Sunday, July 27, 2008

Mozila FF & Windows IE

Menggunakan browser yang berbeda dan salah satunya tampilan posting terlihat berantakan.

Mohon dapat dimengerti, beberapa minggu ke belakang saya menggunakan browser Mozila FF untuk melakukan posting di sini. Dan dalam waktu yang sama saya pun melakukan browsing dengan browser ini. Jadi tampilan yang tampak adalah tampilan versi Mozila FF. Dan semuanya terlihat baik-baik saja.

Baru pagi ini saya membuka blog saya ini dengan Windows IE, dan ternyata ya ampun, tampilan pictures dan teks terlihat berantakan sekali. Teks berada menggantung jauh di bawah. Ini di luar kebiasaan saya. Biasanya saya menempatkan dua gambar secara horizontal bukannya vertikal dan menempatkan teks tepat setelah gambar yang terakhir.

Dan sayangnya saya baru mengeceknya setelah sepuluh hari posting dengan judul Made in Indonesia di publish. Malu banget, ketahuan banget gak paham editingnya.

Tapi untunglah hari ini setelah melakukan pictures resize, tampilannya menjadi seperti yang saya inginkan. Dan tampilan normal ini bisa dilihat di dua browser tersebut. Lain kali saya akan mengecek tampilan di dua browser tersebut, demi menjaga kenyamanan membaca.

Friday, July 18, 2008

Made In Indonesia

Diantara gempuran produk tekstil China dan India, ternyata Indonesia masih bisa unggul di antara kedua negara tersebut.

Bagaimana rasanya melihat produk Indonesia dipakai dan dipasarkan di luar negeri, bangga tentu saja. Sama bangganya dengan menjadi warga negara Indonesia itu sendiri. Termasuk bangga dengan kelebihan dan kekurangannya. Ah, patriotik sekali rasanya.

Hari rabu kemarin 16 Juli 2008. Di antara hingar bingar acara pertunjukan akrobatik, di antara lalu-lalang pengunjung, di antara gemerlapnya lampu pusat perbelanjaan City Center Doha, mata saya tertarik pada sebuah logo sebuah produk tekstil, bertuliskan Made in Indonesia.

Bukan pada gulungan kain yang dijual pedagang, juga bukan pada baju yang dipajang di etalase. Kain berwarna hitam tersebut digunakan sebagai penutup ruang ganti pakaian pemain akrobat. Jumlahnya pun tidaklah banyak, sekedar menambah fungsi penutup pada sudut-sudut kayu tripleks yang memungkinkan celah-celah yang tidak diinginkan.

Tapi tak apalah, walaupun sedikit dan tidak dominan namun saya masih mampu melihat dan memperhatikannya. Perhatian saya jauh lebih tertarik pada logo Made in Indonesia yang mulai pupus daripada terhadap pemain akrobat wanita (yang ini pasti made in china) yang terlihat di foto itu. Masih patriotik kan saya?

Entah bagaimana caranya kain itu bisa dipakai mereka. Karena kabarnya, usaha tekstil di tanah air sedang meredup, seiring gempuran produk tekstil China. Apalagi di Qatar sini, produk tekstil dari India mendominasi pasaran. Maklumlah India dan konglomerat Sir Tata memang memiliki jaringan pemasaran yang sangat luas. Bahkan di Indonesia sendiri banyak keturunan India yang memiliki pabrik dan toko tekstil.

Kembali ke tulisan Made in Indonesia. Jika produk itu berada di toko yang menjual peralatan dan segala hal yang made in Indonesia, mungkin wajar saja. Seperti halnya di Saudi-tepatnya di Mekkah-di sana ada toko Bandung dan Puncak Sumatra yang menjual segala hal buatan Indonesia, dari mulai ikan asin, kerupuk, kecap, cobek batu, tempe, tahu, rempeyek hingga VCD bajakan (psst..., yang terakhir jangan bilang-bilang ya). Dan di Doha pun ada toko semacam ini, toko Qatindo dan Jakarta. Tapi jika berada di negeri asing dan digunakan oleh warga asing ini baru produk yang mampu bersaing.

Dengan bukti adanya produk tekstil yang ada di negara asing dan digunakan oleh warga asing. Mudah-mudahan ini menjadi gambaran bahwa produk tekstil Indonesia tidak sedang kepayahan, seperti kabarnya terjadi pada perusahaan sandang milik pemerintah. Semoga.

Wednesday, July 16, 2008

Doha 2016

Anda pernah melihat logo di samping?

