Friday, December 25, 2009

Denpasar Jogjakarta


Jika gambar berarti seribu kata, maka rute Bali Jogja ada bagusnya digantikan saja dengan beberapa gambar hasil perjalanan, tapi sebelumnya inilah beberapa kota atau kabupaten yang kami lewati bahkan kami singgahi dalam perjalanan dari Denpasar ke Jogjakarta melalui jalur selatan pulau Jawa, dan maaf kalau ada kota yang terlewati tetapi tidak kami sebutkan di sini.


Pulau Bali (Denpasar - Tabanan - Negara - Gilimanuk)

Jawa Timur - Jogjakarta (Banyuwangi - Jember - Lumajang - Malang - Blitar - Tulungagung - Trenggalek - Ponorogo - Madiun - Surakarta - Jogja).

Dan ini dia foto-foto di Bali & Jogja

1. T-Shirt I Love Bali, foto ini saya ambil di Pasar Sukawati, berdasarkan informasi, pasar ini merupakan pasar terbesar dan murah yang menyediakan oleh-oleh khas Bali (Baju, lukisan, hiasan dinding)

2. Lukisan Mr. Bean, foto ini saya dapatkan dari lukisan yang dipajang di Rumah Makan "Bebek Bali"


3. Nampang dibelakang mobil dengan NoPol Bali, lokasi di Geger Beach.


4. Ujung atau Pangkal jalan Malioboro yang berdekatan dengan Stasiun Kereta Tugu.

Wednesday, December 2, 2009

Bali Indonesia


Taaa...daaaaaa.....Ini dia hasil liburan kemarin.

Duuh lama bener ya update blognya. Padahal liburan udah usai dari sebulan yang lalu. Padahal juga internet lancar-lancar aja di rumah. Cuman gak enak kalo gak cari-cari alasan, dan yang paling gampang dijadiin alasan adalah sibuk. Sibuk kerjaan, sibuk olahraga, belum lagi pura-pura sibuk. He3x.

Dalam rangka liburan kemarin, asli, asyik banget. Walaupun capek tapi pengalaman perjalanan dari kota ke kota selalu menimbulkan keasyikan tersendiri.
Bayangin dari mulai datang di Bandara Soekarno Hatta, rencana sudah tersusun, peta sudah di siapkan dan GPS pun sudah di set. Tujuan Jakarta cukup 1-2 tujuan, Ancol dan lalu makan di Mangga dua. Cukup? cukuplah karena waktu sudah gak memungkinkan untuk main outdoor lagi. Keluar ancol aja udah jam 8 malam.

Tadinya kami berencana menginap di Jakarta, tapi karena pertimbangan supaya besoknya leluasa jalan-jalan dan berbelanja di Bandung, jadi kami putuskan nginap di Bandung. Nyampe Bandung cepat juga sekitar jam 11 malem, ini pengalaman pertama lewat jalan tol. Nyampe Bandung awalnya tujuan langsung di arahkan menuju jalan Dago, mau nginep di sana, tapi koq hotel yang kami kunjungi sepi, jadinya agak kurang menarik, terus terang aja, malah cenderung Serrrraaaammmm!! Puter-puter sana sini, akhirnya kami menginap di Hotel Novotel. Uh, ternyata pilihan gak salah, selain suasananya nyaman, kamar indah, ternyata menu sarapannya cocok banget, Bandung banget pokoknya, ada bubur ayam (Bandung), Batagor/Siomay, plus minumannya Bajigur, anget gak tuh pagi-pagi diminumin bajigur?

Check Out lah kami sekitar jam 9 pagi, setelah beres sarapan dan browsing FO mana yang asyik buat belanja. Langsung kami menuju FO "Secret" di Jalan R.E. Martaninata (A.k.a Riau). Tempatnya luas, koleksinya banyak, bagus-bagus, modis dan harganya sesuai. Pilih sana-sini untuk seluruh anggota keluarga, beres belanja jam 4 sore. Bayangin 6 jam cuman puter-puter di sekeliling toko doang, segimana luas dan menariknya tuh toko kan? Recomended deh pokoknya.

