Monday, July 23, 2007

Trick, Deceit, Fraud. (Post 2 of 2)

Dua pengamen cilik bermain di Bundaran Hotel Indonesia.

Berbeda dengan Watini yang hidupnya terasa masih gelap, Jaya justru baru saja mendapat pencerahan. Sekitar dua tahun lalu, ia dan kelompok pengamennya didatangi Natalie Erin, orang Kanada yang sering membantu anak-anak jalanan.
Jaya diajak tinggal di yayasan milik Natalie dan diajari kehidupan ala "rumahan" dan bersekolah. Jaya kini sudah terbiasa mandi rutin, tidur malam, bahkan kursus montir mobil dan belajar bahasa Inggris. "I am seventeen years old, you can call Jaya," katanya memamerkan kemampuan barunya. Ia baru saja menyelesaikan kursus bahasa Inggris tingkat elementary II. Semua kursus keterampilan dan kejar paket setara pendidikan formal dibiayai oleh yayasan. Bersamanya ada sekitar 15 anak jalanan lain yang turut aktif di yayasan.
Jaya tidak meninggalkan pekerjaan rutinnya sebagai pengamen. Namun, kini ia memiliki kesibukan baru, yaitu menjadi pemimpin redaksi (pemred). Ya, Pemred Dekkil Pos, buletin bulanan empat halaman yang digawangi oleh anak-anak jalanan di Jakarta Center for Street Children (JCSC). Di Dekkil Pos, Jaya sebagai pemred dibantu Wito sebagai redaktur, dan Dani, Alan, Ijul, serta Yanto sebagai reporter. Perkara tulis-menulis layaknya wartawan ini sudah dilakoni kelompok remaja jalanan ini sejak Januari 2006. Dalam buletin ini muncul cerita keseharian anak-anak jalanan, seperti kebiasaan merokok bersama-sama, satu batang diisap bergilir menandakan persahabatan dalam satu kelompok tertentu. Rata-rata dalam satu hari, berdasarkan survei Dekkil Pos, setiap anak dapat merokok satu hingga 12 batang per hari. Bukan cuma masalah rokok, dalam tulisan tim Dekkil Pos terungkap betapa tanpa pendidikan, buta huruf yang menjangkiti sebagian besar anak jalanan menyebabkan mereka tidak mengerti arti hidup sehat. Setiap penghuni tetap jalanan dari bayi hingga orang tua rata-rata terkena penyakit gatal-gatal. Solusi sementara saat ini adalah membiarkan mereka dengan profesinya masing-masing. Namun, ada pendampingan, yaitu berupa sekolah nonformal mengikuti pola harian mereka yang tidak terjadwal.
Sumber di kutip dari sini

No comments:

Post a Comment

You're welcome, drop your comments here...

Note: Only a member of this blog may post a comment.