Friday, October 22, 2010

Berfoto Bersama Orang Terkenal

Sungguh bukan sebuah ketidaksengajaan kalau saya membuat judul yang panjang sepanjang-panjangnya. Konsekuensinya bisa saja judul ini akan menjadi dua baris saat dilihat di halaman blognya. Dan ternyata benar, judul entry ini sebelumnya saya kasih nama "Berfoto Bersama Orang Yang Dikenal Banyak Orang" panjang kan? dan saat saya preview memang jadinya dua baris, tapi tidak seperti yang saya harapkan karena hanya kata "Orang" yang terakhir yang ada di baris ke dua. Padahal pengennya saya paling nggak baris kedua adalah "Yang Dikenal Banyak Orang". Makanya saya ganti yang lebih singkat seperti yang sekarang berlaku.

Itu tentang judul. Sekarang tentang isi. Beberapa waktu yang lalu saya sempat berfoto dengan beberapa orang yang dikenal banyak orang. Kedengerannya koq kurang praktis ya istilah ini? Enaknya kita jadiin "Selebriti" aja kali ya, walaupun mungkin nggak semuanya selebritis dalam artian penyanyi atau bintang film. Beberapa selebritis yang pernah pengen foto dengan saya adalah (padahal kan kalimatnya harusnya, "Beberapa selebritis yang pernah saya ingin berfoto dengannya adalah...) biar gaya aja kedengerannya, walau pun itu pasti gak mungkiiiiiiiiin, sekali lagi...adalah AA Gym, Pak Didin Hafidudin, dan beberapa lainnya dalam kesempatan mereka berkunjung ke Doha. Kalau Sarah Sechan belum...dan walaupun Pak SBY pernah ke Doha saya tidak bisa mendekat dan berfoto dengannya :-(



Dan di atas adalah yang terjadi seminggu yang lalu. Beliau adalah Bp. Purdie E. Chandra, sebagian besar pembaca pasti sudah tahu, beliau adalah pendiri group Primagama. Kebetulan Jumat dan sabtu kemarin (15-16 Oktober 2010) Pak Purdi ke Doha, ngisi acara Entrepreneur University (EU) di Doha. Dan saya masuk dalam angkatan ke dua EU Qatar.

Sungguh istimewa bisa hadir dalam acara ini, sebagai sosok pribadi beliau (dalam kesan pertama) sangat akrab. Dalam hal penjelasan materi, cukup sederhana (atau disederhanakan) sehingga tidak terlalu masuk kedalam segala penjelasan teknis bisnis pada umumnya seperti perkuliahan. Dibalik kesederhanaan penjelasan itu, beliau menawarkan kesempatan bisnis bersama (dalam group Primagama) dan dukungan teknis lainnya.

Dalam dua hari, saya melihat (sebelumnya hanya lewat video) sosok yang sangat potensial dan menyenangkan dari seorang pendiri group Primagama. Beliau menjelaskan banyak hal tentang potensi bisnis pendidikan, perbankan, rekrutmen SDM dan terpenting adalah menyederhanakan berbagai urusan. Saya yakin seandainya diminta menjelaskan aspek bisnis secara lengkap seperti perkuliahan, Pak Purdi juga bisa, tapi tidak...Pak Purdi sepertinya tidak ingin masuk ke dalam hal yang "rumit" itu. Beliau (sekali lagi) sedang menyederhanakan proses menjadi pengusaha, dan mencoba menawarkan jawaban atas pertanyaan "dari mana harus melangkah untuk memulai bisnis".



Dan selebriti yang kedua adalah Bp. Abdurrachim. Saya sebetulnya gak terlalu yakin beliau mau disebut selebriti. Dan dalam pandangan saya pun beliau bukan selebriti (karena belum se-terkenal Pak Purdie. Pak Rachim (panggilannya) ini, kebagian tugas menjelaskan salah satu bimbingan belajar matematika Primagama Quantum Kids yang merupakan salah satu turunan dari lembaga pendidikan di bawah group Primagama. Penjelasan detail tentang Quantum Kids sebagai Franchise/Business Oportunity membuat sesuatu yang sebelumnya samar-samar menjadi sangat jelas. Tentang history, potensi, dan teknis pelaksanaan harian operasional Quantum Kids.