Tiga hari akhirnya kami "Istirahat" di Cirebon. Gak cuman diam di rumah sih, keliling sana sini nemuin anggota keluarga lain plus jajan makanan cirebon tentunya. Sepanjang jalan Tentara Pelajar tentulah cocok untuk jajan di malam hari, mungkin puluhan kios makanan tersedia di sana, tapi ya karena kapasitas perut segitu-gitunya, tetep aja yang ke makan ya sepiring juga.


Akhirnya rencana besar kami siap kami jalankan. Pergi ke Bali. Pake pesawat? gak! Pake kereta? gak! Pake mobil di supirin? Gak! Ke Bali naik mobil nyetir sendiri? Ya! Cuman ber-4? Ya! Gak Cape emang? Gila aja, pasti capek lah.

Tapi kawan, rencana ini memang sudah kami pasang beberapa bulan sebelumnya, bahkan bagi saya sendiri udah beberapa tahun sebelumnya. Surprise juga teryata anak-anak enjoy, duduk menikmati perjalanan di belakang, yaaaa....wajar kalo sesekali berantem sih, namanya juga anak-anak.

Rute pertama Cirebon - Surabaya lewat Pantura, berangkat jam 6.30 pagi nyampe Surabaya jam 9 malem. Lama yah? Modal navigasi dari GPS dengan menggunakan peta Navnet, udah cukup bisa mengantarkan ke hotel yang di tuju, Garden Hotel Surabaya di Jl. Pemuda. Ah ternyata kombinasi Garmin dan Map bikinan teman-teman kita di Indonesia sudah cukup akurat mengarahkan kami ke sana. Padahal beneran lho, saya dan semua penumpang (istri dan dua anak) baru pertama melakukan perjalanan ke Surabaya.



Rute ke 2 yaitu Surabaya - Denpasar. Start setelah sarapan, jam 5 sore kami sampai di pelabuhan penyebrangan Banyuwangi. Kami memburu waktu agar sampai di sana sebelum amghrib, dan ternyata bisa, walaupun udah deket banget ke maghrib, yang artinya matahari udah tenggelam. Padahal tadinya berharap bisa melihat pulau jawa dan pulau bali dari perairan penyebrangan.

Di Banyuwangi pengecekan petugas biasa aja, tapi di pelabuhan Gilimanuk, ya ampun, saya serasa melewati perbatasan negara. Pemeriksaan KTP, identitas kendaraan (SIM & STNK) sampai dua lapis. Asli saya serasa menyebrang perbatasan negara Saudi dari arah Qatar. Untungnya semua lengkap, padaha sebelumnya gak tahu kalo ada pemeriksaan seketat gini. Berdasarkan cerita dari obrolan sesama penumpang di Ferry, hal ini di berlakukan setelah Bomb Bali. Oooooo.

Horeeeee akhirnya saya udah ke luar jawa. Lucu buat saya, saya pernah menginjakan kaki di Singapura, Malaysia, Abu Dhabi dan Saudi, tapi baru kali ini saya baru menginjakan kaki di pulau lain di Indonesia selain pulau Jawa.

Lepas maghrib kami mulai menyusuri jalur Gilimanuk - Denpasar, alamak jalannya berkelok-kelok tajam se tajam tajamnya. Ngalamin belok-belok di Cadas Pangeran Sumedang - Bandung aja udah bikin kaki bolak balik nginjej rem, gas dan kopling, jalur ini menjanjikan pengalaman baru. Sudut-sudutnya banyak yang di bawah 30 derajat, udah gitu perjalanan malem dan mengandalkan penerangan dari lampu mobil doang. Jangan berharap ada penerangan jalan umum di sana. Plus antrian mobil-mobil besar kayak truck dan bus membuat perjalanan cuman menghasilkan rata-rata 50 km/jam.

