Friday, September 19, 2008

Downgraded Product

Dalam sebuah industri massal (manufacture) penurunan kualitas produksi kadang terjadi.

Penurunan kualitas produksi biasanya terjadi karena desain teknologinya memang demikian, misal desain desain teknologinya pada saat industri itu baru melakukan start up akan menghasilkan produk dengan kualitas lebih rendah dari semestinya, begitu juga saat shut down.

Beberapa industri memang tidak mentolelir down graded produk, karena mereka hanya memiliki satu-satunya grade dalam industrinya, misal industri mobil. Tidak mungkin rasanya jika Toyota akan memproduksi Camry, kemudian setelah produksi kualitas yang dihasilkan lebih rendah, maka produk tersebut akan dijual dengan grade Camry X misalnya. Kecuali grade tersebut dilakukan dengan perencanaan, misal Yaris dengan grade E, G, atau A.

div align="justify">
Down graded produk tidak selalu berakhir di area pembuangan. Beberapa industri masih bisa dijual kepada industri lain dengan perbedaan harga dibandingkan dengan prime product nya. Contoh, sebuah produksi plastik resin polypropylene. Ada berbagai industri hilir yang memanfaatkan resin polypropyene dengan berbagai kebutuhan kualitas baha bakunya.

Dua hari kemarin 17 sep 2008, saya melihat kaos dipajang di sebuah pertokoan dengan tulisan yang membuat saya tidak hanya melirik dan memindahkan perhatian, tetapi juga ingin mengambil gambarnya, dan kemudian menuliskannya di sini.

Di kaos itu tertulis "Wacation Fashion Wear 93 Summers Sweet". Saat itu saya tidak yakin apakah tulisan "Wacation" memang ada dalam bahasa inggris. Di rumah saya cek di "Cambride Advance Learner's Dictionary". Ternyata tidak saya temukan.

Lalu apakah ini juga termasuk down graded product, karena kesalahan pembuatan? Saya tidak melakukan penelitian mendalam terhadap hal ini.

Dalam produk China, terkadang saya menemukan tulisan, entah itu deskripsi produk atau bahkan dalam produk itu sendiri dengan tulisan bahasa inggris yang salah eja. Semestinya ini tidak terjadi, karena dalam industri besar selalu ada bagian quality control, yang mengawasi kualitas produk dan aspek lainnya sebelum dijual.

Atau memang seperti saya uraikan sebelumnya. Bisa jadi bagian quality control mengetahui kesalahan ini. Tetapi perusahaan tetap menjualnya dengan grade dan price yang lebih rendah, dengan harapan masih ada pembeli yang menerima.

Saturday, September 13, 2008

Label

Industri adalah kemampuan mengelola bahanbaku, teknologi dan sumberdaya manusia.

Ketika satu komponen tidak tersedia maka mendatangkan komponen itu dari tempat lain adalah sebuah kenyataan yang harus dilakukan. Bisa saja didatangkan dari daerah yang satu provinsi, dari pulau lain atau impor.


Seperti negara lainnya, Qatar adalah sebuah negara yang memiliki kemampuan melakukan industrialisasi pada berbagai bidang. Oil and Gas adalah industri utama setelah industri mutiara mulai ditinggalkan. Industri lainnya mulai berkembang ke arah pemenuhan kebutuhan pokok agar bisa diproduksi di dalam negeri.

Beberapa contoh industri di Qatar yang bahan bakunya didatangkan dari luar adalah tepung terigu, cement, alumunium, susu dan beberapa produk lainnya.

Beberapa hari ini saya tertarik dengan adanya Tissue Roll yang diberi label Made by Gulf Paper Industries dan dilengkapi dengan nomor telepon perusahaannya di Doha Qatar.

Produsen sangat cerdas mengganti "Made in ..." menjadi "Made by ..." sehingga asumsi produk ini dibuat di Qatar pun dengan sendirinya tumbang. Karena semua tahu produksi tissue ini membutuhkan bahan-baku dari bahan dasar kayu, dan semua hapal betul bagaimana kondisi pepohonan di Qatar ini.

Saya mengasumsikan perusahaan penjual melakukan re-labelling pada produk ini. Entah oleh perusahaan apa dan di negara mana tissue ini sebetulnya diproduksi.

Re-labelling menjadi normal di dunia perdagangan saat ini. Produsen menjual produk tanpa merk, dan lalu buyer/trader melakukan re-labelling dengan menggunakan namanya sendiri. Praktik ini menjadi sangat popular ketika banyak perusahaan retail (supermaket) memberi label produk atas namanya.

Silahkan cek, ada gula, minyak goreng, beras ber-merk Alfa, Yogya, Carefour, Lulu dan lain sebagainya. Anda tertarik menjadi "pengusaha re-labelling" ini?


Friday, September 12, 2008

Lebih Rela Indosat Dibeli Qtel

Jakarta - Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil mengaku lebih memilih Qatar Telecom (Qtel) sebagai mitra bisnis Indosat karena diyakini bisa menjadi simbol untuk menarik duit dari Timur Tengah.