Kalau ya, terima kasih. Kalau belum, itu adalah logo yang akan digunakan kota Doha untuk olimpiade 2016.

Sebuah logo mirip bunga, yang sebetulnya bertuliskan kata Adawhah (Doha) dalam huruf arab berwarna merah marun dan tulisan 2016 dalam huruf arab berwarna hijau. Maknanya menjadi sangat jelas Doha 2016.

Sejak sukses menggelar Asian Games 2006 lalu, kota Doha berkeinginan menjadi tuan rumah olimpiade 2016. Banyak persiapan yang di lakukan dari sisi administrasi, promosi dan pendekatan ke berbagai fihak. Doha bersaing dengan beberapa kota untuk menjadi bakal calon tuan rumah Olimpiade 2016.

Sayangnya International Olimpic Committee, menentukan bahwa kota Doha belum layak menjadi 4 calon kandidat yang masuk ke tahap berikutnya. Ini dia petikan kota yang masuk menjadi kandidat yang masuk ke seleksi berikutnya, "Today, the Executive Board of the International Olympic Committee accepted Chicago, Tokyo, Madrid and Rio de Janeiro as Candidate Cities for the 2016 Olympic and Paralympic Games. Unfortunately, Doha was not accepted as a Candidate City on this occasion." Sumber : Doha2016

Dari beberapa informasi yang saya himpun, alasan penolakan terhadap kota Doha adalah, kota Doha dianggap terlalu kecil untuk menampung penyelenggaraan olimpiade. Jika alasannya benar demikian, maka Doha akan sulit bersaing dengan kota lain di negara-negara yang memiliki kota dengan luas area yang berkali-kali lipat. Dan kota seperti Chicago, Tokyo, Madrid dan Rio de Janeiro akan mendapatkan kesempatan ini. Kecuali tuan rumah bersama seperti halnya penyelenggaran sepakbola piala eropa atau piala dunia (korea dan jepang).

Lalu kota mana yang bisa dijadikan partner? Dubai? Mungkin bagi Dubai lebih baik mengambil sendiri kesempatan ini.

Nampaknya karena alasan luas lahan yang tidak memadai Doha hanya akan menjadi tuan rumah event olahraga semacam ini (multi sport) sekelas benua Asia saja. Dan Doha untuk hal ini memang sudah dipastikan menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertandingan putaran final Piala Asia 2012. Kesuksesan menyelenggarakan event Asian Games tentu menjadi pengalaman berarti untuk suksesnya penyelenggaran Asian Cup 2012. Dan juga kesuksesan menjadi tuan rumah event olahraga tingkat dunia seperti tenis, motogp, superbike dan lainnya tetap bisa dipertahankan. Semoga juga kelak event balap mobil sekelas F1 bisa diselenggarakan di kota Doha.

Tuesday, July 15, 2008

Resignation

Saya teringat tahun 80-an, kira-kira usia sekolah dasar. Ketika beberapa teman yang tinggal di sebuah asrama pergi mengikuti kepindahan tugas ayahnya. Perasaan terputus pertemanan dengan beberapa orang teman bermain sangat terasa. Tapi tak ada pilihan lain, sebagai abdi negara ayah-ayah mereka memang harus siap ditempatkan di mana saja.

Bagi kami yang saat itu usia anak-anak, tercabutnya pertemanan masa kecil membuat sesuatu ada yang kurang. Saat bermain sepak bola, jumlahnya tidak lagi sama. Saat bermain mobil-mobilan, mobil si A tidak ada lagi. Dan banyak lagi pengalaman lainnya.

Kini saya adalah orang tua dari dua anak. Dan karena sifat lokasi dan jenis pekerjaan kami yang memungkinkan pindah dengan berbagai alasan, maka perpindahan lokasi kerja adalah sebuah hal yang normal.

Kejadian perpindahan kerja orang tua sering diikuti dengan kepindahan seluruh anggota keluarga, termasuk anak-anak.

Dan kejadian itu berulang bahkan berulang-ulang. Teman anak-anak kami pun satu persatu berpindah, bukan hanya dari satu kota ke kota lainnya, bahkan dari satu negara ke negara lainnya. Ada yang tetap di Midle East, ada yang ke Malaysia, Singapura serta beberapa negara lainnya dan ada yang kembali ke Indonesia.

Entah apa perasaan anak-anak kami. Namun saya kadang mendapat pertanyaan, kenapa temannya tidak kembali lagi ke Qatar? Kenapa kita kita tidak ikut pindah? Dan beberapa pertanyaan lain. Sama seperti jawaban yang saya terima, maka jawab yang saya berikan pun sejenis, walaupun tak sama.