Perjalanan memang cukup seru, tapi begitu udah nyampe Denpasar, udah nyampe sanur, senengnya minta ampun. Hari pertama nginap di kawasan sanur, kedua dan seterusnya di kawasan kuta.

Suasana kota wisata memang baru terasa mendekati Denpasar. Sebelum itu, rasanya seperti melewati kota-kota lain, maksud saya gak berasa di Bali, kalau saja gak ngelihat penduduk setempat mengenakan pakaian tradisional Bali.

Seperti yang sedang berlibur, kegiatan tidur, berenang, makan sana-sini, dan berbelanja. Pergi keliling kota Denpasar, lihat pantai kuta, pantai Sanur, Pura Tanah Lot ke Pasar Seni Sukawati, Penjual perak. Betah Banget, pengen rasanya tahun depan ke sana lagi. Tapi Sepertinya tahun depan pengen wisata ke tempat yang lain.

Itu tadi cerita perjalanan Cirebon - Denpasar lewat pantai utara pulau jawa. Mudah-mudahan selanjutnya saya bisa cerita lanjutan perjalanan Denpasar - Cirebon lewat Jalur selatan pulau jawa, termasuk melewati Jember, Malang, Blitar, Solo, Jogja dan Purwokerto.

Mudah-mudahan menarik dan sampai jumpa.

Tuesday, September 29, 2009

Sebelum Berlibur

Persis anak SD yang disuruh membuat cerita setelah berlibur, dan dari dulu samapai sekarang tema "Berlibur di rumah nenek" masih tetap yang paling Favorite.

Tapi yang ini lain, menulis sebelum berlibur. Nanti malam, Insya Allah, mau pergi berlibur ke Indonesia, Horeeeeeee. Kurang kenceng, Horeeee!!!!!!!!

Seperti alasan klasik lainnya, yah, refreshing lah, melepaskan keseharian yang selama sekian puluh bulan rutin dijalani.

Seperti posting sebelumnya, pengennya sih liburan ke Bali beberapa hari, kalau bisa seminggu lah. Masa orang Indonesianya belum ke Bali, sementara temen-temen yang dari luar Indonesia udah pernah ke Bali. Pengen tahu kayak apa sih Bali itu, kayak apa ramahnya warga Bali itu, pengen tahu gimana menghayati lagu Andre Hehanusa yang ada kalimat, "di Kuta Bali kupeluk erat tubuhmu, di Kuta Bali cinta kita...." deuh pokoknya pengennya seneng-seneng deh.

Tapi, sebelum itu pengen juga maen ke Dufan, dah lama nih gak ngerasain maenan di dufan, apa yah mainan yang baru di Dufan, apa masih berani naik Roller Coaster? Udah tuaan dikit nih.

Bandung setelahnya Jakarta, kabarnya banyak toko pakaian yang harganya terjangkau tapi jenisnya bagus-bagus, yah di bandinkan pakaian di sini siapa tahu emang lebih bagus dan lebih murah. Gak salah dong sebagai konsumen pengen nyari yang bagus tapi murah?

Oke, segini dulu posting sebelum berliburnya, doain supaya perjalanan selamat dan gak menjenuhkan, doakan juga supaya liburannya menyenangkan, Amiin.

Thursday, September 17, 2009

Kepengennya sih...

Setelah tiga minggu badan dan fikiran santai, tiba-tiba minggu ini jadi super sibuk gak cuman badan tapi juga fikiran, ini dia peristiwa yang terjadi minggu ini:

1. Facebook account saya deactivated, soalnya saya lagi seneng lagi maen di blog saya ini, tahu kan blogger ulang tahun ke 10 bulan september ini? Jadi buat temen-temen di Facebook sorry banget sementara gak ke sana dulu. Kenapa mesti di-deactivated? kalo gak ntar ada temen nulis di wall saya, trus saya gak kesana-sana dan gak bales-bales kan gak enak juga, oke lah ya?

