Tuesday, May 27, 2008

Zamzam Container

Barisan tempat air zamzam ini hampir ada di setiap sudut Masjid.

Awalnya saya berfikir, hal seperti ini hanya ada di Masjidil Haram, karena setahu saya sumber air zamzam adanya di sana. Tapi kemudian setelah sampai di Masjid Nabawi Madinah, barisan tempat air ini juga ada hampir di setiap tempat.

Sejarah, rasa, dan manfaat air zamzam ini semua hampir tahu, saya hanya akan cerita tentang bagaimana tempat air zamzam ini selalu terisi, dan sistem kerja di dua mesjid ini.

Cerita ini saya dapat dari salah seorang pegawai di Mesjid Nabawi. Seorang bapak asal pandeglang dan hasil pengamatan saya selama 10 hari di Mekkah dan Madinah.

Menurutnya, tempat air ini tidak boleh kosong. Dan untuk itu dirinya dan teman-teman lainnya, bekerja siang malam yang dibagi dalam 3 shift untuk menjaga agar isinya selalu ada. Tugasnya pun berbeda-beda, ada bagian pengisian dengan alat yang sama dengan Nozle pompa bensin, bagian distribusi dengan alat angkut dorong atau mobil listrik, dan yang lainya sebagai pihak yang memastikan lokasi di sekitar tempat air itu selalu bersih dan kering.

Bagi saya, sistem kerja di dua mesjid ini, pada berbagai fungsi seperti sebuah perusahaan. Ada bagian administrasi, security dan polisi, cleaning service, electric, mekanik, instrumen, sipil dan bagian lain, yang saya tidak ketahui.

Di suatu kesempatan pekerjaan sipil di dalam Mesjid, semua orang menggunakan perlengkapan keselamatan kerja lengkap, seperti cover all, safety helmet, glove, safety shoes, pokoknya mengingatkan sebuah pekerjaan di industri pada umumnya, bukan pekerjaan sipil di mesjid di kampung saya.

Di suatu kesempatan lain, saya melihat bagian electric yang menjaga agar semua fan atau AC berfungsi dengan baik. Tidak ketinggalan mereka mengganti lampu-lampu yang padam selepas shalat isya.

Kalau suatu saat anda berada di sana, coba perhatikan juga cara pengamanan imam di Masjidil Haram, sebelum dan sesudah memimpin shalat, dan keluar dari kerumunan jamaah. Bagi saya sangat unik dan menarik, karena selalu dilakukan hal berbeda untuk tujuan itu. Sayangnya saya belum bisa menceritakannya di sini, karena ini benar-benar cerita tentang bagaimana mereka melakukan pengamanan terhadap VIP.

Delanggu

Hari ini, di website ini ada tamu dari sebuah kota. Saya tidak mengenal siapa tamu itu. Yang saya kenal hanya kota asalnya dari tools yang saya pasang di website ini. Kota ini, sebuah kota yang dalam benak saya, selalu tentang beras rojo lele. Sebuah kota yang hanya pernah dua kali melewatinya, saat perjalanan Jogja-Solo lalu Solo Jogja.

Beberapa tahun yang lalu, setiap kali membeli beras mestilah harus rojo lele dari kota ini. Walaupun mungkin kenyataannya, tidak selalu diproduksi dari kota ini, karena saat ini di manapun bisa ditanam, tapi di karung pengemas beras haruslah berlebelkan kota ini.

Bagi saya, kota ini melambangkan sebuah kesejahteraan yang di gambarkan dengan "ekspor" komoditasnya (beras) ke daerah lainnya. Banyak sentra produksi beras, tapi tidak banyak yang mencirikan kota produksi beras tersebut.

Saya selalu bangga terhadap sebuah kota yang mampu memposisikan dirinya terhadap suatu produk, dan masyarakat dari daerah lain percaya terhadap kualitasnya. Seperti Pekalongan dengan batiknya, atau tempat lainnya dengan produk khasnya. Yang saya bayangkan adalah, di dalamnya terdapat masyarakat produktif, kreatif dan selalu menciptakan kemandirian.