Tentara, polisi, diplomat, perbankan, asuransi, kedokteran, wartawan dan profesi lainnya mungkin mengalami hal yang sama, berpindah dari satu kota ke kota lainnya atau bahkan dari satu negara ke negara lainnya. Semua dengan satu alasan, Menjalankan Tugas.

Monday, July 14, 2008

0000 to 2000

Pada dasarnya setiap orang suka jalan-jalan, termasuk saya. Dengan berbagai alasan orang melakukan itu.

Alasan paling umum adalah refreshing, olahraga.

Saya menyukai keduanya. Tapi saat ini saya hanya ingin bercerita tentang fungsinya sebagai olahraga. Lainnya, jika anda bersabar dan menyukai tulisan saya, silahkan kembali lain hari, kayak iklan rumah makan padang saja.

Apa yang menjadi ukuran anda jika berolahraga terutama lari, jumlah keringat? Jumlah putaran? Jarak? Apapun itu tentu bisa membuat rencana anda lebih terukur.

Misal target lari adalah 10 Km per hari. Maka kita bisa mencoba mengukurnya saat waktu luang. Bukan, saran saya bukan dengan cara menarik meteran a la petugas per-tanahan (bukan per-tahanan loh ya). Tapi paling tidak menggunakan kendaraan yang kita punya, perhatikan posisi meteran saat start dan berhenti di jarak yang diinginkan. Ingat berhentinya jangan karena alasan di depan warung yang ada cewek cantiknya, anda harus konsisten pada jarak yang anda inginkan, walaupun itu akan berada di depan WC umum.

Nah, berbicara tentang ukuran jarak. Di Corniche Doha ada jogging track yang panjang membentang dari dekat Hotel Sheraton yang menunjukan 0000 meter hingga di depan Gedung / Istana Emir yang menunjukan entah berapa meter, soalnya saya hanya lari hingga patung Orry yang menunjukan jarak 2000 meter, setelah itu kembali lagi ke titik 0000 meter. Jadi tahu kan berapa jarak yang saya tempuh pagi itu?

Mungkin anda bisa berbagi cerita tentang jogging track di kota anda? Ditunggu

BUS STOP & POHON KURMA

Saya pernah mendengar kisah. Tempat paling nyaman untuk berteduh adalah berteduh di bawah pohon kurma. Mungkin anda juga pernah mendengar tentang itu.

Dulu saya percaya, kalau tempat paling nyaman untuk berteduh itu di bawah pohon beringin. Pohonnya besar, menyebar dan daunnya lebat. Tapi setelah pohon beringin di depan kantor kepala desa saya, lebih sering mengotori lapangan volley dan berbmain volley tidaklah membutuhkan penenduh, pendapat saya bergeser.

Lalu pendapat saya bergeser, bahwa pohon jambu biji lah yang paling pas untuk berteduh. Tapi lagi-lagi pendapat saya kandas setelah saya jatuh terbentang dari pohon jambu, dan sejak saat itu saya sangat benci pohon jambu dan jambunya. Daunnya berulat dan buahnya ketika matang menebar aroma yang tidak saya sukai. Maaf kalau hal ini bertentangn dengan anda.

Lalu setelah mendengar kisah, bahwa pohon kurma merupakan pohon yang sangat nyaman untuk berteduh, saya pun mencobanya. Hasilnya luar biasa. Walaupun pohonnya tidak begitu rindang tapi memberikan kesejukan yang pas. Tidak terlalu lembab juga tidak terlalu panas. Belum lagi di tambah pemandangan yang indah rangkaian buah kurma yang menjuntai berurai-urai, menguning, segar dan menyegarkan.

Maka ketika sebuah Bus Stop yang berlokasi di kawasan Corniche Doha ditempatkan di bawah pohon kurma, saya pun mencobanya. Dan benar, nyaman sekali. Menunggu bus datang tidak terasa panas dan melelahkan, padahal temperatur di musim panas ini sedang pada posisi 42 derajat celcius.

Maka jika anda berkesempatan melihat pohon kurma, berhentilah sesaat dan rasakan nyamannya berteduh di bawahnya. Pohon kurma dan buahnya memberikan kenyamanan, kenikmatan dan banyak manfaat lain. Berlebihankah saya? Mungkin jawaban ya atau tidaknya bisa anda buktikan setelah merasakannya sendiri berteduh di bawah pohon korma. Selamat mencoba.

Tuesday, July 8, 2008

Polling

We are doing Polling for the question "Where do you know this blog from?". Polling is available at the left side of this blog.