Hal itu diutarakannya di kantor BUMN, Gedung Garuda, Jakarta, Jumat (12/9/2008), ketika ditanya wartawan: lebih memilih Singapore Technologies Telemedia (STT) atau Qtel di Indosat.


"Menurut saya Qtel masuk ke Indonesia itu sangat bagus, bisa menjadi model atau simbol untuk menarik perhatian duit dari Timur Tengah. Selama ini duit Timur Tengah larinya banyak ke Malaysia, Kuala Lumpur," kata Sofyan.


"Kalau Qtel sukses di Indonesia semoga yang lain bisa masuk juga ke kita. Ya, seperti Restoran Padang-lah, jika Anda puas kasih tahu teman jika tidak puas kasih tahu kita. Selama ini duit timur tengah yang masuk ke kita disaring dulu lewat Malaysia seperti Axis," ujarnya.


Sofyan sendiri enggan berkomentar banyak mengenai putusan Mahkamah Agung yang menolak kasasi Temasek dan kawan-kawan.


"Pemerintah tidak bisa apa-apa karena tidak punya kepentingan, kita hanya pemegang saham. Walau cuma sedikit sahamnya tidak akan dilepas, juga tidak akan ditambah. Pemerintah tidak punya urusan mengenai ini, karena ini urusan antara Temasek dan Qtel. Cuma iklim investasi saja yang kita harapkan sebagai pemegang saham," ujarnya

Thursday, September 11, 2008

That I Would Be Good


that I would be good even if I did nothing, that I would be good even if I got the thumbs down, that I would be good if I got and stayed sick, that I would be good even if I gained ten pounds

that I would be fine even if I went bankrupt, that I would be good if I lost my hair and my youth, that I would be great if I was no longer queen, that I would be grand if I was not all knowing

that I would be loved even when I numb myself, that I would be good even when I am overwhelmed, that I would be loved even when I was fuming, that I would be good even if I was clingy

that I would be good even if I lost sanity, that I would be good, whether with or without you



Saturday, September 6, 2008

Flexibility

Fleksibilitas seringkali membuat kita lebih efektif dalam banyak hal. Tapi ini bukan berarti kita menyerah akan keteguhan pendapat kita, tetapi lebih sekedar mempertimbangkan apa yang kita lihat dan dengar dari pihak lain. Menjadi fleksibel dalam berinteraksi dengan pihak lain seringkali menambah pengetahuan dan ini membantu membentuk pengembangan diri. Dalam hubungannya dengan pekerjaan, fleksibilitas seringkali meningkatkan harmonisasi dalam saling memahami berbagai ide, perilaku dan hal-hal lainnya. Pengalaman akan hal ini memberikan kesempatan kepada seseorang untuk dapat merasakan titik pandang pihak lain. Jika titik pandang pihak lain sesuai dengan apa yang kita sukai, kita bias mengadaptasinya dengan cara kita. Mungkin fleksibilitas ini membutuhkan beberapa hal lainnya untuk menjadikan kita merasakan hadirnya ide-ide baru, perilaku baru atau yang lainnya. Meningkatkan keterbukaan pemikiran membantu menentukan apakah hal-hal baru itu dapat berasimilasi dengan pikiran-pikiran kita yang sudah ada sebelumnya. Dan perlu diingat kita harus bias menentukan dapat kita terima ide baru itu atau kita lupakan saja, semua terserah kita, tapi satu hal setidaknya kita tidak menutup diri akan ide lain sebelum ide itu kita lihat atau dengar.

Sebuah contoh di sini bisa kita ambil. Entah kapan kita mungkin pernah ditawari makanan yang belum pernah kita coba sebelumnya. Saat kita pertama kali mencobanya, kita mungkin merasa menyukainya karena rasanya mirip dengan sebuah makanan yang pernah kita coba sebelumnya, sesuatu yang biasa kita nikmati. Tetapi ketika kita mencoba makanan itu, dan rasanya sama sekali baru dan belum pernah mencobanya, mungkin reaksi kita adalah menyukainya, tidak menyukainya, atau netral. Netral membuat kita membuka diri pada suatu pilihan, kita akan mencobanya lagi di waktu yang akan datang, atau sebaliknya. Di lain hal, kita sudah mempelajari satu hal, dan pelajaran ini tidak pernah akan kita terima, jika kita tidak pernah menerima tantangan untuk mencoba sesuatu yang baru.

Saya teringat, ketika suatu kali saya selalu menolak makan tertentu, karena apa yang pertamakali saya rasakan makanan itu memiliki aroma yang tidak saya sukai. Beberapa tahun kemudian, teman-teman mengajak mencoba lagi makanan tersebut, dan ketika saya mencobanya, kali ini saya dapat menerimanya, bahkan merasakan nikmat. Hal ini jauh sekali dengan pengalaman saya sebelumnya. Jadi melalui fleksibilitas, pemikiran dan pengalaman saya menjadi berubah.