Kemandirian adalah sebuah hasil sangat penting dari sebuah pemikiran dan kerja keras. Saya bangga bisa mengenal dan pernah melewati Delanggu, ya, walaupun hanya melewati.

Saturday, May 24, 2008

Jingle Bells Around Kabah

Sesuatu Yang Unik Seputar Kabah.

Pernahkah anda mendengar ring tone lagu lebaran saat anda beribadah di dalam gereja, atau pernahkah anda mendengar lagu jingle bells saat anda berada di dalam mesjid?

Ya, yang saya sebutkan belakangan, saya mengalaminya, bahkan tidak hanya di dalam mesjid "biasa", tapi di masjid al haram di kota mekkah saudi, dan bahkan hanya beberapa meter saja dari kabah, saat pemilik telepon selular itu melaksanakan tawaf.

Saya tidak sedang berpolemik atau berpolitik di bidang agama layaknya godwarrior, saya hanya ingin menceritakan sesuatu yang unik di tempat dan waktu tertentu yang saya alami.


Setahu saya (mohon koreksi jika keliru) lagu karya James L. Pierpont (1822-1893), biasanya dikumandangkan menjelang perayaan christmast. Artinya di bulan desember. Jika kemarin saya mendengarnya di bulan mei, jadi tambahan sesuatu yang unik lainnya bukan? Sama uniknya jika saya mendengar lagu lebaran, jauh sebelum hari lebaran itu datang, bahkan jauh sebelum bulan ramadhan tiba.


Unik kah cerita ini bagi anda? Bagi saya ya, dan keunikan bisa terjadi di mana dan kapan saja.

Gate 4 @ Saudi Border

Melintasi batas negara lewat darat, merupakan sebuah pengalaman pertama buat saya.

Layaknya pengalaman pertama, selalu saja menarik perhatian. Saya begitu antusias mengikuti semua proses, proses hingga diperbolehkan melintas masuk sebuah negara.

Walaupun Indonesia memiliki batas darat dengan negara lain, tapi saya belum pernah melewatinya, bahkan saya belum pernah keluar dari pulau jawa menggunakan jalur darat, payah memang.

Saya sendiri kurang banyak informasi apakah prosedur yang berlaku di border saudi dari arah qatar sama dengan prosedur melintasi batas darat Indonesia dengan Malaysia, tapi saya pernah menyimak acara "jalan-jalan" di televisi, pemeriksaan yang dilakukan di batas negara Indonesia dan Malaysia tidaklah terlalu ketat, bahkan pada titik tertentu batas negara itu hanya dipisahkan oleh gang dan papan nama pembatas layaknya batas RT atau RW di sebuah desa atau kelurahan.

Yang saya alami di border Saudi adalah pengalaman yang berbeda dengan saat saya melewati kantor Imigrasi di sebuah airport negara tertentu. Jika di airport pemeriksaan dokumen hanya pada paspor dan visa yang di miliki, tapi di sini, selain pemeriksaan yang saya sebutkan tadi, ditambah dengan pengambilan sidik jari dan foto masing-masing pemilik paspor.

Untungnya urusan ini hanya berlaku pada pemilik paspor usia dewasa, saya membayangkan jika pada anak-anak juga diberlakukan hal yang sama, berapa waktu yang akan terpakai. Ini saja hampir 3 jam sekedar memeriksa penumpang dewasa pada 2 buah bus, atau sekitar 40 orang pemilik paspor dewasa.

Saya ingin tahu prosedur tersebut, jika dilakukan di negara-negara di benua eropa,afrika juga amerika, Apakah sama atau berbeda. Karena di benua ini lah punya banyak batas darat antar negara, dan khusus untuk benua eropa, suatu saat (kalau punya cukup uang) saya ingin melintasinya, inginnya sih mulai dari jerman-swiss dan terakhir french. Bener gak ya rutenya?