We appreciate your vote.



Kami sedang mencoba mendapatkan hasil votting pada poling yang terletak di bagian kiri blog ini. Pertanyaannya "Dari mana anda mengetahui blog ini?".

Polling ini untuk mengetahui media mana yang paling efektif untuk memperkenalkan blog ini.

Dalam ingatan kami, rata-rata pengunjung blog ini adalah 10 pengunjung. Belum terlalu banyak, tapi sudah lumayan. Pengunjung bagaimanapun dibutuhkan untuk tujuan tersampaikannya atau terbacanya ide-ide yang ada. Bisa saja pengunjung sekedar tersesat di blog ini, dan sama sekali tidak mengerti apa yang disampaikan karena tidak faham Bahasa Indonesia.

Partisipasi anda sangat kami hargai.

Best regards,

Dedy Setya

Monday, July 7, 2008

Sisi Politik & Ekonomi Investor Asing

Satu dari tiga tuntutan mahasiswa pada demo di depan gedung DPR beberapa hari yang lalu adalah USIR INVESTOR ASING. Gagah dari sisi politik tapi loyo dari sisi ekonomi. Saya bukan mau berkonfrontasi dengan mereka. Saya hanya ingin memberikan pendapat dari sisi ekonomi, sekedar saling melengkapi. Hal ini karena saya memiliki sedikit pendidikan ekonomi dan nihil dari sisi politik.

Investor dari sisi bisnis, entah itu asing atau domestik dalam berbagai skala, dibutuhkan. Investor bisa dari sisi finance, finance plus management, finance plus marketing dan sebaginya. Kombinasi mereka selalu berujung pada usaha peningkatan kinerja perusahaan baik sisi produksi maupun pemasaran.

Bahkan beberapa perusahaan, untuk menarik investor asing, mendaftarkan perusahaannya di bursa internasional. Contohnya, baru-baru ini Commercial Bank Qatar listed di London Stock Exchange. Dan kemarin Qatar Statistic Authority mengumumkan, peningkatan Investasi asing di qatar dari 252mn USD di tahun 2000 ke 1.79bn USD di tahun 2006.

Pengusiran investor asing, tanpa didukung oleh peningkatan investasi lokal di berbagai bidang, membuat bisnis seperti katak dalam tempurung, puas dengan hasil yang sudah ada. Lagi pula investor masuk dengan jalan yang dibolehkan oleh aturan. Jadi kalau penawaran investor lokal kalah menarik dibandingkan dengan investor asing, ini adalah sebuah proses supply dan demand yang wajar. Perhatikan penawaran pemerintah terhadap penjualan saham Temasek di Indosat. Jumlahnya kalah dengan penawaran yang dilakukan Qtel, jadi wajar saja kalau Qtel sebagai investor asing akhirnya memenangkannya.

Tapi, saya pun memang belum mengetahui dasar-dasar fikiran pendemo mengemukakan pendapat itu. Bisa saja, seandainya saya menjadi mahasiswa ilmu politik paling nggak 3 tahun akan mengerti dan mendukung pendapat itu, dan bisa jadi juga jika para pendemo yang (biasanya) sebagian besar mahasiswa FISIP duduk sebagai mahasiswa fakultas ekonomi paling nggak 3 tahun saja, ide mencetuskan "USIR INVESTOR ASING" akan di fikirkan beberapa kali untuk di release ke publik.

Jadi mungkin baiknya, marilah kita berbagi peran saja, politikus bergerak dari sisi politik sebaik-baiknya, ekonom bergerak dari sisi ekonomi sesempurna-sempurnanya dan jangan lupa dari sisi POLISI bergerak dari sisi kepolisian sehebat-hebatnya.

Dinosaur, Are You For Real?

Beberapa hari yang lalu saya dan seorang teman berdiskusi tentang pernah ada atau tidaknya dinosaurus itu. Lebih tepatnya memang bukan diskusi tapi "pemaksaan pendapat".

"Pemaksaan pendapat" itu karena saya bertanya sekaligus mengemukakan pendapat tentang ada tidaknya dinosaurus itu di masa lampau. Memang, jawaban teman itu, mungkin saja Dinosaurus itu pernah ada di masa lampau, dan saat ini sudah punah, buktinya di beberapa tempat dikabarkan ditemukan fosilnya.

Saya juga ingin menerima pendapat itu, tapi dari sisi logika seleksi alam, terpaksa pendapat itu saya "tolak" dulu. Alasannya, Dinosaurus itu berbadan besar, dan sebagian pemakan daging, kalau mereka punah karena mereka tidak kuat mempertahankan diri, mempertahankan eksistensinya, mestinya hal itu tidak terjadi. Berbadan besar, dan pemakan daging, sebuah kombinasi dahsyat untuk mengalahkan musuh-musuhnya dan mempertahankan habitatnya.

