Wednesday, March 7, 2007

Motivasi Diri

Seorang direktur bank datang memberikan sebuah pertanyaan menohok, "Kenapa, ya, di Indonesia banyak trainer yang menjadi motivator? Apa masyarakat kita memang sudah sedemikian loyo, kurang semangat, sehingga perlu dimotivasi terus-menerus?" Rupanya beliau agak keberatan dengan sikap salah satu manajernya yang ketagihan memanggil trainer khusus motivator untuk memacu semangat para staf penjualan di bank itu. Menurut dia, tugas motivator itu mestinya dilakukan sang manajer sendiri.


Menurut seorang teman, profesi trainer motivator kurang dikenal di negara-negara seperti Jepang, Cina, dan Korea. Kalau memang benar begitu, harap maklum saja, karena memang di tiga negara itu, semangat dan motivasi berjuang sebagai entrepreneur memang sudah sangat tinggi. Jadi, mungkin saja profesi motivator tidak akan laku di sana.


Bagi saya keluarga-orang tua, istri dan anak- adalah motivator utama untuk sukses, bagai mana dengan anda?

Tuesday, March 6, 2007

Lorong Sempit Bernama Independensi

Seberapa besar nilai independensi kita terhadap keputusan-keputusan yang akan kita ambil? Mungin tidak sebesar yang kita kira. Bahwa masih ada independensi, benar, tapi besarannya kemungkinan akan disesuaikan dengan hasil kompromi dengan kondisi di sekliling, baik dengan orang-orangnya maupun dengan lingkungannya.
Orang tua, istri, anak, atasan, dosen dan lain-lain, juga hukum kondisi alam, adat, dan lain sebagainya, mempengaruhi independensi kita. Saat memasuki lorong sempit, ruang terbatas, pengaruh-pengaruh itu akan kian mempengaruhi, sehingga keputusan terbaik merupakan hasil kompromi dengan orang-orang atau kondisi-kondisi yang ada.
Jadi jika kita bertanya kepada diri sendiri, seberapa besarkah independensi kita? Jawabanya bisa anda cari dengan cara anda membenamkan diri dalam suatu masalah, lalu anda berusaha keluar dari masalah itu, kira-kira siapa dan apa yang membuat anda ingin keluar dari masalah itu, diri sendirikah atau orang lain?

Sunday, March 4, 2007

When Love And Hate Collide


Cinta dan benci memang berurutan. Kadang kita akhirnya cinta pada seseorang yang awalnya kita benci. Kadang kita akhirnya benci pada seseorang yang awalnya kita cinta.


Pada kehidupan berpasangan, wajar jika Love And Hate Collide. Tinggal mana yang akan dibikin dominan, tinggal apa tujuan berpasangan, Love or Hate?

Pabrik Gula dan Kehidupan


Tidak pernah terbayang sebelumnya, kalau cerobong asap ini akan menjadi cerobong asap kehidupan keluarga besar kami. 30 tahun sudah kami hidup didekatnya. Dulu kami hanya memandangi cerobong ini sebagai cerobong asap industri biasa yang akan mengepulkan asap saat berproduksi.
Kini setelah bertahun-tahun tidak "bersentuhan", cerobong ini tidak saja pertanda pabrik beroperasi, tapi pabrik ini akan memberikan benefit akan apa yang telah kami tanam selama hampir setahun penuh.
Kami kini akrab dengan kereta tebu itu dan cerobong asap itu, semakin akrab akrab dengan derit roda kereta tebu, cerobong asap dan tradisi BANCAKAN.

Buku dan Pengaruh








Sulit rasanya menggambarkan, bagaimana buku-buku ini banyak mempengaruhi pengambilan keputusan. Sepintas sederhana tetapi setelah dibaca berulang-ulang rasanya pembenaran demi pembenaran kian terasa, dan pencapaian demi pencapain juga kian mendekat.

Menyerang Atau Bertahan?


Kemampuan menyerang dan bertahan, harus dimiliki untuk individu atau kelompok. Strategi Maju Terus Pantang Mundur bukan berarti Maju lagi dan Maju lagi. Dalam kenyataannya kadang berhenti sejenak untuk berfikir sebelum kembali maju atau bahkan sedikit mudur untuk mencari kesempatan Maju Lagi.


Untuk terus maju kita tidak harus berdiri membusungkan dada dan menantang kesana kemari. Untuk maju terus kadang kita harus mengendap-endap, menyamar kadang memakai topeng dan berpura-pura menjadi orang lain.


Tujuan akhir dan proses pencapaiannya harus dilakukan dengan baik dan cantik. Jadi tentukanlah kapan kita Menyerang dan kapan kita Bertahan?

Menangkap Peluang



What can happen will happen. Segala yang bisa terjadi memang sangat mungkin akan terjadi. Karena itu, setiap kemungkinan dan peluang perlu dicoba secara sungguh-sungguh. Kehadiran berbagai penawaran kerja di Qatar di tengah-tengah tenaga kerja yang gamang menggapai perbaikan hidup di masa depannya, adalah sebuah peluang.


