Saturday, September 6, 2008

Flexibility

Fleksibilitas seringkali membuat kita lebih efektif dalam banyak hal. Tapi ini bukan berarti kita menyerah akan keteguhan pendapat kita, tetapi lebih sekedar mempertimbangkan apa yang kita lihat dan dengar dari pihak lain. Menjadi fleksibel dalam berinteraksi dengan pihak lain seringkali menambah pengetahuan dan ini membantu membentuk pengembangan diri. Dalam hubungannya dengan pekerjaan, fleksibilitas seringkali meningkatkan harmonisasi dalam saling memahami berbagai ide, perilaku dan hal-hal lainnya. Pengalaman akan hal ini memberikan kesempatan kepada seseorang untuk dapat merasakan titik pandang pihak lain. Jika titik pandang pihak lain sesuai dengan apa yang kita sukai, kita bias mengadaptasinya dengan cara kita. Mungkin fleksibilitas ini membutuhkan beberapa hal lainnya untuk menjadikan kita merasakan hadirnya ide-ide baru, perilaku baru atau yang lainnya. Meningkatkan keterbukaan pemikiran membantu menentukan apakah hal-hal baru itu dapat berasimilasi dengan pikiran-pikiran kita yang sudah ada sebelumnya. Dan perlu diingat kita harus bias menentukan dapat kita terima ide baru itu atau kita lupakan saja, semua terserah kita, tapi satu hal setidaknya kita tidak menutup diri akan ide lain sebelum ide itu kita lihat atau dengar.

Sebuah contoh di sini bisa kita ambil. Entah kapan kita mungkin pernah ditawari makanan yang belum pernah kita coba sebelumnya. Saat kita pertama kali mencobanya, kita mungkin merasa menyukainya karena rasanya mirip dengan sebuah makanan yang pernah kita coba sebelumnya, sesuatu yang biasa kita nikmati. Tetapi ketika kita mencoba makanan itu, dan rasanya sama sekali baru dan belum pernah mencobanya, mungkin reaksi kita adalah menyukainya, tidak menyukainya, atau netral. Netral membuat kita membuka diri pada suatu pilihan, kita akan mencobanya lagi di waktu yang akan datang, atau sebaliknya. Di lain hal, kita sudah mempelajari satu hal, dan pelajaran ini tidak pernah akan kita terima, jika kita tidak pernah menerima tantangan untuk mencoba sesuatu yang baru.

Saya teringat, ketika suatu kali saya selalu menolak makan tertentu, karena apa yang pertamakali saya rasakan makanan itu memiliki aroma yang tidak saya sukai. Beberapa tahun kemudian, teman-teman mengajak mencoba lagi makanan tersebut, dan ketika saya mencobanya, kali ini saya dapat menerimanya, bahkan merasakan nikmat. Hal ini jauh sekali dengan pengalaman saya sebelumnya. Jadi melalui fleksibilitas, pemikiran dan pengalaman saya menjadi berubah.

Seringkali seseorang yang tidak memiliki fleksibilitas dalam pemikirannya, tidak cocok untuk menjadi seorang pemimpin pada sebuah bisnis atau industri, atau pada berbagai bidang posisi supervisory dimana kesuksesan tergantung pada kerjasama team. Seseorang datang dengan berbagai karakter, dan untuk menciptakan harmony dan kerjasama, hal terbaik uantuk dilakukan adalah membuka pikiran akan berbagai pendapat terhadap usulan terbaik dari masing-masing bagian team. Mengapa tidak mencoba hal yang baru? Cobalah bergabung dengan kelompok yang berbeda dengan karakter kita. Perhatikan apa yang terjadi pada personality anda akibat dari kemampuan penyerapan akan ide baru, perilaku baru dan semua hal yang diakibatkan dari bergabungnya dengan kelompok baru tersebut.

No comments:

Post a Comment

You're welcome, drop your comments here...

Note: Only a member of this blog may post a comment.