Sunday, May 18, 2008

"Kutuliskan Namaku dan Namamu"

Banyak cara menyatakan cinta, banyak cara juga menginginkan cinta itu abadi.

Salah satu cara itu adalah menuliskannya di tugu tanda bertemunya Adam dan Hawa.

Tentu saja cara ini merupakan harapan dari masing-masing pasangan. Mengenai hasilnya, tentu saja selain kuasa Allah, usaha dari masing-masing pasangan itulah yang menentukan langgeng tidaknya kisah cinta mereka.

Seandainya tugu ini tidak di cat ulang dalam periode waktu tertentu, tentu saja, tugu ini akan menjadi hitam kelam sampai batas tinggi kemampuan manusia untuk menjangkaunya.

Coretan sepasang nama, dengan spidol, pulpen atau alat tulis lain, merupakan kisah lain dari keinginan dan aplikasi syariah. Bahwa hal ini tidak dicontohkan, toh kenyataannya kian hari, tugu itu semakin gelap pekat oleh coretan nama-nama. Sebenarnya dalam jarak sangat dekat pun, lama-lama nama-nama itu hanyalah sekedar warna hitam gelap dan pekat dan tidak jelas, kecuali dibagian atas, di bagian hanya orang-orang yang tinggi mampu mencapainya, atau dua orang tinggi bekerja sama menuliskan dibagian tinggi yang tidak biasa di capai orang kebanyakan.

Jika anda pernah mengalami hal yang sama, menuliskan nama anda dan pasangan di tugu ini, kenanglah sebagai sebuah kisah manis, entah pasangan anda yang namanya anda tuliskan itu masih ada di samping anda atau mungkin telah tiada. Terpisahkan karena "ketidak-cocokan" atau ajal memisahkan kisah cinta anda. Tapi percayalah, jika nama itu anda tuliskan setahun yang lalu-misalnya-maka nama itu tidak akan jelas terpampang lagi, entah karena tertimpa tulisan nama lain atau tertimpa cat yang dalam waktu tertentu dioleskan untuk menjaga kebersihan tugu ini.



Saturday, May 17, 2008

Merpati Tak Pernah Ingkar Janji (?)

Merpati, selalu disimbolkan dengan kedamaian, terutama merpati berbulu putih. Lihatlah setiap perayaan dengan tema perdamaian, burung merpati dengan bulu putih selalu diterbangkan. Dengan maksud kedamaian menyebar keseluruh negeri.

Merpati disimbolkan dengan cinta. Lihatlah dibeberapa acara pernikahan, sepasang merpati diterbangkan oleh sepasang pengantin, dengan harapan seperti sebuah tema film, "Merpati tak Pernah Ingkar Janji".

Lalu apa arti kehadiran merpati berbulu hitam di tugu pertemuan Nabi Adam dan Hawa? Apakah hanya sebuah kebetulan saja? Ataukah burung yang salah ditempat yang salah?

Lalu apapula arti kehadiran ketiga merpati ini? Apakah ini simbolisasi Polygami. Sehingga judul film menjadi, "Merpati Bisa Saja Ingkar Janji". Sepertinya pengandaian-pengandaian saya terlalu jauh.

Kalau saja tempatnya bukan di tugu pertemuan Nabi Adam dan Hawa, mungkin kita (saya-maksudnya) lewatkan saja cerita ini. Seperti halnya burung-burung merpati yang bebas terbang dan bertengger di sekitar Masjid Al-Haram di Mekkah, bagi saya ini sesuatu yang istimewa. Karena mereka berada di tempat yang istimewa. Jika saja mereka bertengger di atap sebuah toko tua di kawasan senen, mari kita abaikan saja. Tapi karena tugu itu menyimbolkan tempat pertemuan Bapak dan Ibu dari seluruh umat manusia, tentu saja ini istimewa, dan layak jadi berita.