Seringkali seseorang yang tidak memiliki fleksibilitas dalam pemikirannya, tidak cocok untuk menjadi seorang pemimpin pada sebuah bisnis atau industri, atau pada berbagai bidang posisi supervisory dimana kesuksesan tergantung pada kerjasama team. Seseorang datang dengan berbagai karakter, dan untuk menciptakan harmony dan kerjasama, hal terbaik uantuk dilakukan adalah membuka pikiran akan berbagai pendapat terhadap usulan terbaik dari masing-masing bagian team. Mengapa tidak mencoba hal yang baru? Cobalah bergabung dengan kelompok yang berbeda dengan karakter kita. Perhatikan apa yang terjadi pada personality anda akibat dari kemampuan penyerapan akan ide baru, perilaku baru dan semua hal yang diakibatkan dari bergabungnya dengan kelompok baru tersebut.

Wednesday, September 3, 2008

Emulate

Satu hal yang mempengaruhi dan membantu pencapaian sukses adalah mempelajari apa yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang terlebih dahulu sukses. Tetapkan prisip-prinsip apa saja yang secara terus menerus mereka lakukan, lalu lakukanlah contoh-contoh itu oleh kita.

Prinsip-prinsip kesuksesan seperti yang pernah diungkapkan oleh Andrew Carnegie adalah sangat jelas, semua itu nyata, dan semua itu dapat dipelajari oleh semua orang yang berkeinginan untuk meluangkan waktu untuk mempelajarinya dan untuk mengaplikasikannya dalam pencapaian tujuan.

Jika kita merupakan orang-orang yang benar-benar suka mengamati, kita bisa menemukan dan belajar dari hamper semua orang-orang yang kita jumpai. Dan ini tidak berarti kita harus mengenal mereka lebih dalam terlebih dahulu. Kita bisa mendapatkan pelajaran dari sesuatu yang simple yang kita amati. Atau bisa juga belajar dari seseorang yang masih hidup atau mempelajari hasil-hasil generasi sebelumnya.

Yang terpenting adalah, pelajari bagaimana mereka menjalani hidup, pelajari apa-apa yang memang menarik untuk dipelajari, lalu aplikasikan dalam kehidaupan kita hal-hal spesifik dari pengalaman itu untuk mencapai kesuksesan.

Embellishment Of Words

Tindakan yang tepat lebih dibutuhkan dibandingkan dengan seribu ucapan untuk membuat sesuatu lebih menarik dan orang lain terpengaruh.

Satu dari sekian banyak kesalahan yang sering kita perbuat adalah membuat berbagai alasan untuk menjelaskan kenapa kita gagal. Dan sayangnya lagi, seseorang yang mengalami kegagalan kebanyakan adalah seseorang yang pandai mencari alasan. Mereka mencoba menceritakan apa yang sudah mereka lakukan, tanpa tindakan perbaikan yang nyata, melainkan hanya melalui kata-kata. Tapi ini pun masih lebih baik dibandingkan dengan orang yang belum mencoba, tetapi ucapan-ucapannya seperti seorang yang sangat berpengalaman di bidang yang dibicarakannya. Dan jika berbicara tentang kegagalan, lebih sering menimpakannya akibat pihak-pihak eksternal.

Jika kita sukses, terimalah ucapan selamat dari pihak lain dengan tidak berlebihan. Dan jika kita gagal, terimalah kegagalan itu, untuk kemudian berfikir dan mempelajari kegagalan yang terjadi, lalu bertindak untuk sesuatu yang lebih baik di waktu yang akan datang.

Percayalah, jika apa yang kita lakukan tepat pada berbagai kondisi, kita tidak akan pernah merasa untuk mencari-cari alasan hanya dengan kata-kata. Tindakan nyata kita akan “berbicara” lebih dibandingkan dengan ribuan kata-kata yang tidak konstruktif.

***

Tuesday, September 2, 2008

Everything You Create Begins In The Form Of Desire

Dalam banyak hal melakukan sesuatu harus memiliki tujuan. Melakukan sesuatu dengan keinginan sebuah kesuksesan tidak bisa kemudian diikuti dengan melakukan hal-hal yang berakibat kecil pada tujuan apalagi tidak memiliki hubungan sama sekali dengan tujuan. Selain itu, untuk mencapai tujuan harus diiringi dengan hasrat yang sangat kuat pada apa yang dituju.

Kita sering berfikir, kita ingin sukses, tetapi tidak dilandasi dengan keinginan dan usaha yang intensif, maka kemungkinan mencapai sukses menjadi sangat jauh. Cobalah terus mengembangan diri serta memperbaiki diri. Tingkatkan terus kemampuan dari waktu ke waktu.

Hiasi juga fikiran kita dengan merasa senang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan kita. Semua ini ibarat menambahkan bahan bakar kedalam tungku perapian bernama semangat. Seringkali kita membutuhkan cukup tekanan untuk membawa kita sendiri melewati sebuah bukit rintangan.


Jika tidak cukup kuat hasrat dan usaha kita, bukannya kita akan mampu mendaki bukit itu, tapi malah kita akan kembali menggelinding ke dasar bukit.