Saturday, June 7, 2008

Aku & Mimpiku : "Pemilik Agen Koran"

Di sebuah kota kecil di Jawa Barat, di pinggir jalan utama, di sebuah kios penjual koran, seorang pria kira-kira berumur 45 tahun, duduk menunggui dagangannya sambil membaca majalah kegemarannya.

Saat berkunjung, aku biasanya menyapanya, lalu menyalaminya dan menanyakan kabarnya. Jawaban akrab dengan senyum ramah ia menjawab dan balas menanyakan kabarku. Setelah itu aku dipersilahkannya melihat-lihat majalah atau koran yang aku sukai, dan ia melanjutkan bacaanya atau sibuk melayani pelanggannya atau penjual koran keliling yang berada dibawah ”asuhannya” yang ingin menyetor atau mengambil dagangan.

Ternyata tidak hanya orang-orang sukses dalam skala besar yang bisa menginspirasiku. Seperti bapak tadi menginspirasiku, suatu saat nanti, di masa pensiunku aku memiliki usaha agen koran. Lebih tepatnya bukan tempat usaha saja tapi tempat rekreasiku kelak.

Aku berharap masa pensiunku nanti tidak terlalu sibuk. Aku berharap ”tabunganku” cukup untuk menapaki masa pensiun dengan sang istri nanti, hingga sang kuasa memanggil kami.

Maka, satu dua usaha saja sudah cukup. Dan satu diantaranya adalah agen koran. Yang aku bayangkan adalah aku punya beberapa karyawan yang menerima kiriman koran dan majalah di pagi buta, mereka menatanya atau menditribusikannya kepada agen yang lebih kecil atau kepada penjual koran keliling, lalu aku dan istriku baru bergabung selepas shalat subuh dan sarapan.

Aku tidak akan memilih terjun bersama bagian distrubsi. Aku ingin bergabung dengan bagian penunggu kios yang menjual langsung koran dan majalah pada tangan pembaca. Sehingga aku bisa menunggui pembeli sambil membaca majalah reader’s digest atau majalah intisari, dua majalah kegemaranku. Sekali-kali bolehlah membaca komik Tom & Jerry atau Donald Duck, sehingga aku bisa tersenyum bahkan tertawa memperlihatkan gigiku yang mulai memiliki interval, berjarak satu sama lain.

Di sini aku juga bisa berinteraksi dengan pembeli, tidak hanya anak-anak SMA cantik yang membeli majalah remaja berhadiah poster artis idolanya tapi juga dengan politikus yang mencari bahan kampanye bermutu - tanpa mengobral janji, anggota polisi yang membeli koran kriminal - untuk segera menangkap pelakunya, anggota TNI yang membeli majalah strategi bertempur – agar menjadi prajurit unggulan, guru yang ingin meningkatkan pengetahuannya – agar muridnya bertambah cerdas, khatib yang mencari bahan khutbah untuk shalat jumat yang akan datang – agar jamaah menerapkan aturan agama secara benar atau pegawai negeri yang ingin mencari cara efektif dan efisien mengabdi pada masyarakat, tanpa korupsi.

Atau paling sial, aku bisa bertemu pembeli koran masak-memasak yang dulu pacarku. Entah memang berniat membeli koran atau berpura-pura membeli koran sekedar ingin bertemu dengan aku, bekas pacarnya yang dulu tampan, baik budi dan tidak sombong, jagoan lagi pula pintar. Nakal.

No comments:

Post a Comment

You're welcome, drop your comments here...

Note: Only a member of this blog may post a comment.