sebagai orang tua, jauhi perlakuan kekerasan terhadap anak, baik secara fisik atau psikologi. Ingat, sumber bencana bagi para bocah selain di sekolah adalah dirumah !!
(catatan: ilustrasi tidak menggambarkan kondisi sebenarnya)

Tidak Bertambah Tua, Tapi Bertambah Cantik

Humor, bisa tentang apa aja, bisa yang biasa, bisa yang aneh dan nyeleneh, ini dia contohnya:

Seorang lelaki pergi ke sebuah too kue dan memesan kue tart untuk pesta ulang tahun isterinya. "Apa yang hendak ditulis pada tart ulang tahun ini, pak?" tanya si gadis manis yang melayani kepada lelaki itu. "Mmmm, tulis saja "Sayang, kamu tidak bertambah tua" di bagian atas, kemudian sambung dengan "Sayang, kamu cuma bertambah cantik" di bagian bawah," kata lelaki itu. Esoknya, lelaki itu datang mengambil tartnya dan terus membawa pulang ke rumah untuk dipersembahkan kepada isterinya yang tersayang di hadapan tamu-tamu yang lain. Dan ketika tart itu dibuka di depan isteri dan tetamu undangan yang lain, lelaki itu hampir pingsan ketika membaca tulisan yang tertera di tart itu: "SAYANG KAMU TIDAK BERTAMBAH TUA DI BAGIAN ATAS. SAYANG KAMU CUMA BERTAMBAH CANTIK DI BAGIAN BAWAH."
(Sumber : Unknown - Terima kasih untuk yang telah membuat lelucon ini)


Monday, April 23, 2007

Ku Tak Bisa

http://www.youtube.com/watch?v=6c_IGfK5Avg
Pernah berpikir 'tuk pergi
Dan terlintas tinggalkan kau sendiri
Sempat ingin sudahi sampai di sini
Coba lari dari kenyataan
Tapi ku tak bisa jauh jauh darimu
Ku tak bisa jauh jauh darimu
Lalu mau apa lagi

Kalau kita sudah gak saling mengerti
Sampai kapan bertahan seperti ini
Dua hati bercampur emosi
Tapi ku tak bisa jauh jauh darimu
Ku tak bisa jauh jauh darimu
Sabar sabar aku coba sadar
Sadar sadar seharusnya kita sadar
Kau dan aku tercipta
Gak boleh terpisah
Dan tak bisa jauh jauh darimu
Ku tak bisa jauh jauh darimu (3x)





Friday, April 20, 2007

KESEIMBANGAN

Kita kadang memberikan kasih sayang yang berbeda dari satu anak kepada anak yang lain. Walaupun tidak ada yang kekurangan tapi kepada salah satunya diberikan kelebihan.
Alasannya kadang macam-macam, karena anak bungsu, karena anak laki-laki atau sebaliknya, bahkan karena hal-hal yang tidak jelas.
Sekedar mengingat kembali masa anak-anak kita. Jika hal itu diberlakukan untuk kita, apakah tidak akan timbul beban psikologi?
Saya kurang paham persis secara ilmu psikologi penyebab dan akibatnya secara psikologi. Yang saya tahu, adanya kata Seimbang dan Adil, cukup memberikan petunjuk.