2. Badan say jadi langsing, berat badan say turun dari 76.6 kg ke 70.5 kg, he..he..kalian bisa bayangin kan dengan penurunan sebanyak itu, badan saya yang tingginya 168 cm jadi kayak apa? Tapi target itu belum usai kawan, target saya pengen di kisaran 68 s/d 69 kg biar masuk BMInya, itu loh Body Mass Index, udah gitu dikit-dikit otot dikencengin (bukan di kencingin loh ya), sixpack dimunculin lagi, serasa kayak umur 20-an deh. Yah targetnya sih selain badan bagus yang utama kan badan sehat, ya gak?

3. Tinggal 2 minggu lagi menuju liburan, pengennya sih liburan ke bali 3 sampe 4 hari lah di sana, pengen banget ngerasain liburan di luar pulau jawa...he..he..padahal saya sekarang dah diluar jawa. Pengennya sih pergi ke munich mumpung liga champion lagi berlangsung, tapi itu ntar deh kapan-kapan lagi itu juga kalo ada duitnya, he..he..alasan klasik.

4. Eh mau lebaran, butuh baju baru gak yah? Kayaknya males banget pergi ke Mall, kebayang susah cari parkir, mp pake ruang pas: antri, bayar antri, hoalah mo bayar aja antri, gak dulu deh, lagian siapa tahu abis lebaran malah pada diskon gede-gedean kan?

5. Lagi rajin download, maklum speed internetnya dah mulai cepet lagi, terakhir download? MTV Music Award 2009, tapi belom ditonton sih, rencananya besok.

6. Kerjaan normal-normal, badan juga sehat, Alhamdulillah bisa melalui ramadhan dengan selamat sampai tujuan, cuman tarawih aja yang kadang gak berangkat ke mesjid apalagi kalo lagi ada pertandingan bola FC. Bayern, he..he..


7. Saya lagi belajar pake twitter, bener-bener masih belajar, sampe-sampe banyakan baca ato lihat tutorial bagaimana pake twitter daripada make twitter itu sendiri, kalo ada yang mau follow saya bisa ke account dedysetya, tapi jangan harap saya aktif cepet-cepet yah, masih belajar. Yah sekedar ikut trend aja...

Kurang Tidur & Takut Tidur

Gak ada yang serius koq dari posting ini, jd kalo kalian tipe orang serius dan berharap tema yang serius, kali ini blog ini kurang cocok deh.

Pernah ketemu tipe orang yang gampang tidur dan susah bangun, paling juga pada ngejawab,"itu gue banget". Kalo jawaban lo itu, berarti kita jodoh! loh?

Ya iya lah, tipe kalian tuh sama banget ma saya, gampang tidur udah gitu susah bangun. Kalian bisa bayangin kan orang kayak saya nih badan diselonjorin dan fikiran ditenangin dijamin 5 menit berlalu dipastikan dah pules deh. Untuk ngebanguninnya butuh paling gak 2 alarm yang masing-masing di set bunyi setiap 5 menit sekali, nah kalo yang ini setelah 5 menit gak dijamin bangun, apalagi pas musim hujan.

Makanya bulan puasa gini, kalo abis kerja sore yang pulangnya tengah malem tuh, pergi tidur jadi ragu, mau tidur takut kebablasan, gak tidur besok paginya kurang tidur, jd minta tambah jatah tidur, padahal seringkali pas matahari terbit hingga tengah hari kegiatan bejibun.

Tapi heran loh, bulan puasa tahun ini ajaib, saya bisa bangun setiap jam 3 pagi untuk makan sahur, kecuali sehari pernah lewat, itu juga karena terlalu berani spekulasi. Tadinya mau bertahan dari jam 11 malem hingga subuh gak tidur, eh pas jam 2 ngantuk. Kepikir eh tidur aja dulu se jam, pasang alarm jam 3, paling jg bangun, ternyata eh ternyata bangun jam 5, tuh kan ke-PD-an sih.

Tapi ya sudahlah, sebentar lagi puasa usai, acara bangun jam 3 untuk makan bakalan terjadi jarang-jarang kan? Paling kalo nonton bola terus kelaperan, yah sasaranya Indomie rasa soto paling. Itu mah item yang kudu ada di lemari makanan, saya ibaratin nih, Indomie rasa soto tuh termasuk dalam survival kit.