Tentu seperti halnya mahluk Allah lainnya. Burung ini bebas bertengger di manapun karena mereka suka atau karena mereka tidak tahu, kalau tempat itu istimewa bagi mahluk Allah lainnya.

Sejauh ini saya juga tidak melihat pengusiran burung merpati di kedua tempat itu. Meskipun populasinya semakin banyak.









Monday, May 5, 2008

Why Do I Go To Work In The Morning?

Ruangan itu masih saya ingat dengan baik. Ruangan dengan ukuran 4 x 4 meter, jendela bertirai lipat warna cerah, berlantai warna senada. Perlengkapan kerja kantoran seperti komputer, printer, rak kertas, lemari buku menyebar hampir mengelilingi kantor itu.

Pemiliknya, seorang pria berumur 40-an, berkumis, tinggi dan dekat dengan hampir semua kalangan.

Waktu menunjukan pukul 14.15, artinya saya hanya memiliki waktu kurang lebih 30 menit untuk berbincang dengannya. Tigapuluh menit merupakan waktu yang sangat sedikit untuk berbincang-bincang dalam kapasitasnya sebagai wakil sebuah sistem dan saya seseorang yang ingin meninggalkan sistem yang diwakilinya.

Kebulatan tekad membuat sisi profesionalnya mengatakan, tak bisa berbuat apa-apa jika harus dibandingkan dengan apa yang akan di jelang. Sebuah pengakuan yang bagus namun membuatku merasa harus berpura-pura berada dalam sebuah sistem tradisional yang melupakan sistem reward, sebuah sistem yang didirikan oleh kakek, lalu dilanjutkan ayah, anak dan sampailah cucu. Padahal tidak.

Kecintaan pada profesi dan profesionalisme dalam menjalaninya, belum cukup menahan. Sementara di luar sana "magnet-magnet" berlomba-lomba menarik orang-orang profesional dengan kompensasi meyakinkan, dan benefit yang signifikan.

Tidak bisa terus seperti belalang berada dalam kotak korek api, maka pilihan harus menjadi bagian sistem lain sulit dihindarkan. Sebuah sistem yang dijalankan oleh seseorang yang berniat baik, yang tidak hanya memberi sesuatu bersifat basic need, tapi juga mencapai sesuatu yang excessive.

Maka jawaban atas pertanyaan, "Why Do I Go To Work In The Morning?" menjadi sangat jelas.

******

Tulisan ini dipersembahkan untuk beberapa sahabat yang memiliki jawaban yang lebih jelas atas pertanyaan "Why do I go to work in the morning?" Mungkin banyak kata dan kalimat dengan makna tersembunyi, tapi inilah kita.

Saturday, May 3, 2008

Where Did You Sleep Last Night?

Entah apa yang menjadi pembicaraan dua orang ini. Sepertinya sesuatu yang sangat penting. Mungkin sebuah rahasia keluarga. Mungkin sebuah rahasia negara sedang dibicarakan di sana. Mungkin juga menyangkut keselamatan dunia dan seluruh isinya.

Tidaklah berlebihan jika saya katakan demikian. Karena tempat dan waktunya memang mengarah kesitu. Bisa kita bayangkan di tengah suasana lingkungan berpasir dalam kondisi sandstorm di sore itu, dua orang ini memilih duduk-duduk di pingggir pantai di kawasan Corniche Doha. Kalau bukan urusan maha penting dan sangat rahasia tentulah membicarakannya di rumah atau di cafe sambil meminum capucino hangat tentu lebih nyaman. Karena berada dan bebincang di luar ruangan di saat sandstorm membuat mata perih dan pernafasan berat.

Sebetulnya saya kurang begitu yakin mereka berdua atau bertiga, barangkali saja ada orang ketiga di balik pohon kurma itu, mungkin juga di balik itu tersimpan sebuah koper berisi alat komunikasi canggih yang mereka gunakan seperti dalam film-film laga Holywood James Bond.

