Saturday, May 5, 2007

Pemecatan !! Saat Kita Tak Dibutuhkan Lagi




Pemecatan !!
Sebuah kejadian yang tentu saja tidak diharapkan oleh semua orang. Apalagi pemecatan ini terjadi pada banyak orang dari perusahaan yang sama dan profesi yang sama pula. Efek dari hal ini adalah penyerapan lanjutan terhadap tenaga kerja ini, akan sangat rendah, karena saat ini rekruitmen jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pelamar.

Dibawah sebuah kisah, yang diambil dari e-mail teman.


*Sarjana Nuklir Berjualan Es Krim** *

Oleh Dwi Bayu Radius

Pemutusan hubungan kerja saat ini menjadi momok yang sangat menakutkan.
Selain bisa terjadi kapan saja, pemutusan hubungan kerja juga bisa menimpa
siapa saja. Tidak peduli lulusan SMP, SMA, atau bahkan sarjana. Nasib baik
yang dulu memayungi dalam sekejap bisa berubah drastis, bahkan ada yang
terbalik menjadi tukang tambal ban dan pemulung.

Pengalaman getir ini harus dialami R Edy Haryatno Fitriyanto (41). Ketika PT
Dirgantara Indonesia (PT DI) di Bandung melakukan pemutusan hubungan kerja
(PHK) secara besar-besaran terhadap 6.551 karyawannya, Edy Haryatno
Fitriyanto termasuk di dalamnya.

Sarjana Teknik Nuklir Universitas Gadjah Mada ini tersingkir dari PT DI
tahun 2003. Protes dan unjuk rasa tak mampu mengubah keputusan
perusahaannya.

Berbagai usaha telah dicoba untuk menafkahi keluarganya, mulai dari beternak
kelinci, ayam, itik, berjualan rokok, dan keripik singkong. Namun, kerja
serabutan tersebut gagal atau tidak memuaskan. Akhirnya, dia memutuskan
untuk berjualan es krim di di pusat perbelanjaan Ramayana, Kota Cimahi, Jawa
Barat.

Edy, yang dulunya bekerja sebagai pemrogram dan pendesain di bagian
Engineering Research Development Center PT DI, harus menerima kenyataan ini.
Bukan hanya Edy yang membuka usaha ini. Sedikitnya ada tujuh orang mantan
karyawan PT DI yang berjualan es krim.

Profesi Edy yang dulu penuh dengan kesan teknologi canggih pun kini harus
berganti dengan pekerjaan sederhana. Hanya sekali-sekali dia dapat
mengaplikasikan ilmunya, seperti saat diminta menangani bidang teknologi
informasi di Badan Pengawasan Daerah Kota Sukabumi akhir tahun 2006.

Edy tak sendiri. Banyak mantan karyawan PT DI yang melakukan pekerjaan tak
sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Mereka harus bekerja serabutan demi
menyambung hidup.

Pendidikan tinggi dan pengalaman kerja seolah tak dihargai di negeri ini.
Tenaga-tenaga terlatih dan sangat langka yang dulu dididik di luar negeri
dengan biaya mahal kini tak diperhatikan negara.

*Jadi pemulung*

Dadang Supriatna (50), mantan karyawan PT DI lain, kini membuka warung kecil
meski pendapatannya tidak mencukupi kebutuhan keluarganya, hanya sekitar Rp
10.000-Rp 15.000 per hari. Warung itu menjual kopi, gula, terigu, sampo, dan
lain-lain. Sehari-hari, pendapatan Dadang harus ditopang oleh anaknya yang
menjadi pegawai perusahaan distributor komputer.

Meski sudah bekerja di PT DI selama sekitar 25 tahun, Dadang tetap kesulitan
memperoleh pekerjaan lain. Umur yang tak lagi muda dan kesulitan untuk
menyesuaikan diri dengan pekerjaan baru menjadi hambatan. Terakhir, dia
bekerja sebagai Kepala Bagian Change Management Department Engineering
Pesawat N-250.

Bersama rekan-rekan mantan pegawai lain dia sempat menjalankan usaha
pembuatan barang-barang pengeboran dari fiberglass. Entah mengapa, pesanan
dari konsumen terhenti setelah kejadian semburan lumpur panas Lapindo di
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Usaha tersebut hanya berlangsung selama
setahun, dan Dadang kini terpaksa membuka usaha warung.

Mantan pegawai PT DI lain yang sekompleks perumahan dengan Dadang di Melong
Green Garden, Kota Cimahi, ada yang berjualan gorengan, nasi kuning, atau
nasi goreng. Padahal, sebagian besar karyawan PT DI merupakan tenaga
terlatih dan banyak di antaranya menjalani pendidikan di luar negeri.

Di antara mantan karyawan PT DI lainnya, banyak yang menjalani kehidupan
memprihatinkan, seperti menjadi tukang parkir atau tukang tambal ban.
Bahkan, nasib buruk dialami seorang mantan karyawan yang sekompleks dengan
Dadang, dia menjadi pemulung. Rekannya itu dulu bekerja di bagian Quality
Assurance PT DI, bertugas memeriksa komponen pesawat terbang sebelum
dioperasikan.

No comments:

Post a Comment

You're welcome, drop your comments here...

Note: Only a member of this blog may post a comment.