Ya udah, barangkali saya gak sempet posting lagi menjelang lebaran, ucapannya sekarang aja, met lebaran, mohon maaf lahir bathin.

Monday, September 7, 2009

Facebook: Perkenalan dan Pemanfaatannya

Mungkin dari sisi waktu penggunaannya saya termasuk ketinggalan. Saat yang lain sudah mulai beralih ke Twitter, saya malah baru memasuki era Facebook. Boleh dibilang saya ketinggalan satu generasi.

Perkenalannya boleh dibilang standard aja. Di undang teman lewat e-mail dan kemudian bergabung. Sebagai pemakai baru kesalahan-kesalahan penggunaan kerap terjadi. Misalnya, saat harus membalas sapaan teman lewat wall, saya membalasnya lewat status saya, efeknya? tanggapan tidak hanya dilakukan oleh orang yang dituju. Seperti halnya problem blogger, respon dari pembaca sangat mempengaruhi semangat untuk menyampaikan ide. Kalau menyampaikan status aja mungkin ekspektasi saya tidak sebesar saat menyampaikan ide. Untungnya ada satu dua teman yang dengan setia atau mungkin kasihan, merespon ide-ide saya.

Penambahan jumlah teman pun tidaklah fantastis. Setelah sekian bulan berada di Facebook jumlahnya masih di bawah 200 orang. Berarti bisa disimpulkan, itu adalah teman-teman yang memang sebelumnya sudah dikenal. Teman sekolah dan tempat kerja yang paling mendominasi. Teman-teman baru pun tersambung dengan media lama, sekolah atau tempat kerja.

Ada keinginan merubah strategi menyampaikan berita melalui berita foto lewat posting di notes. Di awal perkenalan dengan Facebook, kendala camera yang belum ada dan lambatnya sambungan internet yang tersedia. Setelah camera ada dan sambungan internet relatif lebih cepat, tetap saja keinginan itu belum terwujud. Problemnya sama saat mengisi blog. Apa yang mesti saya sampaikan? Apa yang mesti saya beritakan? Padahal kalau tujuannya sekedar mengupdate status (namun lewat notes) semestinya berita se simple apapun bisa disampaikan. Toh media online pun kadang menyampaikan berita yang "biasa-biasa saja" sekedar memenuhi ruangan halaman.

Efek sambungan Facebook diakui memang lebih dahsyat dibandingkan mailing list. Sebagai contoh saat bergabung dengan milis teman-teman sekolah, jumlah yang bergabung tidak lebih dari 50 persen, tetapi lewat Faceebook, saat ini teman-teman sekolah yang terhubung hampir 80 persen, sebuah angka yang fantastik, dari sebuah kata "ketertarikan sosial".

Hanya saja, memang dari sisi pendalaman pembahasan pada suatu masalah, miling list lebih dalam. Dan jadinya untuk hal-hal yang "lebih serius" miling list tetap menjadi pilihan utama.

Twitter sudah menghadang di depan. Seberapa kuatkah Facebook bersaing dengan Twitter. Atau berapa kuatkah Twitter mampu mengambil alih Facebook. Atau jangan-jangan keduanya bergabung pada akhirnya, kita lihat perkembangannya ke depan.

Thursday, May 14, 2009

Usia & Olahraga

Ada lelucon, Olahraga laki-laki sesuai umur adalah sebagai berikut, 20-an tahun: sepakbola, 30-an tahun: tennis, 40-an tahun: golf, kesimpulan: semakin tua, bola laki-laki semakin kecil. He..he..

Itu tadi lelucon, tapi saya rasa alasan dari semua itu adalah, pertama fisik, kedua pemain.