Dalam sistem manajemen Louis Allen, diajarkan teori tentang probability dan seriousness dalam mempertimbangkan sebuah peluang. Kalau probability-nya besar sedangkan seriousness-nya kecil, maka orang tidak perlu ragu menjalankan rencananya. Misalnya, saat mudik dari Jakarta akan berkendaraan ke Cirebon. Salah satu probability-nya adalah bahwa kita akan mengalami kekempisan ban. Tetapi ban kempis adalah soal yang tidak serius kalau memang sudah kita antisipasi. Karenanya, kekhawatiran akan ban kempis tidak perlu menghambat keberangkatan kita ke Cirebon.


Tetapi peluang memang tidak dapat dilihat oleh setiap orang. Banyak orang menganggap bahwa peluang adalah sesuatu yang tidak nyata-intangible. Padahal Edward de Bono bilang bahwa, an opportunity is as real an ingredient in business as raw material, labour or finance-but only exist when you can see it.


Sebelum menjadi eksisten, setiap keberhasilan yang kita lihat sekarang dulunya hanyalah sebuah peluang yang tampak oleh seseorang. Orang-orang mungkin berpikir bahwa peluang sama dengan angan-angan (wishful thinking). Bedanya hanya satu; peluang menjanjikan kemungkinan, angan-angan tidak.


Tinggal semuanya terserah kita, mau menangkap peluang itu dengan jaring sarat probability atau akan melepaskan begitu saja dengan kedua tangan yang masih gamang menggapai-gapai masa depan!

Dunia Masih Luas dan Menjanjikan


Saat kita merasa harus berpindah pekerjaan, karena berbagai alasan, kemana kita akan mencari? Kesempatan kadang terlihat sangat kecil, sehingga sulit bagi kita mendapatkan informasi, tapi tengkoklah saat ini, berbagai milis tersedia, termasuk lowongan pekerjaan.

Mungkin kesempatan itu tidak datang saat ini mungkin bulan depan atau 6 bulan lagi atau 12 bulan lagi, tapi yakinlah Dunia Masih Luas dan Menjanjikan.

Frustasi Di Tempat Kerja? Jangan Pernah !!


Frustasi Di Tempat Kerja? Jangan Pernah !! Semua orang pasti pernah merasa bosan, frustasi, dan lelah dalam menjalani bagian hidupnya. Ketika kecil dulu, begitu merasa permainan gundu itu berkembang menjadi curang dan membosankan, secara mudah kita akan memunguti gundu dan pergi. Itulah yang membedakan seorang dewasa dengan anak-anak: seorang dewasa harus lebih mampu mengendalikan impulsnya. Seorang dewasa tidak lagi punya kemewahan untuk meninggalkan gelanggang setiap saat yang diinginkannya.


Ketika kita merasa atasan tidak berlaku adil, apakah kita akan memberesi meja, pulang dan tidak muncul-muncul lagi ditempat kerja keesokan harinya? Mungkin tidak, karena si sulung mulai masuk SMA, butuh biaya ekstra. Cicilan rumah, baru setengah jalan. Kebutuhan hidup sehari-hari bukannya makin ringan, malah kian mencekik. Begitu banyak alasan lainyang sekaligus mengonfirmasikan bahwa kita sendiri ternyata tidak independen lagi.


Frustasi, lelah, bosan, perasaan tidak aman memang hal-hal yang bisa timbul dalam setiap situasi kerja. Kita frustasi karena masih saja terjadi penyimpangan terhadap rencana. Kita lelah karena ternyata harus bekerja 12 jam sehari. Tetapi bukankah situasi terburuk pun akan selalu ada akhirnya?

Jika Harapan Kian Menipis


Jika harapan untuk hidup lebih baik kian menipis, lalu apa yang akan kita lakukan? Diam dan berharap pihak lain memberikan yang lebih baik untuk kita, atau kita akan berusaha sendiri meningkatkan sejauh yang kita mau?


Hari demi hari kita melalui perjalanan hidup, dan tentu saja setelah sekian lama kita mampu menilai, akankah langkah yang selama ini akan meningkatkan kehidupan kita? Banyak dari kita takut dan akhirnya tidak pernah mencoba kehidupan yang baru dan mungkin lebih baik. Kebanyakan dari kita, jika kita sebagai karyawan sebuah perusahaan adalah akan berusaha meminta bahkan memaksa perusahaan tempat kita bekerja untuk memberi gaji seperti yang kita mau, kita ajukan seribusatu alasan bahwa kita berhak mendapatkan peningkatan penghasilan, tapi apakah akan berhasil? mungkin ya, tapi kebanyakan tidak.


Tapi berfikirlah kebalikannya, berfikir jika kita adalah pemilik perusahaan, akankah kita memberikan peningkatan penghasilan pada karyawan yang setelah sekian lama bekerja untuk kita dan usaha kita telah stabil? tidak.

Saturday, March 3, 2007

Titik Awal Yang Menyenangkan

Setelah beberapa kali mencoba menciptakan sebuah web log, dan beberapa kali berganti nama. Kali ini rasanya siap membuat blog yang lebih baik. Sebuah ekspresi seorang introvert menjadi extrovert walaupun mungkin tetap introvert karena di ceritakan pada blog.

Keinginan untuk membentuk sebuah relasi dengan banyak orang dari berbagai minat merupakan keinginan yang ada dibalik blog ini, maka bergabung dan membuat berbagai macam milis adalah sarana yang saat ini paling tepat di terjuni.

Terima kasih untuk google yang telah menyediakan ruang ini, entah bagaimana cara membalas budi baik mu.