Dari dua orang tersebut dan dari pertemuan dua hari tersebut banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran. Ada yang bisa dilakukan dalam waktu dekat dan beberapa bisa di lakukan untuk persiapan masa depan (kalau saya sebut pensiun, umur saya masih sangat muda masuk ke dalam range usia pensiun). 

Akhir dari entry ini, terima kasih untuk Pak Purdie dan Pak Rachim telah datang dan mengajarkan sesuatu secara sederhana dan menyenangkan dan pasti sangat berguna, Insya Allah dalam waktu dekat kita bisa bertemu lagi.

Sunday, October 17, 2010

Kangen Berkarya


Sepertinya susah untuk tidak memikirkan membangun sebuah bisnis. Sebenarnya beberapa tahun lalu saya sempat berhenti memikirkan hal ini. Konsentrasi pada pekerjaan dan lalu kembali dengan pola lama 30 : 30 : 30, artinya 30% untuk tabungan hari tua, 30% tabungan pendidikan anak dan 30% untuk investasi, tentu saja setelah dilakukan pengeluaran kebutuhan rutin bulanan.

Tapi akhir-akhir ini kembali muncul dipermukaan bahwa hanya menjadi seorang karyawan tanpa ada tambahan atau penghasilan pengganti di luar pekerjaan sangat berbahaya. Sama bahayanya jika punya bisnis, tapi hanya satu. Singkatnya satu hilang dan hilanglah semuanya, sementara kebutuhan pengeluaran tidak bisa dihilangkan.

Satu tahun terakhir ini beberapa sudah dicoba. Dengan alasan waktu yang fleksiel, saya mencoba afiliate marketing, tapi belum bisa menghasilkan penghasilan yang signifikan. Lalu beberapa minggu ini ada yang memperkenalkan bisnis e-bay, kalau ini belum sampai listing produk, tapi segala tahapan pendaftaran sudah selesai.

Dan....2 hari kemarin ada presentasi dari Pak Purdie E. Chandra atas produknya Primagama Quatum Kids. Wow...terus terang pesonanya sangat dahsyat. Dan pendapat ini bukan saya saja, teman-teman pun begitu. Dan beberapa tempat yang ditawarkan untuk kepemilikan Master Franchise laku hanya dalam jangka waktu penawaran 2 hari, yaitu Semarang, Purwokerto, Solo, Sulawesi bagian utara, Banjarmasin....dahsyat kekuatan nama Primagama ini.

Kembali ke pola 30:30:30, saya pemain yang sangat hati-hati. Bahkan untuk spending penghasilan sendiri pun (bukan utang) tidak berani menaikannya menjadi 50:50, atau 50% untuk saving dang 50% untuk investasi/bisnis.

Dalam fikiran saya, saya tidak mau terlalu gegabah spending sebelum tahu bahwa bisnis itu berjalan baik. Mudahnya sebelum penelusuran  menyeluruh terhadap perusahan yang akan diakuisisi atau dibeli lisensinya dilakukan. Saya lebih baik memebeli agak mahal tapi perusahaan itu sehat.

Bahkan kelak jika satu bisnis berjalan dan berkeinginan mengembangakan bisnis ke dua, pengennya pola 30:30:30 tetap saya terapkan, hanya 30% untuk investasi berikutnya.

Memang persoalannya utamanya adalah jawaban atas pernyataan "Kapan akan mulai?" Ya kapan saya bisa mulai. Dalam draft struktur perusahan, permodalan dan bidang usaha sudah mendapat gambaran. Dan saya pengennya pas buka nanti saya bisa nungguin paling tidak 2 bulan pertama, Kapan? Dimana? Nanti saya ceritakan lagi di sini. Sementara mohon doanya dari semua semoga target tercapai, Amiiin.