Fisik untuk memainkan sepakbola memang cocoknya diusia 20-an, dengan luas lapangan 100 meter kali 90 meter memang membutuhkan kondisi fisik yang prima. Kalau memaksakan pun permainan kurang enak di tonton. Permainan menjadi lambat dan bahkan berhenti gara-gara sering berhenti untuk istirahat atau minum.
Sedangkan di usia 30-an tennis memang cocok, fisik tidak terlalu "tereksploitasi" apalagi bermain sesama amatiran, mungkin lebih banyak mungut bola dari pada mengejar dan memukulnya.
Kalau usia 40-an bermain golf memang paling cocok, tinggal jalan, lalu pukul, bahkan jalanpun bisa dibantu dengan golf electric car.

Alasan kedua, pemain. Jumlah pemain dalam sepak bola yang berjumlah 22 orang untuk memainkan olahraga ini secara penuh memang lebih mudah tersedia di usia 20-an. Saat-saat kuliah, dengan teman satu atau dua kelas pun, 22 orang pemain lebih mudah tercapai.
Tenis? Bisa dimainkan minimum 2 orang, tinggal ajak suami atau istri, permainan udah bisa dimulai. Kalo gak tinggal punya partner main tetap tiap libur kerja juga oke.
Sedangkan golf? Anda tahu sendiri lah ya. Tinggal berangkat ke lapangan, ada caddy yang akan menemani anda.

Saturday, January 3, 2009

Mengapa Selalu Ada Yang Terjerumus Financial Scams?

Kejadian Financial Scams yang melibatkan Bernard Madoff banyak membuka mata banyak orang bahwa perorangan dan institusi yang banyak tahu tentang ilmu ekonomi dan financial pun bias terjerumus ke dalam bisnis semacam ini. Ini bukan kejadian pertama kali, mungkin sudah ribuan kali terjadi, termasuk di Indonesia. Dan banyak pemerhati ekonomi yang memperkirakan, di tengah krisis ekonomi sekarang ini, financial scams, Ponzi scheme, Tulipmania, South Sea Bubble, The 419 Scam atau nama-nama lain untuk pola tipu daya sejenis ini akan semakin meningkat ditawarkan kepada masyarakat sebagai alternative "investasi" dengan iming-iming keuntungan berlipat.

Kita tidak ingin terjerumus dalam bisnis semacam ini.

Lalu kenapa selalu ada saja yang menjadi korban tipu daya ini?

Setidaknya ada empat factor yang mempengaruhi seseorang terjerumus dalam tipu daya seperti ini. Empat factor itu adalah Situasi, cognition, personality dan emosi.

Situasi

Situasi berpengaruh pada seseorang untuk mengambilkeputusan keliru saat adanya situasi yang menantangnya untuk melakukan itu. Sebuah tantangan yang menuntut kita untuk menyelesaikannya. Dalam hal keputusan finansial biasanya terjadi saat adanya tawaran yang menyenangkan meskipun sadar bahwa adanya bahaya dalam investasi itu .

Situasi seseorang yang terdesak kadang membuat keputusan investasi menjadi salah. Seseorang yang membutuhkan uang banyak dalam waktu singkat, akan menjadikan tawaran investasi semacam ini menjadi tawaran yang sangat dipertimbangkan.

Serta situasi yang diatur sedemikian rupa oleh pengelola Financial Scams membuat seseorang yang tadinya skeptic akan tawaran ini menjadi tergoda, akhirnya bergabung dan kehilangan uanganya. Seseorang bercerita seperti ini:

Saya membuat keputusan untuk berinvestasi dalam pola semacam ini setelah mengunjungi adik dan adik ipar saya (suami adik). Saat itu saya dipertemukan dengan teman dekatnya yang juga penasehat keuangan yang dipercaya untuk menjadi wakil dari pengelola Fianancial Scam ini. Saya benar-benar menyukai dan percaya orang ini, dan saya juga diperlihatkan bahwa dia telah meng-investasikan seluruh asset yang sangat substansial miliknya dalam bisnis ini. Dan bahkan diceritakan bahwa untuk bisnis ini dia sudah melakukan refinance rumahnya dan menempatkan semua dana yang didapat dalam bisnis ini.