Tapi, semua pendapat itu tentu sangat ambisius dari seseorang yang tidak mempelajari ilmu tentang Dinosaurus lebih banyak. Itu hanya perbandingan dengan cerita fiksi tentang kehadiran Dragon. Mungkin anda lebih tahu lebih banyak tentang ini, dan mau berbagi dengan kami.

Thursday, July 3, 2008

Vielen Dank




Lieber dedy permana,

der FC Bayern wünscht Ihnen als Mitglied der T-Home Fankurve alles Gute zum
33. Geburtstag. Wir würden uns freuen, wenn Sie uns auch in Ihrer ganz
persönlichen nächsten Saison bei bester Gesundheit die Treue halten und viel
Spaß an Ihrem Lieblingsklub haben.

Herzlichst,
Ihr FC Bayern München
Uli Hoeneß

Wednesday, July 2, 2008

Qtel (Qatar Telecomunication)

Dari pada membayar kepada pemerintah Indonesia, Temasek Holding Pte Ltd, memilih untuk menjual kepemilikan sahamnya di Indosat Tbk. Pada Jumat (6/6) lalu, 40,8 persen saham Indosat Tbk milik Asia Mobile Holding Pte Ltd (AMH) diakuisisi Qatar Telecom (Qtel) senilai 2,4 miliar dollar Singapura atau 1,8 miliar dollar AS (Rp 16,8 triliun dengan kurs Rp 9.300)

Kesepakatan akuisisi itu disampaikan dalam pernyataaan bersama Qtel dengan Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (STT) sebagai induk perusahaan AMH dalam siaran pers yang diterima Kompas.com. Dengan demikian, STT yang pada tahun 2002 memenangi divestasi 41,94 persen saham Pemerintah Indonesia di Indosat senilai Rp 5,62 triliun (Rp 12.950 per saham), menangguk untung hampir tiga kali lipat. (sumber : kompas)



Tanggal 6 Juni 2008 kemarin, saat jalan-jalan di Lulu Hypermarket di dekat rumah, tiba-tiba punya ide untuk mengambil foto sebuah mesin telepon umum kartu milik Qtel. Ide awalnya saya mau posting tentang perbandingan nasib telepon umum kartu setelah mobile phone service begitu mudah di dapat dan murah.

Namun mendengar berita Qtel mengakuisisi saham Indosat lewat pembelian saham milik Temasek, membuat posting saya berubah tema, tapi tetap tentang Qtel, nasionalitas saya sebagai warga negara Indonesia, dan "nasionalitas" saya sebagai seorang Indonesia yang tinggal dan bekerja di Qatar, tiba-tiba tersentuh, merasa senang.

Qtel dan Indosat adalah dua perusahaan di dua negara yang service nya saya gunakan saat ini, satu melalui Hala Card milik Qtel dan Mentari milik Indosat. Kebetulan saya tinggal dan bekerja di Qatar dan banyak service yang saya butuhkan dari Indonesia melalui Mentari, jadi 2 service itu saya gunakan untuk berbagai keperluan.

Menurut saya pembelian saham Indosat oleh Qtel adalah lebih baik jika tetap dimiliki oleh Temasek. Qtel di Qatarnya sendiri, memberikan service yang sangat baik, baik di jalur telepon rumah dan kantor atau sambungan GSM.

Qtel memberikan banyak kemudahan bagi konsumen untuk mendapatkan servisnya. Biaya sambungan rumah dan kantor di berikan gratis, begitu pula biaya komunikasi gratis, hanya satu kekecualian, biaya baru di kenakan jika sambungan komunikasi dilakukan terhadap sambungan GSM.

Kinerja perusahaan yang baik, harga saham sangat baik dan sangat diminati, dan rencana perluasan usaha yang dahsyat. Selain Indonesia, India adalah target mereka selanjutnya. Dua negara dengan jumlah penduduk sangat banyak. Saya berharap di China kelak Qtel juga ada di sana.

Qatar telah banyak memberi saya harapan, tidak salah kalau saya juga mengucapkan SELAMAT DATANG DI INDONESIA kepada Qtel, semoga sukses. Selanjutnya saya menunggu kehadiran QNB (Qatar National Bank) beroperasi di Indonesia atau paling tidak membeli saham salah satu bank di Indonesia. SELAMAT DATANG.