Wednesday, August 20, 2008

Sad Ending

Saya sebetulnya suka jika film berakhir sedih. Penjahat yang tidak tertangkap polisi, percintaan yang gagal, Super Hero yang akhirnya berhasil dikalahkan lawannya.

Maka dengan alasan itu, saya sangat suka film Runaway Bride, My Best Friend Wedding, dan terakhir adalah From Bandung With Love, Sebuah film Indonesia yang bercerita penghianatan yang disesalinya sejenak, kemudian hidup biasa lagi.

Maka ketika Film Beauty and The Beast dikisahkan mereka bersatu, bagi saya itu adalah sebuah Sad Ending bukan Happy Ending, Kenapa? Karena sebetulnya si Beauty mencintai The Beast ketika sedang menjadi The Beast bukan lelaki normal yang menjadi jelmaan berikutnya.

Terakhir yang saya fikir Sad Ending lagi adalah film Enchanted. Dalam film itu dikisahkan akhirnya Gisele menikah dengan pria "biasa", bukannya menikah dengan pangeran dari kerajaan Andalusia.

Dalam kehidupan normal apakah saya menyukai sad ending? Tentu tidak. Tidak mungkin rasanya bisa menikmati sesuatu yang selalu sedih, juga selalu senang. Seperti halnya menonton sebuah film dibioskop, Skenario hidup sudah dibuat, tinggal bagaimana kita menjalani hidup bagaikan lembar demi lembar rol film diputar, hingga potongan film terakhir. Di satu dua lembar film ada gores atau cacat jangan sampai jadi penyebab terputusnya cerita itu sendiri.

Ah cerita sedih. Tak mungkin menceritakannya di sini. Biasanya cerita sedih itu hanya terulur dalam fikiran sendiri. Terentang dalam benak. Dan terurai kemudian menguap seiring waktu berjalan. Tak mudah menceritakannya pada orang lain. Tak ada yang bisa dipercaya, menurut ajaran dari film-film mafia semisal God Father.

Cerita sedih tentang kisah cinta? Apalagi itu. Bagiku cinta adalah sebuah rahasia terbesar dalam hidup, entah sedih atau senang. Jangan harap dapat cerita cinta di sini. Lebih baik menengok curhatnya maia estianti di blognya kalau mau tau apa itu cerita cinta. Atau baca saja novel cinta idealis a la Kang Abik.

Maka ketika putri kupu-kupu bersayap ungu terduduk sedih, menatap kosong, tangan terjuntai tak terpedulikan. Air mata mungkin mengalir, antara air mata sedih dan marah silih berganti. Akupun bersedih. Wahai putri kupu-kupu bersayap ungu, tersenyumlah aku akan selalu ada bersamamu. Aku bisa ada di depanmu untuk menunjukanmu arah atau aku bisa saja dibelakangmu untuk mendukungmu, bisa juga aku berada di sampingmu yang akan menemanimu seiring langkah kaki mungilmu.

1 comment:

  1. sependapat dengan penulis, menyukai akhir dari sebuah cerita adalah sad ending.
    perjalanan hidup yang berakhir dengan sad ending akan menjadi pelajaran bagi setiap orang belajar untuk mempertahankan hidupnya, tidak terbuai seperti lantunan music yang melenakan.
    Dan setiap orang akan mengukir cerita sendiri, pastinya akan selalu berbekas dalam hati baik yang menyenangkan atau menyedihkan. Hanya diri sendiri yang tau.Tidak ada orang yang mengetahui.

    ReplyDelete

You're welcome, drop your comments here...

Note: Only a member of this blog may post a comment.