Saya juga kemudian bertemu banyak teman-teman adik saya, yang sudah berpartisipasi dalam bisnis ini. Pengalaman sukses beberapa tahun dari bisnis ini mereka ceritakan, membuat saya berfikir, rasanya bodoh sekali jika saya tidak memanfaatkan kesempatan ini. Rasa percaya dan harapan saya sangat kuat, sampai- sampai ketika saya kembali ke rumah dan menceritakan kepada temen dekat, dan teman itu menyarankan agar menjauh saja dari bisnis semacam ini, tidak saya turuti. Saya malah berfikir, itu hanyalah pendapat teman yang skeptis saja.

Cognition

Pengambilan keputusan salah kadang tidak jauh dengan kata ganti tindakan bodoh. Karena itu dapat kita artikan kekurangan pengetahuan atau fikiran jernih seringkali berimplikasi pada pengambilan tindakan yang salah.

Seringkali orang yang memiliki IQ rata-rata bahkan di atas rata-rata (tinggi ) gagal untuk menggunakan kepandaiannya secara efektif dan efisien saat mengambil keputusan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-harinya. Seringkali mereka menggunakan intuisi, impulsive dan gaya pengambilan keputusan yang lebih banyak dipengaruhi oleh emosi.

Personality

Pengambilan keputusan salah juga dipengauhi oleh rasa percaya berlebih. Kadang kita tidak mudah kapan percaya pada seseorang dalam satu hal dan tidak percaya pada orang yang sama dalam hal lainnya.

Pengelola Ponzi Scheme selalu merekrut/menempatkan orang-orang yang akan dipercaya oleh orang lain. Dan untuk merekrut orang seperti ini, mereka rela memberikan insentif yang cukup besar untuk mereka, dari mulai uang, kendaraan dan publikasi tentang kesuksesannya.

Orang-orang yang direkrut ini biasanya datang dari kalangan pejabat pemerintahan, militer, polisi, leader sebuah MLM, mantan leader bisnis sejenis atau bahkan atasan sebuah perusahaan Negara atau swasta.

Orang-orang semacam ini ini memang sangat mudah dipercaya oleh orang-orang setempat. Mereka akan menjadi leader dalam bisnis ini, mejadi contact person dengan “perusahaan” penyelenggara Ponzi scheme tapi juga bias saja ditinggalkan kabur begitu saja oleh “perusahaan” dan dibiarkan dikejar-kejar oleh para investor.

Emosi

Emosi dalam memasuki bisnis ini sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan yang salah. Dalam hal bisnis Ponzi scheme, emosi seringkali memotivasi seseorang untuk melakukan keputusan yang salah. Perilaku yang suka akan prospek kesuksesan sangat cepat dan mempertahankan kekayaan, menjadi motivasi utama.

Seseorang sangat tertarik akan janji investasi yang akan mengembangkan dan menata kekayaan secara cepat sehingga bias memasuki masa pension yang nyaman.

Sebetulnya setiap orang tahu bahwa berinvestasi dalam tabungan, deposito, dan precious metal adalah investasi cukup aman walaupun return yang cukup rendah. Selain itu Obligasi, danareksa dan saham membuat investasi seseorang lebih bias mengawasi dan mengendalikan investasinya.

Tapi emosi seringkali menutupi pendapat ini, bahkan untuk seseorang yang tahu banyak ilmu ekonomi dan keuangan.

Pendapat skeptis akan bisnis ini seringkali lebih baik. Tetapi kadang kesalahan terjadi dengan membuang begitu saja pendapat skeptic tersebut seperti melemparkan semua peringatan bersama "angin yang bertiup".

Saya tidak ingin saya, anda, keluarga dan rekan-rekan kita terjerumus dalam bisnis ini. Bahwa dalam bisnis apapun lost of money bisa terjadi tetapi dengan kontrol yang lebih baik akan investasi, kita bisa menurunkan tingkat risiko yang mungkin terjadi.