Marilah sama-sama kita asumsikan memang mereka sedang membicarakan tentang upaya penyelamatan dunia dan seluruh isinya dari serangan mahluk luar angkasa yang jahat, agar apa yang mereka lakukan tidaklah dianggap enteng. Dan marilah berharap setelah apa yang mereka lakukan itu, mereka (kesehatan mereka maksudnya) tetap baik-baik saja.

Patience

Life gives answers in three different ways. It says yes and gives you what you want. It says No and gives you something better. Or it says wait and gives you the best.

Keinginan dan pencapaian adalah sesuatu yang kadang tidak selaras. Saat kita sangat menginginkan sesuatu dan tidak berhasil menggapainya, rasa kecewa yang amat sangat mungkin menghinggapi kita, kadang pula rasa itu diikuti dengan rasa marah dan tidak percaya.

Hal lain bisa sangat jauh berbeda, saat kita menginginkannya dan kemudian kita mendapatkannya, rasa senang, gembira dan haru menyelimuti perasaan bahkan tergambar dalam perilaku kita.

Keinginan memang kadang saat itu juga bisa tercapai, kadang ada pula yang harus menunggu beberapa saat lalu tercapai sesuatu yang lebih baik, ada juga yang tidak tercapai dan menggantinya dengan yang paling baik.

Setiap orang punya keinginan, cita-cita. Dengan adanya cita-cita selain kita mendoakan juga akan membuat arah kita lebih terarah pada pencapaian. Kalupun kemudian cita-cita itu tidak tercapai, tentu sesuatu yang jauh lebih baik akan menjadikan kita seseorang yang lebih berguna. Satu hal yang perlu diingat, Don't Be Evil, Jangan Menjadi Jahat, bahkan berfikir untuk berbuat jahat pun jangan.

Banyak hal yang bisa dilakukan dan banyak hal yang bisa terjadi.

Things TV was Not Invented For

Kabarnya inilah beberapa hal yang tidak berhubungan dengan fungsi TV tapi sering kita melakukannya:

1. Menjadikannya seperti fungsi radio.

Seringkali kita, saat datang dari bepergian terutama sepulang kerja, lalu menyalakan TV, mengeset suara lumayan keras sekedar agar terdengar dari dalam kamar, lalu pergi ke kamar dan mandi.

2. Bingkai Gambar

Kita tidak bisa pungkiri bahwa kadang kita jadikan TV sebagai bingkar gambar. Dalam hal ini saat TV menampilkan artis pujaan kita lalu kita melakukan Freezeframe. Dan lalu gambar ini dibiarkan beberapa lama, sekedar membiarkan artis idola tetap terpampang di layar.

3. Alas Hiasan

Berapa dari kita yang menyimpan sebuah hiasan di atas TV, mungkin hampir semua. Dari Vas Bunga, Mainan anak, pernak-pernik lucu dan sebagainya. Tapi seiring dengan semakin tipisnya ukuran TV, untuk mempertahankan fungsi TV sebagai alas hiasan ini perlu pemikiran lebih lanjut, atau mungkin sebaiknya stop saja kebiasaan ini, karena kadang tombol-tombol TV diletakan di bagian atas.

4. Meninggalkan Pesan

Layar TV memang tempat paling efektif selain Refrigerator untuk meniggalkan pesan bagi seluruh keluarga. Tempelkan saja Post-It, dan kemungkinan besar pesan akan mudah terbaca, karena kebiasaan no. 1 di atas.

5. Status Sosial

Seiring hadirnya LCD TV, nampaknya tampilan TV akan semakin cemerlang dan nyaman dipandang. Promoter yang menampilka gambar jernih, suara membahana di toko, mungkin tak selamanya bisa diaplikasikan di rumah, saat sinyal lemah atau memutar DVD bajakan. Tapi tak apa yang penting penampilan ok.